Mengenal Budi Handoko, Kitman Timnas U-19

15 September 2017 13:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi (kanan) bangga menjadi kitman Timnas U-19. (Foto: Dok. Budi Handoko)
zoom-in-whitePerbesar
Budi (kanan) bangga menjadi kitman Timnas U-19. (Foto: Dok. Budi Handoko)
ADVERTISEMENT
Perjalanan Tim Nasional (Timnas) U-19 Indonesia di ajang Piala AFF U-18 sejauh ini terbilang apik. Mereka lolos ke babak semifinal usai memenangi persaingan dengan Myanmar dan Vietnam di Grup B.
ADVERTISEMENT
Timnas U-19 memang sempat tersandung ketika kalah 0-3 dari Vietnam. Namun, di pertandingan terakhir mereka bangkit dan melumat Brunei Darussalam 8-0. Kemenangan tersebut, ditambah kekalahan Vietnam dari Myanmar, membantu Timnas U-19 lolos dari Grup B sebagai juara.
Egy Maulana Vikri dkk. pun lolos ke semifinal dan akan menghadapi Thailand U-19, Jumat (15/9/2017) sore WIB. Sepak mulanya sendiri akan dilakukan pada pukul 15.30 WIB.
Di balik kesuksesan skuat “Garuda Nusantara” sejauh ini, ada beberapa sosok yang ikut terlibat di dalamnya. Pelatih kepala, staf pelatih, pemain, dan official bahu-membahu mewujudkan visi yang sama, yaitu kemenangan.
Di antara para staf, termasuk juga di dalamnya seorang kitman. Ya, kitman. Posisi yang satu ini barangkali masih terdengar asing bagi penggemar sepak bola awam. Namun, tugas mereka tidak kalah pentingnya.
ADVERTISEMENT
Seorang kitman punya tugas beragam. Mereka inilah yang bertugas mempersiapkan segala perlengkapan tim, mulai dari kaos kaki, baju, minuman, dan berbagai kebutuhan lainnya. Intinya, tugas kitman adalah mempersiapkan kebutuhan pemain sebaik mungkin.
Sepintas semua orang bisa melakukan tugas ini, tak perlu belajar tinggi-tinggi atau memiliki konsentrasi keilmuan khusus. Akan tetapi tidak semua bisa menjadi kitman yang andal. Mengingat pemain yang diurus cukup banyak, dan kebutuhan mereka bisa jadi berbeda-beda, dibutuhkan ketelatenan untuk menjadi seorang kitman.
kumparan (kumparan.com) berkesempatan berbincang dengan salah satu kitman Timnas U-19 yang saat ini sedang berada di Myanmar, menemani skuat Indra Sjafri berlaga di Piala AFF U-18. Namanya Budi Handoko. Pria kelahiran 25 November 1990 ini sudah 6 bulan lamanya menjadi bagian dari Timnas U-19.
ADVERTISEMENT
Bagi Budi, menjadi kitman dengan statusnya sebagai seorang Sarjana Kepelatihan bukanlah suatu hal yang merendahkan. Lebih dari itu, kata dia lagi, membantu Timnas U-19 berarti membantu sepak bola Indonesia menjadi lebih baik, meski hanya sebagai kitman.
Budi yang dulu menimba ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta di jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga memang memiliki kecintaan begitu besar terhadap sepak bola. Mimpinya akan sepak bola bola ia wujdukan dengan lolos ke jurusan tersebut via SBMPTN di tahun 2011.
Empat tahun menimba ilmu di sana, Budi benar-benar memaksimalkan waktunya untuk belajar ilmu kepelatihan. Hal itu ia wujudkan dengan mencari pengalaman lain di luar dunia akademis dengan menjadi pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sepakbola UNY. Pengalamannya bertambah ketika ia menjadi staff kepelatihan Sekolah Sosial Olahraga (SSO) Real Madrid UNY pada 2013.
ADVERTISEMENT
Budi mulai merambah karier profesional kala menjadi masseur (pemijat) di tim PSIM Yogyakarta. Hingga akhirnya jalan hidup membawa pria asal Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan ini berkenalan dengan Hasan Mukhni, kitman Timnas U-19 era Evan Dimas cs tahun 2013.
"Awal mula saya bisa menjadi official Timnas ini ketika saya berkenalan dengan Mukhni pada 2013, ketika itu Timnas sedang TC (training camp, red) di Yogyakarta. Jadi UKM sepak bola UNY sering bantu-bantu dan saya mulai kenal beberapa orang yang dulu berkecimpung di Timnas U-19," tutur Budi saat dihubungi kumparan.
Dua tahun berselang, Budi terus melanjutkan hidupnya. Lulus sebagai sarjana kepelatihan olahraga, ia meniti karier sebagai pelatih, mencari pengalaman ke berbagai tempat dan mengaplikasikan ilmunya. Hingga akhirnya pada awal tahun 2017 kesempatan itu datang tanpa diduga.
ADVERTISEMENT
Budi Handoko, bersama staf Timnas U-19. (Foto: Dok. Budi Handoko)
zoom-in-whitePerbesar
Budi Handoko, bersama staf Timnas U-19. (Foto: Dok. Budi Handoko)
Indra Sjafri yang kembali ditunjuk sebagai pelatih Timnas U-19 menjadi salah satu jalan Budi bergabung dengan Timnas. Berangkat dari ajakan Hasan Mukhti dan Guntur Cahyo --assisten Timnas U-19-- untuk menjadi kitman, Budi dengan senang hati mengiyakan tawaran tersebut.
“Saat itu awal tahun 2017, Hasan Mukhti dan Guntur menawari saya untuk jadi kitman di Timnas U-19. Kebetulan saat itu memang butuh satu lagi tenaga. Saya bilang apapun itu pekerjaannya, asal bisa bersama Timnas pasti akan saya lakukan. Jadi, saya iyakan tawarannya,” ungkap Budi.
Akhirnya Budi diikat Surat Keputusan [SK] kerja oleh PSSI untuk Timnas U-19 hingga Desember 2017 nanti. Dia mulai bergabung dengan tim “Garuda Nusantara” sejak seleksi tahap pertama di Sawangan, Februari 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
Bagi Budi, bergabung dengan Timnas U-19 sebagai kitman menjadi pengalaman tersendiri. Ia bisa belajar banyak dari Indra Sjafri dan staf-staf kepelatihan lainnya.
"Latar belakang saya bukan seorang atlet sepakbola, jadi saya butuh banyak belajar dan di sini saya bisa belajar banyak hal dari Indra Sjafri dan staf pelatih yang lain. Ini sangat penting bagi saya untuk belajar lebih baik," jelas Budi.
Budi Handoko, Kitman Timnas U-19. (Foto: Dok. Budi Handoko)
zoom-in-whitePerbesar
Budi Handoko, Kitman Timnas U-19. (Foto: Dok. Budi Handoko)
Budi menikmati dan memaksimalkan waktunya saat bekerja sebagai kitman Timnas U-19. Meskipun ini merupakan pengalaman pertamanya, Budi berujar banyak terbantu oleh semua elemen yang tergabung di dalam Timnas. Jajaran pelatih maupun pemain tidak pernah membeda-bedakan setiap orang, intinya semua yang tergabung di Timnas adalah keluarga.
Budi bercerita, meskipun dirinya tak bisa berada di bench pemain karena kuota orang yang duduk di sana dibatasi, emosinya tetap larut saban kali melihat para pemuda Timnas U-19 bertanding di atas lapangan. Saat menang, maka rasa bahagia tak bisa ia sembunyikan. Begitu juga ketika kalah; ia, sama seperti para pemain dan pelatih, akan merasakan kesedihan itu.
ADVERTISEMENT
“Kalau larut di suasana pertandingan pasti, tapi saya tidak duduk di bench pemain karena hanya delapan official yang boleh di bench. Tapi kalau misalkan gol, pasti saya ikut selebrasi, kalau memang bisa tos pasti tos, atau memeluk,” ungkap Budi.
Budi masih terikat SK hingga Desember nanti, fokusnya saat ini adalah membantu Timnas untuk bisa menjuarai Piala AFF U-18 dan lolos ke Piala Asia.
Well, selamat bekerja, Budi... Selamat berjuang, “Garuda Nusantara”.