Kopi Rakyat di Tengah Pariwisata Banyuwangi yang Menggeliat

11 September 2017 10:51 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para turis di Gombengsari, Banyuwangi (Foto: kopilego.info)
zoom-in-whitePerbesar
Para turis di Gombengsari, Banyuwangi (Foto: kopilego.info)
ADVERTISEMENT
"Kopi sudah sangat populer dan hampir semua di kota-kota sekarang mulai muncul kedai, warung kopi mulai dari yang sederhana sampai yang mewah. Yang pasti ini produknya petani. Ini petani yang punya, yah harapannya kopi di tingkat petani harus ada kenaikan," ujar Haryono, pionir wirausaha Kopi Lego di Desa Gombengsari, Banyuwangi, kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (30/8).
ADVERTISEMENT
Kopi Lego, atau Kampong Kopi Lerek Gombengsari, merupakan UMKM yang merintis usaha di bidang jasa pariwisata. Bukan wisata alam atau budaya yang ditawarkan oleh salah satu desa di Kalipuro ini, melainkan wisata edukasi pertanian dan peternakan yang menjadi daya tarik utamanya.
"Kita ada edukasi ya, karena memang yang kita brand wisata edukasi pertanian kopi dan peternakan kambing perah. Kita mengenalkan bagaimana mulai dari teknis pemerahan, budi daya kambing perah, sampai pada proses pemerahan, dan minun susu segar," papar Pak H.O, panggilan akrab Haryono, terkait wisata seperti apa yang ditawarkan.
Tak hanya itu, jelajah kebun kopi tentu saja menjadi salah satu paket wisata yang ditawarkan. Para turis akan diajak berkeliling kebun kopi yang telah disediakan untuk wisata dan menjajal pengalaman memetik, menggiling serta me-roasting kopi sendiri. "Biasanya diakhiri dengan ngopi bareng hasil roasting sendiri," ujarnya.
Wisata Peternakan di Gombengsari, Banyuwangi (Foto: kopilego.info)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata Peternakan di Gombengsari, Banyuwangi (Foto: kopilego.info)
Untuk itu, tim Kopi Lego yang digawangi Pak H.O bersama para pemuda menyediakan beragam jenis paket wisata yang bisa kamu pilih. Mulai dari tur kebun kopi, peternakan hingga diakhiri dengan wisata ke Pulau Menjangan.
ADVERTISEMENT
Hal yang menarik dan mengundang apresiasi adalah, pertama kebun kopi yang berada di wilayah Kalipuro itu ada sekitar 3 ribu hektar. Hampir semua penduduknya adalah petani kopi dan peternak kambing Etawa.
Sepanjang perjalanan, kamu akan melihat hampir setiap rumah warga memiliki kebun kopi dan kandang kambing. "Kopi ini sudah lebih 50 tahun ditanam di daerah kita ini. Tapi hingga saat ini, kopi yang sudah sangat populer ini, harganya masih sangat rendah," jelas Pak H.O selanjutnya.
Produk Kopi Gombengsari, Banyuwangi (Foto: Nur Sayrifah Sa'diyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk Kopi Gombengsari, Banyuwangi (Foto: Nur Sayrifah Sa'diyah/kumparan)
Kopi yang dihasilkan di sini adalah kopi rakyat, sistem ijon membuat petani kerap mengalami kerugian dengan harga rendah yang telah dipatok atau bahkan dihutangi untuk jerih payahnya. Kondisi itu mendorong Pak H.O bersama pemuda Desa Gombengsari untuk meningkatkan daya tawar petani.
ADVERTISEMENT
Jenis kopi di Gombengsari adalah kopi robusta. Namun tentu dengan cita rasa yang berbeda, terlebih karena letak geografisnya yang berada dekat laut dan bersebelahan dengan Gunung Ijen. "Kalau di sini (rasanya) lembut. Nah, yang terakhir informasi salah satu ahli kopi Indonesia mengatakan bahwa kopi disini untuk rasa sangat istimewa. Salah satunya ada yang mengatakan karena diuntungkan dari sisi geografisnya," papar Pak H.O
Membentuk Kopi Lego, memperkenalkan Desa Gombengsari dengan wisata kopinya, adalah salah satu daya upaya untuk meningkatkan harga kopi di tingkat petani. "Sebelumnya, tahun 2016 (harga) kopi kisaran Rp 18-20 ribu. Sekarang, tahun kemarin panen (harga) awal Rp 19.000 sampai panen akhir Rp 26.000," cerita Pak H.O.
Kebun Kopi di Gombengsari, Banyuwangi (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kebun Kopi di Gombengsari, Banyuwangi (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Di Gombengsari, kopi kemudian menjadi daya tarik bukan saja dari hasil pertaniannya yang terutama, tetapi juga wisata edukasinya yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Seperti diceritakan di atas, para pengunjung menikmati pengalaman langsung bagaimana kopi yang kini tengah menjadi tren di hampir semua kota besar di Indonesia diproduksi dan dihasilkan.
Kopi Lego, nama merek dan kelompok wirausaha, ini berasal dari rakyat, dari pemuda yang ogah menjadi buruh, dari keinginan untuk mengembangkan potensi desanya. Pak H.O bercerita, "Harapan nanti kita punya basecamp dan ini khusus anak muda. Dan dari situlah kita ingin mnggerakkan semuanya untuk menginventarisir semua potensi yang ada di wilayah Gombengsari."
Dengan pariwisata Banyuwangi yang mulai menggeliat, kopi rakyat milik warga Gombengsari mencari celah untuk menyimpan namanya sejajar dengan nama daerah seperti Gayo atau Mandailing yang telah lekat dikenal dengan kopi.
ADVERTISEMENT
Kisah Kopi Lego dan Pemuda Banyuwangi (Foto: Nur Syarifah Sa'diyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kisah Kopi Lego dan Pemuda Banyuwangi (Foto: Nur Syarifah Sa'diyah/kumparan)