Opening Ceremony Asian Games 2018: Dana Terbatas vs Kreativitas

19 Agustus 2018 10:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi pada acara opening ceremony Asian Games 2018. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi pada acara opening ceremony Asian Games 2018. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Opening ceremony (upacara pembukaan) Asian Games 2018 memukau publik, terutama bangsa Asia. Sekitar 12 ribu kembang api dinyalakan sepanjang acara, membuat langit Ibu Kota Jakarta pada Sabtu (18/8/2018) malam WIB menjadi berwarna.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik kemeriahan dan kemegahan acara, Creative Director Opening Ceremony dari Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC), Wishnutama, mengungkap perjuangan berat karena anggaran yang terbatas.
Dana yang disiapkan untuk upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, adalah 47 juta dolar Amerika Serikat (AS) alias sekitar Rp 685 miliar. Angka tersebut sudah merupakan efisiensi dari budget awal 50 juta dolar AS.
Sebagai perbandingan, untuk biaya pembukaan saja, Olimpiade London 2012 menghabiskan dana 41 juta dolar AS (sekitar Rp 597 miliar), Olimpiade Brasil 2016 memakan dana 20 juta dolar AS (sekitar Rp 300 miliar), dan Olimpiade Beijing 2008 lebih spektakuler dengan anggaran 100 juta dolar AS (sekitar Rp 1,4 triliun).
ADVERTISEMENT
Seusai acara, Wishnutama mengatakan dengan dana terbatas untuk dua upacara tersebut, timnya harus memutar otak tanpa terhalang masalah biaya. Salah satu hasilnya, gunung api nan gagah dan indah itu lahir karena keterbatasan. Loh, kok bisa?
"Stadion GBK dibangun tahun 1962, untuk olahraga. Jadi, lighting, crane, dan sling harus digantung dan semua properti bisa digantung di atap stadion. Tapi kami tidak bisa melakukan itu karena biaya besar, konsep indoor budget malah empat kali lipat," ungkap Wishnutama saat jumpa pers.
"Jadi, kami mesti bikin objeknya mendekat (ke panggung), akhirnya di samping panggung, kami buat mendatar tapi bisa naik ke atas. Dibuatlah konsep gunung (untuk menutupi belakang panggung)," katanya menambahkan.
Alokasi pun dilakukan, termasuk menekan biaya produksi dengan memboyong sekitar 80 mesin jahit ke SUGBK dan membuat 'pabrik' kostum dadakan untuk mengurangi biaya transportasi dan tenaga.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, konsep panggung dengan ukuran panjang 135 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 26 meter yang dipercantik maksimal dengan suguhan 12.775 tanaman dan bunga serta air terjun dengan menggunakan 140.000 liter air.
Hasilnya, puja-puji pun dituai, termasuk dari publik Korea Selatan selaku tuan rumah Asian Games 2014 di Incheon.
Terakhir, Wishnutama berharap pembukaan Asian Games 2018 menjadi pengalaman berharga bagi anak bangsa. Dengan dipantau konsultan asal Amerika, FiveCurrents, pertukaran wawasan pun menjadi warisan yang hebat untuk Indonesia.
"Ini bagus untuk proses. Waktu persiapan 1 tahun, logika entertainment untuk produk sebesar ini tidak masuk akal. Tapi kami tetap berusaha maksimal dengan cita-cita bersama," katanya.
"Saya juga pantau terus setiap hari, jadi (perjuangan) memang luar biasa. Alhamdulillah bisa dilalui bersama lewat dukungan semua pihak," pungkas Wishnutama.
ADVERTISEMENT