Prostitusi Pembatuan di Banjarbaru Kembali Menggeliat

Konten Media Partner
8 Februari 2018 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prostitusi Pembatuan di Banjarbaru Kembali Menggeliat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id – Dua wanita berpakaian seksi dengan dandanan menor itu duduk menghadap ke jalanan. Di depan warung, mereka seolah acuh melihat pengendara yang melaju pelan ketika melintasi deretan rumah dan lapak dagangan. Bergeser ke warung lainnya, seorang wanita melambaikan tangan seraya samar-samar berkata, “Mampir, mas.”
ADVERTISEMENT
Penasaran atas tawaran itu, Banjarhits.id bergegas melipir ke sebuah warung dengan lorong bilik-bilik cinta di dalamnya. Tarif sekali kencan rata-rata Rp 100-150 ribu. Mereka menjamin tidak ada razia pada Kamis siang (8/2).
“Kalau main, motornya langsung masukkan. Saya tutup pintunya, aman. Wis langsung masuk, ojo ngomong ae (jangan bicara saja),” kata si wanita berlogat Jawa ini.
Ia membisikkan ada oknum petugas yang membocorkan apabila Satpol PP Banjarbaru akan merazia lokalisasi tersebut. Polah wanita berparas menor itu mengkonfirmasi bisnis esek-esek kembali berdenyut di Jalan Kenanga, Kelurahan Landasan Ulin Timur, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru. Masyarakat setempat kerap menyebut lokalisasi Pembatuan.
Diminta tanggapan soal denyut bisnis syahwat ini, Lurah Landasan Ulin Timur, Deddy Hariyadi, mengaku tidak tahu menahu perihal lokalisasi yang kembali beraktivitas. Menurut Deddy, Satpol PP Banjarbaru yang paling berwenang menertibkan lokalisasi tersebut. Pihaknya sebatas mendata pekerja seks ketika pemulangan dan penutupan pada 15 Desember 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Kalaupun benar Pembatuan masih beraktivitas, Deddy menduga mereka pekerja seks baru, bukan pekerja seks yang sebelumnya telah menerima duit bantuan Rp 5.050.000 per orang. “Mungkin itu orang baru, yang lama enggak mungkin datang lagi,” kata Deddy.
Pemkot Banjarbaru telah resmi menutup lokalisasi Pembatuan pada 15 Desember 2016. Acuannya Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2012 tentang Pembertantasan Pelacuran. Saat itu, terdata ada sebanyak 432 PSK Pembatuan yang menerima buku bantuan sosial. Mereka berasal dari Pulau Jawa, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara.
Toh, setahun berlalu, denyut bisnis haram ini masih bergeliat. Alih-alih malam, para wanita penjaja seks itu tak sungkan menampakkan diri ketika siang hari. (Diananta) Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT