Provokasi dan Aksi Kekerasan melalui Ceramah Agama A la Habib Bahar bin Ali bin Smith

Kabar Bangsa
Kabari Bangsa
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2017 10:37 WIB
Tulisan dari Kabar Bangsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Provokasi dan Aksi Kekerasan melalui Ceramah Agama A la Habib Bahar bin Ali bin Smith
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dakwah agama sejatinya ditujukan untuk mengarahkan umat beragama agar melakukan kebajikan di dunia ini. Selain itu, juga untuk menyerukan adanya perdamaian dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Namun tidak untuk Habib Bahar bin Ali bin Smith yang merupakan pimpinan Front Pembela Islam. Dalam ceramahnya yang beredar di media sosial, Habib Bahar bin Ali bin Smith kerap melontarkan ceramah yang memprovokasi umat Islam untuk melakukan kekerasan.
Terakhir beredar video ceramahnya yang menyebut bahwa PDIP adalah sarang PKI dan menyebutkan pihak Kepolisian sebagai anjing. Tak sampai disitu saja, Ia juga menantang sekaligus menyerukan umat Islam yang hadir di sana untuk membunuh polisi.
Apa yang disampaikan oleh Habib Bule ini tentu merupakan provokasi yang dapat memecah belah bangsa. Ia menyebarkan fitnah terhadap pemerintah dan PDIP, serta merendahkan martabat pihak kepolisian.
Bila dicermati dengan baik, substansi ceramah dari Habib Bahar bin Ali bin Smith sebenarnya justru mengarahkan jamaahnya untuk menentang hukum agama dan negara. Karena Ia menyarankan tindakan main hakim sendiri berupa penyiksaan dan pembakaran terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai PKI.
ADVERTISEMENT
Dalam agama Islam, tindakan membunuh, menyiksa dan membakar adalah dosa besar. Selain itu, bila itu terjadi dengan meluas maka dapat mengancam keamanan dan ketahanan nasional.
Seharusnya sebagai seorang penceramah agama, Habib Bahar mengarahkan jamaahnya dalam kebaikan. Ia juga masih tinggal di Indonesia maka harusnya menjunjung tinggi dan menerapkan Pancasila. Namun bila yang dilakukan adalah sebaliknya maka yang bersangkutan semakin menegaskan posisinya sebagai ekstremis yang bertentangan dengan ideologi bangsa. Untuk itu upaya hukum dapat diterapkan kepadanya.
Seperti diketahui, rekam jejak Habib Bahar ini juga kerap tersandung kasus kekerasan dan kriminal. Sebelumnya, pada tahun 2010 Habib Bahar menyerang jamaah Ahmadiyyah di Kebayoran. Kemudian, pada tahun 2012, Ia ditahan pihak kepolisian karena memimpin aksi sweeping kafe di Kemang.
ADVERTISEMENT
Aksi kekerasan yang dilakukan yang bersangkutan menunjukan bahwa Ia bukan penceramah yang menyeru ke kebaikan umat. Sebaliknya, justru menghambat terciptanya kedamaian melalui persatuan dan kesatuan bangsa. Padahal itu adalah tugas umat beragama.