news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Najelaa Shihab: Karena Semua Orang Murid, Semua Orang Guru

Arif Utama
just like cactus jack, i quit.
Konten dari Pengguna
14 November 2017 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arif Utama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Najelaa Shihab: Karena Semua Orang Murid, Semua Orang Guru
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Angka literasi di Indonesia, saat ini, memang memprihatinkan. Berdasarkan data dari UNESCO tahun lalu, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara perihal minat membaca. Kondisi ini, jelas membuat siapapun prihatin. Termasuk Najelaa Shihab, yang merupakan Pendiri Sekolah Cikal yang kini telah memiliki 10 sekolah.
ADVERTISEMENT
“Ketinggalan kita jika dibandingkan dengan Negara maju ada 120 poin. Kita dibandingkan Singapura baru 120 tahun lagi baru bisa sampai. Dengan asumsi Singapura tak jadi lebih baik. Hopeless gak?” jelasnya kepada kumparan (kumparan.com) Selasa (14/11/2017).
Tentu ada anggapan umum bahwa permasalahan ini ada di kualitas dan kuantitas tenaga pendidikan kita. Pertanyaannya, apakah permasalah tersebut hanya semudah itu? Menurut Najelaa, permasalahannya tak pernah semudah itu.
Menurut Najelaa, ada dua hal yang salah kaprah dalam pendidikan kita. Pertama, simplifikasi permasalahan. Memang makin banyak masyarakat Indonesia yang kini mengecap bangku sekolah. Namun, ada aspek lainnya yang kerapkali diabaikan oleh masyarakat Indonesia.
“Kalau bicara pendidikan, karena saya suka sedih, sih. Karena jika dibilang soal pendidikan, Indonesia itu tuh, gawat darurat. Parah-separah-parahnya. Belum untuk semua dan setiap anak. Kalau bicara akses, angka di sekolah itu makin baik. Namun kalau kita tingkat drop out, kalau bicara soal mereka yang masuk lalu keluar, itu angkanya tinggi sekali,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, masalah miskonsepsi pendidikan di Indonesia itu sendiri. Selama ini, masalah pendidikan selalu diemban oleh tenaga pendidik bagi orang tua murid. Padahal pendidikan tak hanya didapat dari faktor sekolah saja. Namun persoalan lingkungan dan teman-temannya juga mempengaruhi.
“Karena kami di pendidikan itu selalu disalahkan. Masalah korupsi salah siapa? Karena pendidik kami tak dibiasakan memiliki integritas? Radikalisme? Yaudah, salahin aja kita terus,” jelasnya.
Sehingga atas hal tersebut, Najelaa mengajak masyarakat Indonesia untuk turut ikut andil dalam pendidikan kita semua.Najelaa, yang juga mendirikan Kampus Guru Cikal, Islamedu, Keluarga Kita, dan masih banyak lagi non-government organization yang ia dirikan soal pendidikan ini, menjelaskan bahwa di tangan kita semua ada perubahan yang kita nanti-nantikan. Sehingga perlu sinergi dari masyarakat untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
“Karena semua orang murid, semua orang guru,” tandasnya.