Wantimpres Bela Jokowi soal Bantuan Rohingya: Demo Bisa Bantu Apa?

18 September 2017 13:31 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi melepas bantuan untuk Rohingya (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi melepas bantuan untuk Rohingya (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut bantuan kemanusiaan yang dikirimkan pemerintah Indonesia untuk etnis Rohingya hanyalah pencitraan belaka. Prabowo mengatakan itu saat berorasi di Aksi Bela Rohingya 169 di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9).
ADVERTISEMENT
Pernyataan Prabowo lalu ditanggapi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Sidarto Danusubroto. Sidarto mengatakan bantuan yang dikirimkan Indonesia memang sangat ditunggu oleh pengungsi Rohingya.
"Jangan dianggap pencitraan dong. Mereka menunggu bantuan kita, donasi kita, bukan demo. Sekarang saya tanya, negara mana yang di-welcome by Myanmar? Indonesia kan? Hanya Indonesia yang boleh masuk karena kesejarahan yang panjang kan," ucap Sidarto Danusubroto di Kantor Wantimpres, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (18/9).
"Itu dari zaman Soekarno-Hatta kan. Bagaimana Indonesia-Birma akrabnya saat itu. Mereka menunggu bantuan, kita lihat 400 ribu di Bangladesh, tinggal di gubuk-gubuk kan, mereka butuh makanan, minuman, obat-obatan dari kita," lanjut dia.
Sidarto lalu balik bertanya kepada orang-orang yang membantu pengungsi Rohingya dengan berdemo. Apalagi mereka belum tentu mengirimkan donasi.
ADVERTISEMENT
"Kalau demo bisa bantuan apa coba? Kalau urunan uang, saya hargai. misalnya 10 ribu demo mereka urunan masing-masing Rp 10 ribu waduh welcome. Yang diterima oleh Myanmar itu hanya Indonesia dan diakui oleh banyak negara. Kalau kita galak, mereka tutup pintu bagaimana? Repotkan," ucap Sidarto Danusubroto.
Saat ditanya soal sikap Presiden Joko Widodo yang hanya diam ketika dibilang melakukan pencitraan dengan mengirimkan bantuan ke Rohingya, Sidarto menjelaskan. Jokowi saat ini sedang fokus bekerja.
Politisi PDIP Sidarto Danusubroto. (Foto: Twitter/Sidarto Danusubroto)
zoom-in-whitePerbesar
Politisi PDIP Sidarto Danusubroto. (Foto: Twitter/Sidarto Danusubroto)
"Saya kenal beliau, ini orang yang kerja, kerja, kerja. Ya toh. orangnya sederhana, orangnya enggak neko-neko, tapi dicap ini, dicap itu. Tolong cap-cap ini dikesampingkan dulu lah," paparnya.
Sidarto ingin masyarakat memberi kesempatan Jokowi bekerja selama lima tahun. Karena ia dipilih rakyat untuk memimpin Indonesia selama lima tahun.
ADVERTISEMENT
"Beri kesempatan beliau bekerja 5 tahun. Wong dipilih rakyat 5 tahun gimana sih. Betul enggak? Baru kerja sudah dicap ini, dicap itu. Itu tidak baik untuk kepentingan bangsa lah. Tidak baik, tidak baik," tegas politisi PDIP ini.
Sidarto juga mengkritik orang-orang yang mencari-cari kesalahan Jokowi.
"Yang saya katakan tadi berikan kita semua harus sadar satu sikap kesabaran konstitusional. kita milih 5 tahun ya 5 tahun bekerja, jangan main cap yang tidak jelas. DNA ditelusuri, lalu ada undercover," tuturnya.