Menpora Dukung Libur Sekolah saat Asian Games 2018

12 Februari 2018 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maria Natalia Londa juara  Lompat Jauh Putri (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maria Natalia Londa juara Lompat Jauh Putri (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia siap menghelat Asian Games 2018 dari 18 Agustus hingga 2 September 2018. Setelah edisi 1962, ini menjadi kali kedua Asian Games digelar di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Menyambut pesta olahraga se-Asia tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi kembali berkomentar. Kali ini bukan terkait venue atau anggaran, melainkan kebijakan publik yang bisa menunjang kesuksesan Asian Games ke-18 itu.
Ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (12/2/2018), Imam mengaku siap mendukung usulan penyelenggara, termasuk meliburkan siswa sekolah.
"Tidak mudah jadi tuan rumah Asian Games, 10-20 tahun mendatang belum tentu Indonesia bisa. Jadi kami siapkan segala sesuatunya dengan sungguh-sungguh, termasuk soal parkir dan libur sekolah, juga penyesuaian jam kerja untuk mengurangi kepadatan," ujar Imam kepada wartawan seusai menyaksikan test event atletik.
"Ini perlu dibicarakan dan dikoordinasikan dengan lintas sektor. Akan tetapi, Kemenpora wajib mendukung itu. Semua lembaga, baik DPR maupun lainnya, saya rasa juga akan mendukung (usulan-usulan penyelenggara)," kata dia menambahkan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) tengah mengadakan test event serentak untuk delapan cabang olahraga (cabor) dengan tajuk Invitation Tournament. Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) pun menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan.
Selain menjajal kesiapan venue, test event ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kesiapan wisma atlet, katering, transportasi, keamanan, dan volunteer.
Bagaimana sistem buka tutup pintu masuk GBK (hanya ada pintu seberang Kantor TVRI untuk atlet dan pintu Plaza Barat buat pengunjung) serta arus lalu lintas juga bakal diuji. Nantinya, saat penyelenggaraan, jalan sekitar GBK bakal ditutup total dan diisi dengan festival kuliner serta budaya.
"Kita harus bersyukur punya tempat yang amat cantik, rupawan, megah, gagah, seperti GBK. Semoga hal ini bisa menyemangati para atlet untuk meraih medali di Asian Games. Test event ini menjadi momemtum untuk evaluasi kekurangan infrastruktur dan (kesiapan) atlet. Terima kasih juga negara sahabat yang ikut test event ini," ucap Imam.
ADVERTISEMENT
Menpora dan Maria Natalia Londa. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menpora dan Maria Natalia Londa. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Sementara itu, atlet lompat jauh putri, Maria Natalia Londa, juga melihat sisi positif dari penyelenggaraan Asian Games 2018 di Tanah Air. Namun, dia menyarankan agar atlet junior juga mendapatkan kesempatan bertanding.
"Sebagai tuan rumah, alangkah baik kalau ada bisa tampil, untuk jadi tuan rumah beberapa puluh tahun sekali, kasih mereka kesempatan. Atlet junior itu topangan Indonesia ke depannya. Kalau hanya 16 atlet rohnya atletik kurang. Semoga pemerintah memberi kesempatan atlet junior atletik. Minimal Indonesia ikut semua nomor," kata Maria usai meraih medali emas lewat lompatan sejauh 6,43 meter.
Maria sendiri di test event ini menyumbang emas setelah mengalahkan dua rival lain asal India. Setelah jumpa pers, Maria sempat didatangi oleh Menpora untuk memberikan ucapan selamat. Keduanya juga berfoto dengan medali emas.
ADVERTISEMENT