Wanita Dinilai Belum Mandiri Gunakan Hak Pilih Politik

Konten Media Partner
5 Desember 2018 19:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wanita Dinilai Belum Mandiri Gunakan Hak Pilih Politik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, BANJARMASIN - Perwakilan enam organisasi perempuan di Kalsel memenuhi undangan sosialisasi KPU Kalsel menjelang Pilpres dan Pileg 2019. Keenam organisasi itu yakni Badan Koordinasi Gabungan Organisasi Wanita (BKGOW) Kalimantan Selatan, Bhayangkari Polda Kalimantan Selatan, Persit Kartika Chandra Korem 101 Antasari Kalimantan Selatan, Jalasenastri Lanal Kota Banjarmasin, Muslimat Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan, dan Nasyiatul Aisyiah Muhammadiyah Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
Komisioner KPU Kalsel Hatmiati Mas'ud mengatakan, sosialisasi bertujuan meningkatkan partisipasi pemilih perempuan di Kalsel, baik kuantitas dan kualitas. Di Kalsel tercatat sebanyak 1.374.490 pemilih perempuan dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebesar 2.760.360 orang.
Hatmiati menilai partisipasi pemilih perempuan di Kalsel sebenarnya sudah cukup baik. Namun, para perempuan di Kalsel cenderung tidak mandiri dalam menentukan pilihan politiknya.
“Mereka (pemilih perempuan) biasanya kurang mandiri dalam memilih belum menggunakan hak politiknya. Mereka masih bertanya kepada laki-laki yang di sekitarnya, baik suami maupun ayahnya. Ini yang penting, karena sebenarnya asas pemilu itu bebas dalam menentukan pilihan,” ujar Hatmiati di Kantor KPU Kalsel, didampingi anggota Bawaslu Kalsel Erna Kaspiah, Rabu (5/12).
Sosialiasi ini dibagi menjadi tiga sesi, pertama sosialisasi terkait pengetahuan tentang pemilu dan pentingnya politik serta pemerintahan. Kedua, mengenai daftar pemilih dan teknis pemilu. Ketiga, simulasi pemungutan suara.
ADVERTISEMENT
Hatmiati berharap, sosialisasi dapat menambah pemahaman baru bagi para pemilih perempuan untuk mampu menjadi pusat informasi bagi komunitasnya masing-masing..
“Dengan harapan, mereka yang hadir, dari organisasi perempuan, termasuk organisasi istri polisi dan TNI yang suaminya tidak punya hak pilih, agar mereka bisa menularkan semangat pemilu kepada komunitas terdekat, termasuk dengan organisasinya,” ucapnya
Ia menilai sosok wanita sangat dekat dengan keluarga dan komunitas. “Anak-anak muda yang pertama kali menggunakan hak pilihnya ini pasti bertanya kepada ibunya, bagaimana cara (memilih) dan situasi di TPS. Itu sasaran kami,” ia menambahkan.
Sementara itu, Mariatul, peserta yang berasal dari Nasyiatul Aisyiah Muhammadiyah Kalimantan Selatan yang hadir di KPU Kalsel menyampaikan pentingnya sosialisasi dan pemahaman tentang pemilu. Khususnya pada pemilih pemula perempuan.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kata dia, para pelajar dan mahasiswa kerap antipati terkait hal-hal berbau politik. Sehingga dengan adanya sosialisasi seperti ini, pemilih perempuan mendapat pemahaman baru dalam pemilu dan tidak hanya sekadar memilih.
Menurut Mariatul, sosialiasi kepada perempuan sangat positif. “Kalau mau memilih, biasanya yang anak muda kan nanya sama ibunya. Kalau melihat partisipasi pemilih pemula dan perempuan agak anti, apalagi perempuan yang terlibat politik jarang. Yang seperti ini penting, termasuk bagaimana remaja melihat rekam jejaknya pasangan calon sebelum memilih,” katanya. (Anang Fadhilah)