3 Rumah di Brebes Hanyut Terseret Banjir Sungai Keruh

Konten Media Partner
15 Februari 2018 23:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tiga rumah di Bumiayu, Brebes hanyut terseret banjir Sungai Keruh, Kamis 15 Februari 2018. (Reza Abineri/Panturapost.id)
ADVERTISEMENT
BREBES - Hujan deras yang terjadi sejak Kamis, 15 Februari 2018 sore menyebabkan banjir di sepanjang Sungai Keruh, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu. Akibatnya tiga rumah yang ada di bantaran sebelah selatan sungai ambrol diterjang banjir.
Dari pantauan di lokasi, tiga rumah tersebut hancur tak berbentuk. Di bangunan yang berukuran 4×7 meter per segi itu, hanya menyisakan bongkahan tembok saja. Informasinya, banjir tersebut merupakan kiriman dari Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog.
Pemilik rumah, Sutiyani 50 tahun menuturkan, banjir terjadi sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu, dirinya bersama keluarga sedang asyik menonton televisi.
"Saya, suami dan anak saya waktu itu sedang berkumpul di ruang tengah," katanya kepada Panturapost.id.
Selang beberapa menit, suara gaduh benturan pun terdengar keras. Kemudian benturan itu menghantam keras talud sungai. Dengan cepat, banjir pun akhirnya menghanyutkan seluruh bangunan rumah miliknya.
ADVERTISEMENT
"Suami dan anak saya langsung melihat ke belakang. Apabila suami saya tidak berdoa mungkin ceritanya akan berbeda," tuturnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kerugian ditaksir mencapai jutaan rupiah. Talud penahan yang baru dibangun beberapa tahun juga ikut rusak.
Ilustrasi Banjir Bandang (Foto: Igoy El Fitra/Antara)
"Kalau sudah hujan deras saat sore dipastikan akan terjadi banjir besar," kata warga RT 1 RW 1 itu.
Sebenarnya rumah itu ditinggali oleh anak sulung dan keluarganya. Namun sudah sejak satu minggu yang lalu, mereka telah dahulu mengungsi ke rumah saudaranya. Sebab, saat itu tembok rumah sudah mulai retak-retak.
Ambrolnya rumah bercat hijau itu sudah yang kedua kalinya. Namun, ada sembilan rumah lagi termasuk milik Sutiyani yang terancam.
"Saya masih ingat di 2013 rumah utama ini sebagian ambrol, tinggal menyisakan ruang tengah saja. Saya yang hanya membawa baju di badan, langsung lari ke tetangga," kenangnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Ia pun meminta pemerintah segera memberikan bantuan. Ia tidak ingin keluarganya dibayangi rasa tidak aman tinggal di rumah sendiri.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Muhammad Irsyam Faiz