news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mereka yang Terkena Imbas Melonjaknya Harga Beras

13 Januari 2018 19:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warteg Timbul Jaya Kemang Dalam (Foto: Warteg Timbul Jaya Kemang Dalam)
zoom-in-whitePerbesar
Warteg Timbul Jaya Kemang Dalam (Foto: Warteg Timbul Jaya Kemang Dalam)
ADVERTISEMENT
Harga beras medium atau kualitas sedang melonjak hingga Rp 11.000/kg pada awal tahun ini, sebelumnya harga beras jenis medium dipatok di kisaran Rp 9.000-Rp 9.400/kg. Harga beras medium saat ini jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah Rp 9.450/kg.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, salah satu pemilik Warteg di Kemang, Jakarta Selatan, Kertojoyo mengaku tidak menaikkan harga jual nasinya meskipun harga beras naik.
Warteg Timbul Jaya Kemang Dalam (Foto:  Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warteg Timbul Jaya Kemang Dalam (Foto: Abdul Latif/kumparan)
"Iya biasa (enggak menaikkan harga)," kata dia saat ditemui kumparan (kumparan.com), di lokasi, Sabtu (13/1).
Pria yang sudah 30 tahun berjualan nasi warteg tersebut mengatakan, tidak mengurangi porsi nasinya. Imbasnya, keuntungan yang ia peroleh menjadi lebih sedikit. Dia mengaku tak masalah asal jualannya tetap laku.
“Porsi juga tetap soalnya saya sudah lama sih yang penting sedikit asal lancar,” katanya.
RM Padang Kubang Indah, Pejaten. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
RM Padang Kubang Indah, Pejaten. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Dia menyebutkan, untuk seporsi nasi warteg dengan lauk tahu dan tempe beserta teh panas dihargai Rp 14.000. Setiap harinya, ia menghabiskan sekarung beras sampai dua karung beras. Harganya mencapai Rp 650.000-Rp 700.000 per karung.
ADVERTISEMENT
Sementara di Warteg lainnya juga menerapkan hal yang sama, tidak menaikkan harga jual nasinya meski harga beras naik. Hal tersebut diakui Atuh, seorang pedagang Warteg di Kemang Tengah, Jakarta Selatan.
"Paling untungnya agak tipis, jadi separuh gitu karena kenaikan harga beras," ucap dia.
RM Padang Kubang Indah, Pejaten. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
RM Padang Kubang Indah, Pejaten. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Hal ini senada dengan Buyung, seorang pemilik Warung Masakan Padang di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan. Ia mengaku memangkas keuntungannya untuk tetap bisa menjual harga masakannya dengan harga lama meskipun harga beras naik.
“Sekarang kan risiko diambil sendiri sama pengusahanya ya, biasa sepuluh sekarang jadi delapan dengan harapan bisa stabil lagi, soalnya kalau kita langsung naikin harga ke pelanggan risikonya lebih besar daripada kita menanggung risiko,” ungkapnya.
Kenaikan beras ini ia rasakan sejak akhir tahun lalu. Menurutnya, saat ini pengusaha warung makanan hanya bisa berharap agar pemerintah bisa menstabilkan harga beras kembali.
ADVERTISEMENT
“Iya berharap turun tapi mau impor mau kagak terserah, udah pasti rakyat kecil yang nanggung,” pungkasnya.