Isu Peristiwa September 1965 Masih Sensitif

18 September 2017 10:46 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi di dalam kantor LBH (Foto: Dok. Ponco Sulaksono)
zoom-in-whitePerbesar
Situasi di dalam kantor LBH (Foto: Dok. Ponco Sulaksono)
ADVERTISEMENT
Seminar tentang sejarah peristiwa tahun 1965 yang diadakan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mendapat kritikan dari politikus NasDem yang juga anggota DPR Taufiqulhadi. Menurut dia, seminar seperti itu sangat sensitif untuk diadakan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tahun 1965 merupakan hal yang sensitif dan dapat menimbulkan instabilitas masyarakat agar terprovokasi melakukan tindakan kekerasan.
"Seminar seperti itu (peristiwa 1965) menunjukkan bahwa penggagas tidak terlalu sensitif tentang hal yang berkaitan dengan isu-isu yang dapat menimbulkan instabilitas dalam masyarakat. Justru kegiatan seperti itu sama dengan mendorong masyarakat agar terprovokasi untuk bertindak untuk melakukan kekerasan," ujar Taufiqulhadi, kepada wartawan, Senin (18/9).
Taifuqulhadi mengimbau kepada para penggiatan Hak Asasi Manusia (HAM) agar tak lagi melaksanakan kegiatan seminar tentang peristiwa tahun 1965 saat ini. Isu-isu tersebut, menurutnya lebih baik diserahkan kepada kemampuan masyarakat dalam mengukur kembali, sejauh mana sejarah menyibak persoalan tersebut.
"Saya berpikir lebih baik isu-isu yang sensitif seperti itu diserahkan saja kepada wisdom umum dalam masyarakat. Kita harus mampu mengukur sejauh mana kita bisa bergerak ke belakang guna menyibak persoalan, yang disebut dengan wisdom kita," jelas Taufiqulhadi.
Massa masih berkumpul di sekitar Gedung LBH (Foto: Teuku Muhammad Valdy Arief/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa masih berkumpul di sekitar Gedung LBH (Foto: Teuku Muhammad Valdy Arief/kumparan)
Taufiqulhadi juga mengimbau kepada aparat kepolisian agar lebih tanggap menyikapi kegiatan seperti seminar peristiwa 1965 yang dilaksanakan LBH Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Saya juga mewanti-wanti kepada aparat keamanan agar lebih tanggap lagi ke depan terhadap kegiatan seperti ini," pungkas Taufiqulhadi.
Aksi pengepungan di LBH Jakarta bermula dari beredarnya isu di media sosial yang mengatakan adanya kegiatan PKI di LBH Jakarta. Sejak Minggu (17/9) pukul 23.00 WIB, jumlah massa yang berkumpul semakin banyak untuk membubarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh LBH Jakarta.
Sekitar pukul 02.00 WIB, Polisi menembakkan gas air mata dalam jumlah banyak karena terjadi kerusuhan. Mayoritas massa terpukul mundur ke arah RSCM.
Kini, suasana sekitar LBH Jakarta telah kondusif dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.