Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru akan Serap 6.000 Pekerja Lokal

25 September 2017 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM meletakkan batu pertama proyek JTB (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM meletakkan batu pertama proyek JTB (Foto: Diah Harni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) akan mulai mengalir pada 2021 mendatang. Groundbreaking atau peletakan batu pertama telah dilakukan hari ini oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan di Bojonegoro, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, menjelaskan proyek tersebut akan menyerap 6.000 tenaga kerja dari masyarakat lokal.
"Selain penerimaan negara, proyek ini akan memberikan efek berganda bagi perekonomian daerah maupun nasional. Misalnya, penyerapan tenaga kerja yang mencapai 6.000 orang pada masa konstruksi," jelas Amien usai groundbreaking di Bojonegoro, Senin (25/9).
Asisten Gubernur Jawa Timur, Fattah Jasin, juga menjelaskan hal serupa. Ia berharap, pengembangan proyek ini bisa meningkatkan perekonomian di Jawa Timur.
"Bukan hanya hadiah terindah untuk Bojonegoro, tapi rasanya pertumbuhan ekonomi akan melambung tinggi. Kita tahu Jatim merupakan penggerak roda ekonomi di Indonesia. Kalau kita lihat. Mungkin di Republik ini kita tertinggi," ucap Fattah dalam sambutannya.
Fattah menuturkan, 11 persen dari jumlah penduduk di Jawa Timur termasuk golongan orang miskin. Oleh karena itu, Fattah amat berharap banyak dengan pengembangan proyek ini. Pasalnya, tak hanya tenaga kerja lokal saja yang diserap, tetapi proyek senilai Rp 20,5 triliun ini bisa membuka peluang usaha bagi masyarakat kecil.
ADVERTISEMENT
"Gubernur sangat berterima kasih kepada pemerintah atas pengembangan proyek gas ini. Mudah-mudahan empat tahun ke depan akan banyak mengubah Bojonegoro dan Jawa Timur," tuturnya.
Proyek JTB ini memiliki kapasitas produksi gas sebesar 330 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Gas sebesar 100 MMSCFD dialokasikan untuk Pertamina, kemudian akan dialirkan ke PLN untuk kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara 72 MMSCFD akan dialokasikan untuk kebutuhan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur.