Gubernur BI: Tahun Ini Sulit Menyesuaikan BI Rate

24 Januari 2018 21:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI Agus Martowardojo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI Agus Martowardojo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meskipun inflasi tahun ini diproyeksikan relatif terjaga, namun Bank Indonesia menegaskan ruang untuk memperlonggar kebijakan moneter dengan penurunan BI 7-Days Repo Rate masih sangat sempit.
ADVERTISEMENT
"Pada kesempatan ini, kondisi sekarang, mungkin tipis sekali untuk lakukan penyesuaian BI 7-Days Reserve Repo Rate," ujar Agus di Kantor Pusat MUI, Jakarta, Rabu (24/1).
Menurut Agus, hal ini dilihat dari dinamika bank sentral Amerika The Fed yang diprediksi akan menaikkan suku bunganya di tahun 2018 sebanyak 3 kali. Adapun BI pada tahun lalu telah menurunkan suku bunga acuannya pada Agustus dan September 2017 masing-masing 25 basis point (bps).
"Selain itu kami juga lihat dalam negeri ada pengelolaan inflasi yang perlu dilakukan, karena kami melihat di akhir 2017 ada tekanan inflasi," ucapnya.
Dengan pertimbangan tersebut, Agus menilai tidak ada ruang yang cukup untuk melakukan pelonggaran suku bunga acuan. Meski demikian, bank sentral akan merespons dalam bentuk kebijakan moneter serta kebijakan makroprudensial lainnya.
ADVERTISEMENT
Dari kebijakan moneter, Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata telah dilakukan penyesuaian. Sedangkan dari sisi makroprudensial, menaikkan rasio intermediasi makro prudensial dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial.
"Kami mempercepat GWM averaging, itu kebijakan moneter dan kami juga rencanakan rasio intermediasi makro prudensial dan rasio penyangga likuiditi makroprudensial, itu juga kebjiakan makroprudensial," ujar Agus.
Dengan kebijakan tersebut, maka likuiditas perbankan diyakini akan lebih baik dan semakin memperdalam pasar keuangan. "Kami harapkan transmisi kebijakan moneter yang sudah diambil di Agus tus dan September 2017 bisa lebih efektif," katanya.