Pernah Mengelola Dana Hibah USD 600 Juta, Sara Terdorong untuk Mempermudah Akses Keuangan

Plug and Play Indonesia
Plug and Play Indonesia is global startup accelerator. Our passion is to see startups succeed. Apply your startup now bit.ly/applypnp.
Konten dari Pengguna
21 Mei 2018 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Plug and Play Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menghadirkan solusi terhadap masalah yang terjadi, itulah yang selama ini diperjuangkan oleh Sara Dhewanto, founder DuitHape. Keinginannya mempermudah akses keuangan terhadap masyarakat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah, membuatnya yakin mendirikan startup DuitHape pada akhir tahun 2015 lalu. Berbekal pengalaman di bidang corporate finance selama 10 tahun, Sara berkomitmen untuk membawa perubahan.
ADVERTISEMENT
DuitHape sendiri merupakan salah satu dari 13 startup yang terpilih mengikuti program akselerator Plug and Play Indonesia. Berkat kematangan bisnis dan komitmen tinggi yang dimiliki Sara selaku founder, DuitHape berhasil mendapatkan kesempatan untuk bergabung dalam program yang menyediakan seed funding sebesar USD 50.000 ini.
Sara menganggap kesempatan bergabung dalam program akselerator Plug and Play Indonesia sebagai kesempatan besar yang tidak tidak akan ia sia-siakan. Dalam prosesnya, Sara mengaku mendapat banyak pengalaman dan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baru yang ingin membawa perubahan.
Sebagai Solusi Bagi Masyarakat yang Tak Punya Rekening Bank
Lahir dari pengalamannya sebagai Finance Director MCA Indonesia untuk mengelola dana hibah USD 600 juta dari pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2015 lalu, Sara sampai pada keputusan mendirikan startup fintech-nya sendiri. Keyakinannya mendirikan DuitHape semakin bulat melihat fakta di lapangan.
ADVERTISEMENT
Ketika dipercaya mengelola dana hibah sebesar USD 600 juta tersebut, Sara mengalami kesulitan dalam mendistribusikannya. Masalahnya terletak pada kecilnya jumlah kepemilikan rekening bank oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Akibatnya, dana jutaan dolar tersebut sangat sulit untuk sampai pada tangan yang membutuhkan.
“Sulit sekali waktu itu bagi kami untuk mendistribusikan dana hibah agar bisa sampai kepada masyarakat. Berbagai cara sudah kami coba, namun tetap tidak bisa. Akhirnya, sebagai solusi, uang tunai dibawa dalam koper, dimasukkan ke dalam ratusan amplop, lalu dibagikan satu per satu. Alhamdulillah orang yang diberi tanggung jawab amanah. Tapi, tidak mungkin harus seperti ini terus. There must be another solution,” katanya.
DuitHape Bertujuan Memperlancar Arus Keuangan hingga Daerah Terpencil
ADVERTISEMENT
Sebagai perusahaan “social for profit”, DuitHape bertujuan untuk memperlancar arus keuangan hingga daerah terpencil. Dengan arus keuangan yang lancar, diharapkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat kalangan menengah ke bawah dapat mengalami peningkatan. “Peluncuran secara komersial kita lakukan April tahun lalu. Sampai sekarang kita masih berusaha mengubah behavior masyarakat,” jelas Sara.
Kini, DuitHape memiliki sedikitnya 1700 agen dan telah mampu menjaring empat ribu pengguna yang mayoritas berada di daerah Jawa Barat. DuitHape juga mempunyai beberapa agen di sejumlah kota di Indonesia, seperti Makassar, Aceh, hingga Maluku. Berbagai produk mulai dari pulsa, paket data, token, hingga berbagai pembayaran tagihan juga bisa dilakukan melalui belanja maupun tarik setor di toko agen DuitHape.
“Tujuan kita angle-nya distribusi. Kita kerja sama dengan pemerintah untuk distribusi bantuan sosial agar lebih murah dan efisien, serve the unserve. Prosesnya tidak mudah, tapi kalau kita bisa membawa banyak manfaat kepada orang lain dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kenapa tidak. And I really believe in what I am doing,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pertemuan DuitHape dengan Plug and Play Indonesia
Berawal dari kesempatan mengikuti salah satu event startup terbesar tahun lalu, yaitu Tech in Asia Jakarta 2017, DuitHape mendapat tawaran mengikuti program akselerator dari pihak Plug and Play Indonesia. Mendapat tawaran, Sara merasa tertarik dan segera mengikuti proses applying yang ada. “Saya merasa akan dapat banyak manfaat jika berhasil mengikuti program ini,” ungkapnya.
Sara mengaku memilih bergabung dengan program akselerator Plug and Play Indonesia karena peluang invesment yang ditawarkan. Menurutnya, Plug and Play Indonesia yang adalah salah satu yang terbaik di kelasnya dalam membuka pintu investasi yang lebar. Tak hanya peluang investasi, ia pun mengaku mendapat banyak sekali wawasan hingga rekan untuk melakukan kolaborasi bisnis yang baik dan menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Melewati proses yang tidak mudah dan harus menunggu lebih dari satu bulan lamanya, Sara mengaku senang mendapatkan kesempatan dari Plug and Play Indonesia. Apa lagi selama bergabung pada program yang berlangsung selama tiga bulan ini, Sara mengaku mendapat begitu banyak ilmu, mentor yang baik dan berpengalaman, hingga membuat namanya semakin dikenal di kalangan masyarakat Indonesia.
“Mengikuti program ini semakin membuka wawasan dan pikiran. Kita jadi kepikiran lebih banyak cara. Mendapat banyak ilmu untuk maju. Mentor kita, Kevin Darmawan (Managing Partner Coffee Ventures), juga sudah sangat membantu kami saat kami merasa seperti di persimpangan jalan. Kita jadi lebih banyak memiliki tools untuk menjalani semua rintangan bisnis dan mencari jalan keluarnya dengan lebih baik,” tutupnya.
ADVERTISEMENT