Masjid dan Gereja yang Tetap Kokoh Diterjang Tsunami Palu

11 Oktober 2018 10:36 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Bab Al-Rahman, Palu (Foto: Antara/Foto)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Bab Al-Rahman, Palu (Foto: Antara/Foto)
ADVERTISEMENT
Senja di pengujung bulan September 2018 berujung duka bagi warga Palu dan sekitarnya. Jumat (28/9) pukul 17.02 Wita, gempa berkekuatan 7,4 magnitudo disusul tsunami setinggi lebih dari 2 meter menghantam ibu kota Sulawesi Tengah dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Tanah terbelah, bangunan luluh lantak, dan ribuan korban berjatuhan. Banyak warga yang mengaku masih kehilangan keluarga hingga kini. Belum lagi fenomena likuefaksi yang menyebabkan kawasan Petobo, Balaroa, dan Jono Oge, raib ‘ditelan’ lumpur.
Masjid Al Amin masih kokoh berdiri setelah dihantam tsunami. (Foto: Mirsan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Amin masih kokoh berdiri setelah dihantam tsunami. (Foto: Mirsan/kumparan)
Berdasarkan data BNPB, ada lebih dari 60 ribu bangunan yang runtuh akibat gempa di wilayah yang dilintasi Sesar Palu-Koro tersebut. Dari puluhan ribu bangunan yang runtuh itu ada sejumlah tempat ibadah yang masih berdiri kokoh. Yakni masjid Ar-Rahman, masjid Babul Jannah, dan masjid Al-Amin, yang terletak di Donggala, serta Masjid Terapung Arwam Bab Al-Rahman, dan Gereja International Full Gospel Fellowship (IFGF) di Palu.
Tempat-tempat ibadah ini memiliki bentuk dan usia yang berbeda. Seperti masjid Al-Amin yang telah berusia ratusan tahun, sedangkan masjid Bab Al-Rahman dan Gereja IFGF belum genap sepuluh tahun berdiri. Namun posisi kelimanya mirip, yakni sama-sama dibangun di pantai atau bibir pantai.
Gereja IFGF di Palu tak roboh usai diterjang tsunami. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gereja IFGF di Palu tak roboh usai diterjang tsunami. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Lantas apa yang menyebabkan tempat-tempat ibadah ini masih kuat berdiri sedangkan bangunan lain di sekitarnya runtuh? kumparan mewawancarai sejumlah pihak seperti ahli konstruksi, arsitektur tradisional dan arkeolog yang menguasai Palu dan sekitarnya. Tak ketinggalan para marbot, pengurus gereja, dan sejumlah warga yang menyaksikan peristiwa tersebut juga turut berbagi pengalaman tak terlupakan itu.
ADVERTISEMENT
Simak selengkapnya konten spesial dalam topik Yang Kokoh Diterjang Tsunami.