Afandi, Warga Batang yang Minta Disuntik Mati karena Penyakit Mag

Konten Media Partner
14 September 2018 16:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Batang, Wihaji, menjenguk Afandi (Foto: Dok. Humas Pemkab Batang)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Batang, Wihaji, menjenguk Afandi (Foto: Dok. Humas Pemkab Batang)
ADVERTISEMENT
BATANG - Afandi meminta disuntik mati. Pria berusia 48 tahun itu sudah mengirimkan permohonan ke Kejaksaan Negeri Batang dan ke Kejaksaan Tinggi Negeri Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Afandi yang tinggal di Desa Timbang, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, itu menderita penyakit mag.
"Saya meminta agar disuntik mati saja. Dengan kondisi sakit-sakitan selama belasan tahun seperti ini saya sudah enggak kuat lagi," ucap Afandi, Jumat (14/9).
Afandi frustasi karena penyakit lambung itu. Pada 2017, ia membuat surat permohonan suntik mati ke kejaksaan.
"Tahun 2017, saya menyurati Kejari Batang dan Kejati Jawa Tengah meminta permohonan suntik mati. Namun sampai saat ini belum ada jawaban," kata dia.
Istri Afandi, Salehati, mengaku tidak bisa berbuat banyak. Hidupnya bergantung dari bantuan dan belas kasih saudara serta tetangganya.
Salehati berharap pemerintah setempat untuk bisa membantu biaya pengobatan sekaligus meringankan beban hidup keluarganya yang semakin berat.
ADVERTISEMENT
"Apalagi saat ini saya masih ada tanggungan dua anak yang masih duduk di bangku sekolah," ujarnya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, dr. Hidayah Basbhet, awalnya Afandi hanya mengalami sakit mag kronis. Hal itu terlihat dari rekam medisnya hasil USG dan foto endoskopi.
"Jadi dari hasil rekam medis, kami berkesimpulan Afandi sakit mag kronis tapi lebih pada psikis karena tidak kunjung sembuh," tutur Hidayah.
Menurut Hidayah, selama empat tahun ini Afandi tidak mau minum obat dari dokter dan hanya berobat ke alternatif sehingga kondisinya semakin memburuk sampai mengganggu psikisnya.
"Oleh karena itu, kami akan merujuk ia ke rumah sakit agar ada penanganan intensif dari dokter. Kami akan konsultasikan dengan dokter apakah perlu juga mendapatkan perawatan psikisnya dengan dokter jiwa," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Muhammad Irsyam Faiz