Pasar Barang Bekas: Terselip Kisah dan Kenangan di Setiap Sudutnya

Reva Hafizh Ramadhanti
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
4 Januari 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reva Hafizh Ramadhanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta, foto: Reva Hafizh Ramadhanti
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta, foto: Reva Hafizh Ramadhanti
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta, menarik untuk dieksplorasi. Dibalik tumpukan barang bekas yang terlihat kusam dan tak bernilai, terselip sebuah kisah dan kenangan.
ADVERTISEMENT
Setiap sudut toko yang ada di Pasar Klithikan ini memiliki kisah dan kenangan, di mana barang-barang yang dijual di toko mereka ini awalnya adalah sebuah hobi mengoleksi barang-barang yang terbilang sudah langka dan susah untuk didapatkan di tempat lainnya. Beberapa pedagang toko barang bekas yang ada di Pasar Klithikan Pakuncen ini juga menyatakan mereka memutuskan untuk berjualan barang-barang antik karena ingin meneruskan bisnis dari orang tua mereka atau generasi-generasi sebelumnya yang dulunya juga berjualan barang bekas dan barang antik.
Salah satu pedagang toko barang bekas menyatakan ia sudah berjualan barang-barang antik selama kurang lebih 15 tahun. “Saya sudah berjualan barang antik seperti ini lebih dari 15 tahun, berawal dari suka mengoleksi kaset-kaset film zaman dulu sampai akhirnya memutuskan untuk membuka bisnis dari hobi saya itu”, ujar Hariadi salah satu pedagang pada Sabtu (11/11/2023).
Toko barang bekas di Pasar Klithikan Pakuncen, foto: Reva Hafizh Ramadhanti
Toko barang bekas yang ada di Pasar Klithikan Pakuncen kebanyakan berjualan barang-barang antik seperti pajangan patung-patung antik, kaset-kaset lama, piring dan gelas antik, amplop dan prangko zaman dulu, sampai uang kuno baik itu mata uang Indonesia sampai mata uang luar negeri. Namun dibalik keunikan dan keindahan yang ada di pasar barang bekas ini, terdapat juga sisi lain yang kurang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Sisi lain cerita yang kurang menyenangkan bagi pedagang di Pasar Klithikan Pakuncen ini, meskipun mereka sudah berjualan selama belasan tahun, mereka merasa kejadian pandemi COVID-19 kemarin toko mereka sangat sepi, bahkan pelanggan-pelanggan setia mereka juga jarang untuk datang dan membeli ke toko mereka. Setelah kejadian itu omzet penjualan mereka menjadi tidak menentu setiap bulannya, dari kejadian ini mereka harus memutar otak bagaimana caranya barang-barang antik yang mereka jual ini tetap ada peminatnya atau pembelinya.
“Selama kejadian pandemi COVID-19 pengunjung sama pembeli di pasar ini menurun sampai 80%, nyaris tak terdengar lagi kalau pasar ini masih beroperasi, pedagang yang ada di sini mengalami bangkrut dan hanya beberapa toko barang bekas saja yang masih bertahan," ujar Jirman salah satu pemilik toko barang bekas pada Sabtu (11/11/2023) lalu.
Toko barang bekas, foto: Reva Hafizh Ramadhanti
Hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap mempertahankan toko barang-barang antik mereka, karena dari kejadian itu pasti ada jalan yang lebih baik bagi para pedagang yang ada di Pasar Klithikan Pakuncen. Terlebih toko barang-barang antik ini sudah menjadi ciri khas dari pasar ini sendiri.
ADVERTISEMENT