Cinta Itu Konyol, Dilan!

Konten dari Pengguna
8 Februari 2018 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M. Faruq Ubaidillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cinta Itu Konyol, Dilan!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Katakan pada Dilan, cinta itu konyol. Aku tidak berminat. Kau sajalah!
ADVERTISEMENT
Bak sekali mendayung satu dua pulau terlewat. Begitulah Dilan 1990 yang tak hanya filmnya digemari kalangan milenial kali ini, namun juga ungkapan-ungkapan alainya juga laku. Bahkan, pemerintah yang mengurusi perpajakan pun ikut-ikutan menggunakan ungkapan ini, gila!
Bagi seorang Dilan, cinta itu tak lebih hanya sekadar rayuan. Bagi seorang Dilan, perempuan itu sosok yang mudah diculik hatinya dengan kata-kata manja. Bahkan bagi Dilan, perhatian sekecil apapun yang selalu diberikan mampu menggoyahkan iman seorang perempuan.
Itu bagi Dilan. Tidak bagi lain orang. Karena cinta seseorang bisa menjadi bodoh. Karena cinta seseorang juga bisa menjadi pintar. Karena cinta seseorang bisa kuat. Karena cinta seseorang juga bisa menjadi lemah. Maka, agar hidup, seseorang juga membutuhkan cinta. Dilan mungkin beruntung hidup di zaman alai yang mengakui kekuatan rayuan. Namun, ia tidak akan beruntung jika hidup di zaman yang mengalineasi rayuan.
ADVERTISEMENT
Pernah suatu ketika seorang mahasiswa dengan percaya diri menyatakan cinta. Ia berniat menikahi wanita pujaan hatinya. Bertahun-tahun ia simpan perasaan itu. Namun ternyata, ia ditolak. Ia ditolak!
Jika Dilan pandai merayu, mahasiswa ini lebih pandai lagi. Jika Dilan pandai berpuisi, mahasisiwa ini jauh lebih pandai. Jika Dilan pandai memberi perhatian, pun mahasiswa ini lebih pandai lagi. Namun sayang, Ia ditolak dalam kondisi kemapanan intelektual dan materi. Ia ditolak setelah sekian lama menunggu kabar. Ia ditolak setelah bertahun-tahun memberikan perhatian.
Dilan, cinta itu konyol! Jelas-jelas mahasiswa ini tulus mencintai sang wanita. Jelas-jelas ia banyak berkorban hati dan pikiran untuk sang wanita. Jelas-jelas ia sabar menunggu jawaban pasti darinya. Tapi sayang, lagi-lagi harus kita katakan sayang, cinta itu konyol, Dilan!
ADVERTISEMENT
Lelaki seperti apa yang wanita itu cari? Lelaki bagaimana yang wanita itu inginkan? Hei Dilan, engkau beruntung. Nasibmu indah dan berakhir khusnul khatimah. Sedangkan mahasisiwa itu nasibnya tragis!
Saat ini ia belum bisa mengembalikan percaya dirinya. Ia belum bisa move on dari nasib tragis itu, Dilan! Di sekelilingnya tak kurang dari puluhan wanita cantik yang menunggu. Wanita-wanita dengan bikini itu bisa saja menghancurkan tebalnya iman lelaki ini, Dilan. Tapi entah apa yang ia lakukan, wanita-wanita itu tak berhasil menggoyahkan imannya, apalagi menggoyang tempat duduknya.
Dilan, cinta itu konyol!
Belum setahun ia ditolak, perasaan yang hidupa dalah keresahan dan kekecewaan. Ia masih memiliki rasa cinta sekaligus rasa kecewa. Benar kan, cinta itu konyol, Dilan!
ADVERTISEMENT
Ia juga sedang mencoba melakukan kesibukan tanpa batas. Tapi tidak berhasil, Dilan. Ia tak sepertimu. Ia sudah terperangkap jauh oleh rasa cinta yang tulus, yang pada akhirnya iapun menjadi korban tragis. Sampai kapan kondisi seperti ini akan terus berjalan, Dilan?
Entahlah, laki-laki itu hanya menitipkan salam untukmu, Dilan: katakan kepada Dilan bahwa cinta itu konyol, aku tidak berminat, kau sajalah!