Pembangunan Pengganti Jembatan 'Indiana Jones' Telan Biaya Rp 400 Juta

25 Januari 2018 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan Srengseng Sawah pernah ditengok Jokowi. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Srengseng Sawah pernah ditengok Jokowi. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemkot Jakarta Selatan segera mengganti jembatan gantung 'Indiana Jones' di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang telah lama reyot. Jembatan pengganti diperkirakan menelan biaya hingga Rp 400 juta.
ADVERTISEMENT
"Pembangunan jembatan akan dikerjakan oleh PT Wiratman selaku CSR dalam pengerjaan ini," ujar Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Arifin, usai meninjau jembatan gantung di Srengseng Sawah, Kamis (25/1).
Pihak Pemkot Jaksel dan Pemkot Depok nantinya akan bekerja sama dengan PT Wiratman dalam proses pembangunan jembatan tersebut, seperti merapikan jalan menuju jembatan hingga memasang lampu penerangan jalan.
Jembatan Srengseng Sawah pernah ditengok Jokowi. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Srengseng Sawah pernah ditengok Jokowi. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
"Contoh yang saya bisa lihat hari ini kita menuju jembatan kan masih tanah. Saya minta dengan Sudin Bina Marga Jakarta Selatan untuk bisa melanjutkan di-hotmix. Karena saya tanya ini juga swadaya masyarakat, nanti kita akan rapikan jalan menuju jembatan," kata Arifin.
Untuk lahan, Arifin menuturkan, tanah tersebut milik seorang warga yang menyerahkan lahannya ke Pemprov.
Jembatan Srengseng Sawah pernah ditengok Jokowi. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Srengseng Sawah pernah ditengok Jokowi. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
"Alhamdulillah Pak Lurah mendapatkan surat pernyataan dari pemilik lahan yang bersedia lahan dan tanahnya digunakan untuk permohonan jembatan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Warga tersebut menghibahkan kepada pemda untuk digunakan bagi kepentingan umum.
"Ini salah satu wujud kebutuhan warga, karena warga sangat butuh mereka tidak minta semacam penggantian ganti rugi," pungkas Arifin.