Kelas Menengah, Amunisi RI untuk Menggenjot Pertumbuhan Ekonomi

4 Desember 2017 18:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana mal di akhir pekan (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana mal di akhir pekan (Foto: Nadia Riso/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Dunia menilai kelas menengah menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi karena kontribusinya yang cukup signifikan pada pendapatan negara lewat pajak untuk menyediakan layanan umum seperti infrastruktur, kesehatan dan pendidikan, serta memulai usaha yang menciptakan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, jika kelompok yang ingin menjadi kelas menengah gagal naik tingkat ekonominya, hal ini mungkin akan berdampak pada masyarakat yang lebih terpolarisasi dan terpecah.
"Kelas menengah memegang kunci membuka potensi Indonesia. Penting bagi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan kelompok ini di semua lini," kata Director Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A. Chaves, Country, dalam keterangan tertulis, Senin (4/12).
Menurut Chaves, dukungan bisa dilakukan pemerintah dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan penduduk serta mendorong pertumbuhan penciptaan lapangan kerja dan akses perlindungan sosial.
"Dengan dukungan tersebut, kelompok kelas menengah akan tumbuh dengan cepat dan mendorong negara dan wilayah ini menuju masa depan yang lebih cerah," katanya.
Saat ini, setidaknya 52 juta orang Indonesia masuk dalam kategori kelas menengah yang berkontribusi pada 43% dari total konsumsi rumah tangga. Kelas menengah yang lebih besar akan membantu mempercepat pertumbuhan konsumsi.
ADVERTISEMENT
Menurunnya tingkat kemiskinan secara signifikan di Indonesia dalam dua dekade terakhir, memberikan peluang pemerintah meningkatkan jumlah kelas menengah.
Setidaknya, 45% dari total penduduk Indonesia merupakan kelompok yang berpotensi naik menjadi kelas menengah karena mereka tidak lagi miskin atau rentan jatuh miskin. Anggota dari “kelas beraspirasi" ini belum mencapai tingkat kemapanan ekonomi dan belum memiliki gaya hidup kelas menengah.
Menurut Bank Dunia, masih adanya 35% penduduk yang masih miskin atau rentan jatuh miskin, harus menjadi perhatian. Pemerintah harus berusaha memberi mereka kesempatan agar mereka keluar dari kemiskinan.
Selain itu, untuk membantu jutaan orang Indonesia masuk ke dalam kelas menengah, diperlukan adanya pekerjaan yang memberikan pendapatan kelas menengah. Bank Dunia juga menyarakankan pekerja dilengkapi keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ini berarti pentingnya peningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Kebijakan peningkatan pertumbuhan dengan peningkatan lingkungan usaha, termasuk reformasi undang-undang ketenagakerjaan dan pengurangan pembatasan investasi, juga merupakan unsur penting.
Bank Dunia akan merilis laporan terbaru tentang kelas menengah bertajuk Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class. Penelitian yang didanai Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade ini akan dipublikasikan pada awal tahun depan.
Matthew Wai-Poi, Ekonom Senior Bank Dunia dan penulis laporan mendatang Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class, mengatakan perlu akses jaminan sosial yang memadai untuk melindungi kelas menengah dari guncangan kesehatan dan pekerjaan yang mengancam mobilitas ke atas mereka.
Menurut dia, kontrak sosial yang memenuhi kebutuhan semua penduduk Indonesia sangat dibutuhkan, untuk memfasilitasi kelas menengah membayar pajak sebagai sumberdaya pemerintah memberi layanan umum berkualitas tinggi dan mendorong pertumbuhan inklusif.
ADVERTISEMENT
"Pada gilirannya, ini akan membantu kelas menengah tumbuh dan berkembang," katanya.