Momok Kompetisi Indonesia Itu Bernama Kick-off

22 Februari 2018 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persija juara Piala Presiden (Foto: Dok. Media Persija)
zoom-in-whitePerbesar
Persija juara Piala Presiden (Foto: Dok. Media Persija)
ADVERTISEMENT
Jadwal sepak mula kompetisi masih menjadi penyakit yang melekat di sepak bola Indonesia. Teraktual, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tak akan mengizinkan Liga 1 2018 dimulai sebelum PT Liga Indonesia Baru (LIB), selalu operator liga, melunasi utang kepada para klub. Apa yang diucapkan PSSI seakan mengisyaratkan bahwa kick-off akan kembali diundur.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, PT LIB merencanakan kick-off digelar pada 3 Maret 2018. Akan tetapi, karena masih ada turnamen pramusim Piala Gubernur Kaltim jadwal dimundurkan selama satu pekan. Anehnya, jadwal kick-off yang berseliweran di media nampak tak sampai ke telinga klub peserta.
Dengan nada bercanda, pelatih PSM Makassar, Rene Robert Alberts, malah menanyakan kepada wartawan terkait jadwal Liga 1 2018.
“Bulan Februari sisa beberapa hari, tapi semua klub belum menerima kabar kepastian liga dimulai. Apakah kalian ada yang tahu?,” selorohnya.
Tentu saja, jadwal yang terus diundur ini akan menyulut kekecewaan klub peserta lainnya. Karena akan menyulitkan pelatih menyusun program untuk satu musim. Selain itu, klub peserta dipaksa mengeluarkan dana operasional yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, pengunduran jadwal sepak mula tak lepas dari masalah yang merubunginya. Dari mulai izin pihak keamanan hingga persoalan verifikasi yang sangat akrab di sepak bola Indonesia. Dan, itu semua sudah terjadi sejak musim 2008/2009 ketika kompetisi di Indonesia berganti jubah menjadi Indonesia Super League (ISL).
Permasalahan yang hadir pada musim pertama ISL ialah jumlah peserta yang masih samar-samar. Pasalnya, dua dari 18 klub teratas Divisi Utama Liga Indonesia 2007, Persiter Ternate dan Persmin Minahasa, tak memenuhi lima aspek verifikasi yang ditetapkan oleh Badan Liga Indonesia (BLI).
Untuk menyudahi masalah tersebut, BLI melakukan verifikasi kepada tujuh klub lain. Alhasil, PKT Bontang dan PSIS Semarang berhak berlaga di ISL. Setelah masalah tersebut selesai, kompetisi dapat digelar.
ADVERTISEMENT
Namun, setelah putaran pertama selesai dan kompetisi diistirahatkan. Jadwal sepak mula putaran kedua kembali ditunda, dari 4 Januari menjadi 24 Januari. Penundaan ini tak lepas dari keputusan PSSI untuk memberikan waktu kepada Tim Nasional (Timnas) mempersiapkan diri jelang kualifikasi Piala Asia 2011.
Jadwal sepak mula yang tak jelas kembali terjadi di musim 2009/2010. Pesta politik yang sedang berlangsung di Indonesia menjadi penyebabnya. Pihak keamanan meyarankan kompetisi dihelat usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2009.
Kendati demikian, sepak mula kompetisi digelar pada 11 Oktober 2009. Pada musim tersebut, jadwal kompetisi beberapa kali terganggu oleh pemusatan latihan Timnas Indonesia guna menyambut Pra Piala Asia 2011.
Memasuki musim 2010/2011, polemik yang muncul semakin rumit. Sebelum kompetisi dimulai, PSSI lebih dulu membenahi klub peserta dengan menerapkan persyaratan verifikasi dari Federasi Sepak Bola Asia (AFC) dari mulai insfrastruktur hingga finansial. Hal ini dilakukan demi menjaga jatah Indonesia berlaga di Liga Champions Asia.
ADVERTISEMENT
Saat melakukan verifikasi, terdapat lima klub yang bermasalah dengan insfrastruktur, seperti PSM, Persiwa Wamena, Persiba Balikpapan, Persibo Bojonegoro, dan PSPS Pekanbaru. Selain itu, perizinan menjadi kendala selanjutnya yang mesti dilalui. Pasalnya, beberapa daerah, seperti Karawang, Bontang, dan Samarinda tengah menghelat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) saat itu.
Oleh karenanya, jadwal sepak mula diundur dari 18 September menjadi 26 September. Lalu, jadwal kompetisi pun terganggu karena Piala AFF 2010, kompetisi dihentikan untuk beberapa waktu, yang memaksa putaran pertama selesai pada Februari 2011.
Beda cerita di musim 2011/2012. Terlepas dari dualisme yang terjadi menyusul munculnya Indonesia Premier League (IPL) yang menjadi liga tandingan ISL, kompetisi Indonesia lagi-lagi berhadapan dengan jadwal padat saat Timnas Indonesia akan berlaga melawan Qatar. Agar pemain fokus pada laga tersebut, jadwal sepak mula kompetisi diundur menjadi 15 Oktober.
ADVERTISEMENT
Musim selanjutnya, masalah dualisme mulai memuncak. Hal ini memaksa sepak mula kedua liga (ISL dan IPL) harus diundur hingga Kongres PSSI dilakukan. Maka dari itu, jadwal sepak mula ISL yang sedianya dilakukan pada awal November 2012 harus molor sekitar dua bulan, yang membuat Kick-off kompetisi dilakukan pada 5 Januari.
Setelah masalah dualisme selesai, masalah jadwal sepak mula kompetisi tak lantas usai. Dengan menggunakan format dua wilayah dan mengikutsertakan 22 klub pada musim 2013/2014, PSSI kembali dihadapkan oleh masalah verifikasi klub peserta yang bermasalah.
Klub yang tak lolos verifikasi saat itu ialah Pro Duta FC, Perseman Manokwari, dan Persepar Palangkaraya. Untuk itu, PSSI memberikan waktu tenggat satu pekan kepada klub tersebut untuk melakukan banding. Yang memaksa jadwal sepak mula diundur dari pekan terakhir Januari 2014 menjadi 1 Februari 2014.
ADVERTISEMENT
Yang tak terlupakan tentu musim 2015. PT Liga Indonesia (LI) selaku penyelenggara tak dapat restu menggelar kompetisi oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) karena klub peserta tak dapat memenuhi syarat yang sudah ditetapkan BOPI seperti NPWP, SIUPP, legalitas klub, laporan pajak, pembinaan usia muda, kontrak pemain dan pelatih serta persoalan infrastruktur.
Mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla  (Foto: www.ligaindonesia.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla (Foto: www.ligaindonesia.co.id)
Sepak mula yang akan dilakukan pada 20 Februari 2015 terus diundur. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengatakan, PT LI dan klub peserta belum memenuhi standar regulasi FIFA, AFC maupun Undang-Undang tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
BOPI terus memberi tenggat waktu, tetapi PT LI tak kunjung memenuhinya. Dan, pada 17 April 2015, kompetisi batal dihelat setelah FIFA menjatuhkan hukuman kepada PSSI.
ADVERTISEMENT
Ketika masih dalam hukuman, PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) membuat satu kompetisi dengan tajuk Indonesia Soccer Championship. Kendati bukan kompetisi yang diakui oleh AFC dan FIFA, jadwal sepak mula tetap saja menjadi masalah yang tak bisa dilepaskan. Lagi-lagi, kelengkapan syarat yang diajukan BOPI menjadi pangkal masalah.
Sepak mula yang akan dilakukan pada 16 April pun harus diundur menjadi 25 April, dan akhirnya kompetisi bergulir pada 29 April. Setelah mendapat banyak pembelajaran dari masalah sepak mula dari musim 2008, tak lantas membuat kompetisi resmi Indonesia berjalan mulus pada musim 2017.
Perayaan juara Bhayangkara FC. (Foto: Dok. Media Bhayangkara)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan juara Bhayangkara FC. (Foto: Dok. Media Bhayangkara)
Usai hukuman FIFA dicabut dan PSSI menggelar kongres untuk membenahi sepak bola Indonesia. Kompetisi pun berubah dari ISL menjadi Liga 1. Perubahan nama ini tak lantas membuat masalah jadwal sepak mula berakhir begitu saja.
ADVERTISEMENT
Selain belum memutuskan sosok yang dinilai kompeten di PT LIB, hingga pekan keempat sebelum kick-off dilangsungkan, PSSI belum memastikan jadwal pertandingan klub-klub peserta. Dua masalah tersebut yang kemudian memaksa jadwal sepak mula, yang rencana awal dilakukan 26 Maret, digelar pada 15 April.
Tak kunjung selesainya masalah jadwal sepak mula seakan menggambarkan bila kompetisi sepak bola di Indonesia terus berjalan di tempat. Maka tak heran, saat ini, kompetisi di Indonesia harus bertengger di peringkat keenam Asia Tenggara.