Sudirman Said; Penguasa Korup Sedang Mendaki Tangga Rapuh

Konten dari Pengguna
5 Oktober 2017 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lala Nurlatifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sudirman Said; Penguasa Korup Sedang Mendaki Tangga Rapuh
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Mengakumulasi Kekuasaan dan kekuasaan dengan cara-cara yang tidak patut dan korup seperti menaiki tangga yang rapuh. semakin tinggi tangga tersebut didaki sama artinya dengan meninggikan tempat jatuh. Selain menghilangkan keberkahan hidup, akumulasi kekuasaan dan kekayaan semacam itu akan menjatuhkan pelakunya kedalam jurang kenistaan di dunia dan akhirat.
ADVERTISEMENT
Telah banyak contoh para koruptor yang kehilangan segala-galanya; nama baik, keluarga, harta, karir, dan kehidupannya. Sayangnya, tidak banyak para pejabat dan elit politik yang mengambil pelajaran dari kasus-kasus seperti itu. Bahkan, seringkali koruptor yang tertangkap dilihat hanya sebagai kesialan semata. Artinya, korupsi tidak lagi dilihat sebagai sebuah kesalahan dan dosa, sementara kolega yang tertangkap dianggap hanya sedang mengalami nasib buruk.
Yang lebih parah adalah para koruptor tidak lantas bertaubat dengan berbagai kisah tragis yang dialami koleganya yang masuk penjara. Sebaliknya, apa yang mereka lakukan adalah memperkuat kroni dan melemahkan lembaga anti rasuah. Gelagat semacam ini tergambar jelas dari pemberitaan akhir-akhir ini.
Komisi Pemberantasan Korupsi dirongrong dengan berbagai cara, lembaga hukum dikroposi, dan sistem tata negara disabotase. Tujuannya tentu saja adalah untuk menyediakan lingkungan yang baik bagi tumbuh-suburnya perilaku korup, dan korupsi dilakukan dengan penuh keamanan dan kenyamanan.
ADVERTISEMENT
Bagi Sudirman Said, persoalan ini sebenarnya berakar dari kehendak penguasa untuk tidak tegas dalam pemberantasan korupsi, penegakan hukum, dan penguatan lembaga-lembaga anti-rasuah. Karena itu, seringkali kita merasa putus asa untuk melakukan perbaikan-perbaikan sebab jalannya terlihat buntu.
Namun, bagi Sudirman Said kita harus terus merawat harapan-harapan baik karena optimisme merupakan semangat yang memberikan kita tujuan untuk terus berjalan di jalan yang baik. Merawat harapan baik meskipun kita harus melihat harapan itu pupus setidaknya lebih baik daripada menghilangkan harapan tersebut dan justru membiarkan penyelewengan terjadi tanpa perlawanan. Terlebih, ketika kita tanpa sadar telah berubah menjadi pelaku-pelaku tindakan korupsi.
Sebab itu, kita selalu harus merawat harapan bahwa setinggi apa pun para koruptor itu membangun kerajaannya, kejatuhan akan terus mengikutinya. Dalam sejarah, harapan ini selalu benar.
ADVERTISEMENT