Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
17 September 2017 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Valentino Rossi (Nomor 46) di Ajang Motocross (Foto: MCN)
Valentino Rossi harus menepi dari balapan di Sirkuit Misano minggu lalu, dan juga dikabarkan masih akan absen balapan di Sirkuit Motorland Aragon mendatang. Hal tersebut terjadi karena pebalap berjuluk The Doctor ini mengalami cedera pasca latihan yang ia lakukan di arena Motocross dalam ajang Enduro. Walaupun sebenarnya Rossi sudah sering jatuh dan celaka saat tengah balapan di lintasan Motocross, tetapi juara dunia 9 kali ini tetap tidak pernah kapok.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu mengendarai motocross, juga setelah (tahun) 2010, karena saya suka. Saya sangat menikmatinya dan saya pikir ini adalah latihan yang paling bagus untuk fisik dan mental," ungkap Valentino Rossi dikutip dari motomatters.com dalam sebuah wawancara di Mugello tahun 2017.
Rossi bukanlah satu-satu pebalap MotoGP yang menggemari olahraga ekstrem ini. Beberapa pebalap senegara dengan Rossi, seperti Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso juga kerap menghabiskan waktu latihannya di arena Motocross. Juara dunia MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez, lalu pebalap asal Inggris Scott Redding dan pebalap Malaysia, Khairul Idham Pawi juga menggemari Motocross.
Dan tentunya, masih banyak lagi pebalap-pebalap MotoGP dari berbagai kelas yang memilih lintasan Motocross sebagai ajang latihan. Mereka mengakui bahwa berlatih di lintasan tanah, dan terkadang berlumpur (dirt track) adalah berbahaya dan penuh resiko. Namun, para pebalap bersikukuh bahwa dibalik bahaya yang mengancam, terdapat manfaat yang baik bagi mereka untuk performa di lintasan aspal nanti.
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (1)
zoom-in-whitePerbesar
Marc Marquez (nomor 93) di Starting Grid Motocross (Foto: Twitter/@marcmarquez93)
ADVERTISEMENT
"Metode latihan motocross telah terbukti menyumbangkan banyak sekali dampak positif untuk kami (para pebalap MotoGP)," kata Marc Marquez dikutip dari Speedweek pada tahun 2016 lalu.
Jadi, sebenarnya apa saja sih manfaat mengendarai Motocross bagi para pebalap MotoGP yang terbiasa adu cepat di lintasan aspal ini? Bukankah lebih baik latihannya di lintasan aspal juga? Mari kita bahas bersama.
Meningkatkan Kekuatan Tubuh
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (2)
zoom-in-whitePerbesar
The Baby Alien pamer skill di ajang Motocross (Foto: Red Bull)
Dalam ajang Motocross, mulai dari motor yang digunakan -sebut saja motor trail-, hingga lintasannya semua memberikan tantangan tersendiri. Motor trail berperawakan lebih tinggi dari motor-motor balap lintasan aspal.
Para pebalap dituntut untuk mampu memutar, mengangkat, dan mengoperasikan motor trail yang tinggi dan berat itu. Bayangkan, seseorang harus dapat mengontrol motor trail-nya dengan kecepatan tertentu di lintasan off road, dan ia tidak boleh sampai jatuh! Tenaga dari tiap-tiap bagian tubuh manusia harus benar-benar dimaksimalkan, seperti paha depan, paha belakang, dan otot-otot kaki saat mengendarai motor di lintasan tidak rata.
ADVERTISEMENT
Kekuatan lengan juga diuji, yaitu tentang bagaimana seseorang mampu mengangkat stang motor ketika meluncur dan mendorong kembali stang ketika telah mendarat. Dan jangan salah, kekuatan otot kaki juga sangat diperlukan karena dapat meminimalisir trauma ketika mendarat. Ya, tidak ada tuntutan semacam itu di lintasan aspal karena umumnya sirkuit di lintasan aspal tidak memiliki tanjakan dan turunan alias rata.
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (3)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lintasan Motocross (Foto: Total MX)
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (4)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lintasan Motocross (Foto: Martin MX)
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (5)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lintasan Motocross (Foto: Dream Traxx)
Walaupun para pebalap juga biasanya rutin meningkatkan kekuatan mereka dengan latihan beban di ruangan gym, tetapi tentu akan beda sensasinya jika latihan itu dilakukan di atas lintasan.
Lalu apa untungnya hasil latihan kekuatan tersebut di lintasan aspal MotoGP nanti? Begini, banyak yang bilang bahwa MotoGP adalah 'balapan pelan' jika dibandingkan dengan ajang balapan lain, seperti Formula Satu (F1), misalnya. Agar semakin banyak peminat MotoGP, maka salah satu cara untuk membuat motor-motor menjadi lebih cepat dan menarik ditonton adalah dengan menaikkan cc-nya.
ADVERTISEMENT
Tim-tim di kelas utama MotoGP kini diizinkan untuk menaikkan cc-nya hingga 1000 cc, yang artinya berat motor bertambah. Menurut situs resmi MotoGP, berat motor untuk kelas utama MotoGP adalah 157 kg. Moto2 yang dulu kita kenal 250 cc kini mesinnya 600 cc dengan aturan minimal berat motor+pebalap adalah 215 kg, serta Moto3 dengan mesin 250 cc dan berat motor+pebalap adalah 152 kg.
Kalau berat motor trail sendiri sebetulnya cukup variatif. Kita ambil contoh motor trail yang pernah dipakai Presiden Joko Widodo saat di Papua beberapa waktu lalu, yang beratnya adalah 118 kg. Memang, ada selisih beberapa puluh kilogram dengan motor MotoGP, tetapi akan beda rasanya karena dikendarai secara off road.
ADVERTISEMENT
Jika pebalap memiliki tubuh yang kuat maka mereka dapat dengan mudah mengontrol motor balap mereka di lintasan aspal. Butuh tenaga ekstra untuk menahan tubuh agar tidak terjatuh, sambil mengendalikan motor saat belok, lalu setelah itu dituntut untuk tegap kembali atau langsung harus miring ke sisi yang lain karena tikungan selanjutnya sudah menanti. Valentino Rossi adalah salah satu pebalap yang sangat handal di tikungan.
Meningkatkan Keseimbangan Pebalap
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (6)
zoom-in-whitePerbesar
Marvin Musquin, jago balap Motocross asal Prancis (Foto: Motorcycle News)
Selain harus kuat, untuk menghindari celaka, pebalap juga dituntut keseimbangannya. Berada di lintasan off road yang tanahnya tidak rata dan/atau pada dirt track yang licin akan menuntut seorang pebalap lebih memperhatikan keseimbangannya. Naik turun bukit, bahkan melompat adalah tantangan yang tidak ditemukan di lintasan aspal.
ADVERTISEMENT
Ketika tubuh mengalami bumps, maka tubuh akan mengencangkan otot-otot agar tetap seimbang. Dengan kecepatan tinggi, namanya juga balapan, mereka dituntut untuk menyeimbangkan tubuhnya di tengah lintasan dan rintangan tersebut.
Menjaga dan Meningkatkan Endurance
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (7)
zoom-in-whitePerbesar
Jumping! Jumping! (Foto: FormulaPassion Italia)
Enduro berasal dari kata Endurance, yang artinya daya tahan. Pebalap adalah atlet, dan atlet profesional dituntut untuk selalu tampil prima dan menjaga kebugaran. Berlatih di lintasan motocross adalah cara yang bagus untuk menjaga daya tahan pebalap.
Konsep daya tahan berbeda dengan stamina. Daya tahan adalah ketika seorang pesepakbola mampu berlari dari depan ke belakang dan/atau belakang ke depan di menit ke-10, lalu mengulanginya kembali di menit 18, 27, 35, dan di menit-menit lainnya. Di lintasan motocross, yang namanya tanjakan, turunan, melompat, drifting tidak hanya ditemukan sekali dalam sebuah sirkuit, dan balapan tidak hanya berlangsung satu lap.
ADVERTISEMENT
Hal-hal tersebut menuntut dan melatih daya tahan para pebalap. Lagipula, balapan MotoGP juga dilangsungkan lebih dari 10 lap, dan ada banyak rintangan di setiap tikungannya. Hasil latihan dari motocross dapat menjaga daya tahan ketika kembali beradu cepat di seri balapan.
Menstimulasi Otak
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (8)
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap KTM di National Enduro, Steward Baylor (Foto: Shan Moore)
Banyak orang mampu menekan gas pada stang motornya hingga batas maksimal. Lalu, kenapa ada pebalap yang juara dan ada yang tidak? Sebuah bukti bahwa, pada akhirnya, pebalap yang cerdas (juga) lah yang menang.
Sekedar mengendarai kendaraan saja, baik motor atau mobil itu sudah memaksa otak untuk mengaktifkan area pre-frontal-nya. Khusus untuk pengendara motor, apalagi di ajang Motocross lintasan off road, fungsi kognitif otaknya dapat lebih meningkat. Para peneliti telah mencatatkan perbedaan otak dari mereka yang mengendarai motor secara rutin/teratur dan mereka yang jarang.
ADVERTISEMENT
Namun, penelitian yang dimaksud adalah tentang bagaimana mengontrol kendaraan, bukan meneliti otak mereka yang menerabas lampu merah atau 'merampok' trotoar bagi pejalan kaki dan jalur TransJakarta #eh #ups
Membentuk Postur Tubuh yang Bagus
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (9)
zoom-in-whitePerbesar
Posisi duduk unik pebalap Motocross (Foto: Motocross Action Magazine)
Postur tubuh seseorang ternyata dapat memengaruhi gaya dan kemampuan balap. Semakin baik postur tubuh, maka performa di atas motor dapat lebih meningkat. Postur yang baik juga dapat menciptakan kebiasaan sehat ketika mengendarai motor.
Motocross dinilai sebagai salah satu cabang olahraga balap yang dapat memberikan postur tubuh yang baik. Bentuk motor trail dan kondisi lintasan off road adalah alasannya. Seorang pebalap dituntut untuk menyesuaikan posisi duduk, bahkan berdirinya, ketika membalap motocross karena rintangan yang bervariasi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena rintangan-rintangan tersebut, maka pebalap akan dipaksa memperhatikan selalu posisi duduknya. Mereka tidak akan asal-asalan karena tahu resiko yang mengancam. Mereka dituntut menjadi lebih fleksibel, serta posisi duduk yang baik dan tidak monoton akan mengurangi resiko mengalami masalah kesehatan tulang, terutama di area punggung pada masa mendatang. Kebiasaan baik dapat terbawa saat kembali ke lintasan aspal.
Jika Motocross Berbahaya, Mengapa Tim dan Pabrikan Tidak Melarang Pebalapnya?
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (10)
zoom-in-whitePerbesar
Crash! (Foto: dirtbikerider.com)
"Itu (Motocross) adalah latihan yang saya sudah lakukan sejak usia 18 tahun, itu sudah saya lakukan 200 kali," kata Rossi dikutip dari Crash.net pasca operasi akibat kecelakaan Motocross Agustus 2017 lalu.
Banyak pebalap yang tidak senang jika kebiasaan atau hobi Motocross mereka dikritik para penggemar. Wajar jika para penggemar khawatir akan nasib idolanya, tetapi kita juga seharusnya sadar bahwa latihan yang tepat untuk pebalap, ya balapan! Namun, pertanyaannya, apakah harus Motocross?
ADVERTISEMENT
Dengan segudang manfaat tadi, maka jawabannya bisa jadi, "iya". Kalau bicara bahaya dan maut yang mengancam, nampaknya itu semua dapat ditemukan dimana saja. Kalau katanya Scott Redding, pebalap MotoGP asal Inggris,"Dunia adalah (tempat yang) berbahaya, Anda harus menerimanya".
Motocross: Berbahaya tapi Punya Segudang Manfaat untuk Pebalap MotoGP (11)
zoom-in-whitePerbesar
Sepeda ringsek Nicky Hayden (Foto: The Sun)
Juara dunia MotoGP 2006, Nicky Hayden, meninggal dunia ketika ia sedang berkendara dengan sepeda. Sepeda biasa, bukan sepeda motor. Maut tidak pernah menjemputnya ketika balapan beradu cepat di lintasan, sebelumnya.
Michael Schumacher, legenda balap mobil F1, mengalami kecelakaan hingga koma bukan ketika membalap F1. Nasib naas tersebut ia dapatkan ketika sedang refreshing bermain ski. Ia terjatuh, kepalanya terbentur, hingga tidak sadarkan diri.
Jika para pebalap MotoGP dilarang untuk latihan di sana dan di sini, maka apa yang harus mereka lakukan? Mereka butuh latihan agar dapat terus berkembang. Menonton film di bioskop atau ngopi-ngopi ganteng di kafe tidak akan membawa mereka meraih kemenangan demi kemenangan.
ADVERTISEMENT
Hal ini pernah disinggung Marc Marquez, dikutip dari motomatters.com,"Ketika Anda berkendara, banyak hal yang dapat terjadi. Tapi jika (bersantai) di sofa, tentu itu mudah dan enak, tapi Anda tidak dapat berkembang."
Bagaimana dengan sikap tim?
"Seperti yang saya katakan, orang-orang katakan, oh, pabrikan harus turun tangan menghentikannya (pebalap bermain motocross) atau pabrikan berkata 'tidak, kamu tidak boleh melakukannya'. Namun, mereka (malah) memberikan kami motor motocross, jadi mereka tidak masalah jika kami melakukannya. Mereka tahu bahwa mengendarai motor adalah mengendarai motor, itu unik," kata Cal Crutchlow dikutip dari motomatters.com dalam sebuah sesi wawancara di Motegi, Jepang tahun 2015.
Artinya pabrikan dan tim tidak masalah pebalapnya bermain motocross. Mereka paham bahwa resiko bisa ada dimana saja. Bahkan, di lintasan aspal sekalipun, yang katanya lebih aman.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ada semacam argumen di kalangan penggemar dan pengamat tentang keamanan motocross dan lintasan aspal. Dikutip dari motomatters.com, terdapat argumen bahwa mengendarai motor trail di lintasan off road lebih aman dibandingkan berkendara di lintasan aspal. Ya, karena kecelakaan/jatuh pada kecepatan 70 km/jam pada lintasan tanah/lumpur tidak akan memberikan cedera yang terlalu parah jika dibandingkan mereka terjatuh dari kecepatan 200 km/jam di lintasan aspal.
Hah? 70 km/jam? Yakin cuma segitu speed motocross? Para pebalap profesional, biarpun tetap membandel dengan bermain motocross, paham dengan resiko. Mereka tidak memberikan 100% kemampuan mereka, ndak ngoyo.
"Saya tidak membalap 100% (jika di Motocross). Saya membalap 85% dengan motor motocross dan saya tidak berkendara di lintasan pasir terlalu sering karena itu lebih berbahaya. Saya mencoba untuk lebih aman, tidak ke sana dan mencoba dan membuat rekor lap serta berpikir bahwa semua itu tak ada artinya jika saya kecelakaan. Saya berhati-hati, tetapi tetap menikmati yang saya lakukan," kata Scott Redding dikutip dari Crash.net September 2017.
ADVERTISEMENT
Latihan tetaplah latihan. Tak perlu terlalu bernafsu memang. Itu adalah salah satu cara menjaga keamanan para pebalap.
Pada akhirnya, pebalap tugasnya adalah balapan. Jatuh adalah resiko, cedera tak dapat dihindarkan. Tinggal bagaimana para pebalap secara bijak menentukan prioritas dan menganalisis resiko dengan baik.