Sampah Bisa Jadi Rupiah, Yuk Nabung di Bank Sampah

19 Oktober 2017 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank sampah yang dibina PLN. (Foto: Resa Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bank sampah yang dibina PLN. (Foto: Resa Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah perkotaan di DKI Jakarta adalah pengelolaan sampah. Dalam sehari kurang lebih 7.500 ton sampah dihasilkan dari aktivitas penduduk Jakarta.
ADVERTISEMENT
Data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan bahwa prosentase sampah Jakarta terdiri dari 59% sampah organik, 15% kertas, 14% plastik, dan 17% lainnya.
Dari jumlah sampah Jakarta tersebut, 79% diangkut dan diolah ke PTSP Bantargebang. Sisanya sebanyak 21% tidak terangkut, lalu bagaimana pengelolaannya?
Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemprov bersama warga DKI Jakarta untuk penyelesaiannya.
Jakarta Bebas Sampah 2020 dicanangkan Pemprov DKI Jakarta sebagai penyemangat perubahan pola pikir dan pola hidup masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
PLN Distribusi Jakarta Raya turut mendukung Pemprov DKI Jakarta dengan mengembangkan program Bank Sampah untuk mengatasi masalah ini. Bertempat di Kelurahan Kramatjati Jakarta Timur pada Selasa, 17 Oktober 2017, PLN secara simbolis memberikan bantuan kepada Bank Sampah Anyelir senilai Rp 112,5 juta untuk sarana prasarana dan sosialisasi.
ADVERTISEMENT
Hadir dalam acara tersebut Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PLN Distribusi Jakarta Raya, Aries Dwianto, dan Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat dan Penataan Hukum Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Syarifudin. Bantuan secara simbolis diberikan oleh Aries Dwianto kepada ketua Bank Sampah Anyelir, Hartati.
"PLN mendukung gerakan clean up menuju Jakarta Bebas Sampah 2020. Semoga menabung Bank Sampah bisa menjadi pola hidup masyarakat Jakarta," tutur Aries dalam keterangan tertulis, Kamis (19/10).
Program Bank Sampah PLN (Foto: Dok PLN)
zoom-in-whitePerbesar
Program Bank Sampah PLN (Foto: Dok PLN)
Menurut riset dari Waste4Change, hasil survei menyebutkan 74% masyarakat menumpuk dan membuang sampahnya, 19% memilahnya, dan 2% membakar. Tingkat partisipasi masyarakat untuk memilah sampah masih rendah. Padahal sampah yang terpilah tersebut bisa menambah pundi-pundi ekonomi kelurga dengan ditabung di bank sampah untuk sampah anorganik dan dibuat kompos untuk sampah organik.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya stimulus mengubah sampah jadi rupiah, harapannya masyarakat bisa memilah sampahnya dan menabung di Bank Sampah sehingga mimpi Jakarta Bebas Sampah 2020 bisa terwujud," tegas Aries.
Dalam kesempatan itu pula Syarifudin turut memberikan sambutan dan menginformasikan bahwa sampah bisa jadi ancaman dan juga bisa menjadi berkah jika bisa mengelolanya.
"Bank Sampah bisa membeli sampah plastik bersih seharga Rp 5.000, kardus Rp 1.500, kertas putih Rp 1.500, aluminium Rp 8.000, dan masih banyak jenis sampah yang bisa ditabung di bank sampah," papar Syarifudin.