news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pandangan Dua Pelatih Timnas Indonesia soal Pelatnas Jangka Panjang

19 Oktober 2017 8:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Indonesia U19 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia U19 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemusatan latihan nasional (pelatnas) jangka panjang bagi Tim Nasional Indonesia, seberapa penting dan efektifkah? Pertanyaan itu menghiasi sebuah acara dengan tema Diskusi Sepak Bola Usia Muda: Mengejar Pentas Dunia di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (18/10/2017) malam WIB.
ADVERTISEMENT
Persoalan itu kembali mengemuka ketika Timnas U-16 dan U-19 tengah bersiap menuju kejuaraan level Asia. Timnas U-16 bakal berlaga di Piala Asia U-16, sementara Timnas U-19 akan terjun di ajang Piala Asia U-19. Kedua turnamen itu bakal dihelat pada tahun depan.
Merujuk kepada kondisi pada 2013 silam, Timnas U-19 pernah menjalani pelatnas model jangka panjang. Ketika itu, Indra Sjafri melakoni sejumlah persiapan mulai dari Tur Nusantara, Tur Timur Tengah hingga ke Eropa.
Target tinggi pun kala itu dipatok dengan mampu lolos ke empat besar Piala Asia U-19 2014 agar bisa otomatis lolos ke Piala Dunia U-20. Sebuah target yang terbilang tinggi.
Namun, ketika sampai kepada turnamen itu, Timnas U-19 yang ketika itu diisi Evan Dimas cs. gagal total tanpa sebiji poin pun diraih. Tergabung dalam Grup B bersama Uni Emirat Arab, Uzbekistan dan Australia, Indonesia pulang dengan kepala tertunduk.
ADVERTISEMENT
Kini, pelatnas model serupa akan kembali dipakai Indra guna mempersiapkan Egy Maulana Vikri menuju Piala Asia U-19 yang akan digelar di Indonesia. Lantas, apa pertimbangan mantan juru latih Bali United ini?
"Kalau ada jaminan semua pemain Timnas U-19 berkompetisi di kompetisi Eropa, hanya butuh waktu 6 minggu kok untuk pelatnas, nggak usah lama-lama. Permasalahannya sekarang, apa semua pemain memiliki klub? Kalau mereka di lepas mereka main di mana?" ujar Indra.
"Dengan adanya kompetisi memang tak ada yang menjamin, ada yang naik prestasi ada yang turun. Yabes (Roni), (Miftahul) Hamdi , Ricky (Fajrin), mereka itu cadangan nomor dua dulu di Timnas U-19. Tapi, saya konsisten degan apa yang saya lalukan yakni dengan mengedepankan persaingan di dalam tim. Lihat mereka sekarang, jadi pilar di Timnas U-22."
ADVERTISEMENT
"Lalu, jika sekarang para pemain saya lepaskan tanpa ada klub, siapa yang menjaga mereka? Tiba-tiba mereka ngecat rambutnya dengan gaya aneh-aneh lalu pakai anting-anting, bagaimana? Jadi tentu dari jawaban ini bisa menjelaskan bagaimana pentingnya pemusatan latihan jangka panjang bukan?"
Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini. (Foto: Dok. PSSI)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini. (Foto: Dok. PSSI)
Tak hanya Indra, persoalan tersebut juga menjadi perhatian dari pelatih Timnas U-16 Fakhri Husaini.
"TC (Training Camp) jangka panjang untuk Timnas U-16 tentu memiliki plus dan minus, salah satunya karena anak-anak ini masih sekolah. Kalau mereka harus TC tentu harus meninggalkan sekolah mereka, ini menjadi hambatan untuk TC ini."
"Saya sependapat dengan Cocah Indra, Timnas U-16 juga hanya butuh TC jangka pendek, tapi dengan syarat saat mereka kembali ke daerah latihannya tetap jalan dan kalau bisa ada klub yang fasilitasi."
ADVERTISEMENT
"Kemarin usai event ajang Kualifikasi Piala Asia U-16, saya ada wacana untuk menitipkan pada pemain ke PPLP agar mereka latihan rutin. Hanya saja, masalahnya, dari 23 pemain yang ada PPLP-nya di Indonesia ini baru ada 13. Nah, tentu persoalannya di sini, tak tersebar secara merata."
"Saya harap PSSI dan Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bisa meyebar luas PPLP ini di Indonesia agar tujuannya para pemain ini bisa secara continue berlatih, saya kira itu," tutup Fakhri.