Kamis, 30 November 2018

Siro Manungso
We all have to die at some stage..............
Konten dari Pengguna
1 Desember 2017 0:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siro Manungso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kamis, 30 November 2018
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jam menunjukkan tepat pukul 22.30.
Malam ini tidak ada bulan. Mendung menutupi langit sejak siang. Kadang mengantarkan hujan deras. Kadang mengantarkan gerimis. Kadang menutupi langit saja.
ADVERTISEMENT
Jalan desa di depan rumah yang kami sewa untuk dua malam sangat lengang. Sepertinya malas juga orang kalau harus keluar rumah berbasah-basah.
Pun demikian dengan kami. Rencana untuk melakukan banyak hal kami batalkan. Untuk sekadar keluar mencari makan saja kami malas.
Istri bahkan memilih berangkat tidur awal. Sejak sore ia memang berulang kali mengeluh kelelahan, badan pegal-pegal.
Tak lebih lima menit merebahkan diri, lansung ia tertidur. Sangat nyenyak. Selimut ia tarik, menutupi seluruh badan nyaris hingga ke wajahnya. Sesekali terdengar dengkuran halus.
Kecuali satu lampu meja kecil yang masih menyala menemaniku membaca buku, semua lampu di kamar aku matikan. Ia tidak bisa tidur kalau lampu menyala terang.
Kami harus berkendara selama enam jam untuk tiba di tempat ini. Sebetulnya mesin penunjuk jalan menyebut tak selama itu kalau normal. Tapi beberapa kali kami terjebak macet. Dan kami sangat manja dengan sedikit-sedikit berhenti untuk makan, minum kopi, dan alasan-alasan yang tak masuk akal seperti ‘’kita tak diburu waktu, ini ada tikungan jalan yang indah, kita berhenti dulu untuk menikmatinya.’’
ADVERTISEMENT
Aku berharap akan seperti inilah nanti keseharian dimasa tuaku. Aku berharap seperti inilah malam-malam dimasa tuaku. Tak diburu waktu, menikmati hal-hal yang tak masuk akal, atau menunggu istri yang hendak tidur.