3 Alasan Mengapa Peraturan Boleh Menikah dengan Teman Sekantor Enggak Membantu

Mela Nurhidayati Syamsiyah
Parisienne Wannabe
Konten dari Pengguna
14 Desember 2017 14:01 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mela Nurhidayati Syamsiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nikah dengan Teman Sekantor? (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Nikah dengan Teman Sekantor? (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Mahkamah Konstitusi (MK) baru saja mengesahkan peraturan yang memperbolehkan teman sekantor untuk menikah tanpa resign. Dengan peraturan ini, kamu jadi enggak perlu repot-repot, dong, ya kalau mau menikah?
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa jadi disambut baik sama mereka-mereka yang kasmaran sama teman sekantor. Akan tetapi, peraturan ini bisa juga dianggap enggak membantu. Kenapa?
Yuk, coba simak tiga alasan mengapa peraturan boleh menikah sama teman sekantor enggak membantu.
1. Sekantor dengan pasangan bisa membuat kamu enggak fokus
Bayangkan, kamu sekantor dengan gebetan, pacar, atau suami dan kamu terlalu kasmaran sampai enggak bisa fokus kerja. Kalau sudah kayak begini, kan, jadi enggak faedah kerjanya. Bener, enggak?
2. Sekantor dengan pasangan membuat kamu enggak bisa dekat dengan yang lain
Selain itu, kalau kamu sekantor sama doi, kamu juga enggak leluasa, nih, dekat dengan yang lain. Contohnya, lagi ngobrol dengan rekan kerja yang lain, entar doi jadi cemburu. Gimana, tuh?
ADVERTISEMENT
3. Emangnya dia mau sama aku?
"Nikah dengan teman sekantor memang tidak perlu resign. Yang dibutuhkan adalah rasa suka sama suka. (Anton william: 2017)"
Nah, ini nih yang on point banget. Emang enggak perlu resign, sih. Tapi, mau nikah sama siapa kalau dianya aja enggak mau sama aku? Hehe.
Itu dia tiga alasan mengapa peraturan boleh menikah dengan teman sekantor belum tentu membantu. Sabar ya, guys.