news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Fakta Menarik soal Film Dokumenter 'BLACKPINK: Light Up the Sky'

Review Drakor
Review drama dan film Korea, annyeong~
Konten dari Pengguna
1 November 2020 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Review Drakor tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
BLACKPINK. Dok: blackpinkofficial
zoom-in-whitePerbesar
BLACKPINK. Dok: blackpinkofficial
ADVERTISEMENT
Tak berlebihan jika BLACKPINK layak disebut sebagai girlband K-Pop yang paling sukses saat ini. Tak hanya di negara asalnya Korea Selatan, grup bentukan agensi YG Entertainment ini juga sukses mengguncang berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa berada di posisi sekarang, grup yang beranggotakan Jennie, Lisa, Jisoo, dan Rose ini harus melewati proses panjang dan berat. Hal ini terungkap dalam film dokumenter 'BLACKPINK: Light Up the Sky' yang dirilis Netflix pada 14 Oktober 2020.
BLACKPINK. Dok: blackpinkofficial
Berikut ini enam fakta menarik soal 'BLACKPINK: Light Up the Sky' yang wajib diketahui oleh BLINK (nama penggemar BLACKPINK).
1. Jadi saksi kerja keras BLACKPINK
'BLACKPINK: Light Up the Sky' menjadi saksi perjuangan Jennie, Lisa, Jisoo, dan Rose untuk bisa menjadi sesukses saat ini. Film ini memperlihatkan momen ketika mereka masih berstatus trainee dan harus menjalani masa-masa pelatihan yang keras.
Jennie mengungkapkan kalau mereka sering mendapatkan komentar yang pedas dan kejam dari para pelatih. Jisoo mengaku sempat ingin berhenti menjadi trainee karena proses pelatihan yang begitu mengintimidasi.
ADVERTISEMENT
Sementara Rose disuruh oleh keluarganya untuk pulang ke Australia karena ia sering menangis mengeluhkan masa trainee yang berat. Sedangkan Lisa harus berjuang sendiri untuk mandiri di negara yang sangat awam baginya.
2. Pengorbanan BLACKPINK
Untuk mencapai status sebagai salah satu girlband K-Pop terbesar di dunia, bukanlah hal yang gampang bagi BLACKPINK. Demi bisa berada di posisinya sekarang, keempat anggotanya harus rela mengorbankan masa-masa remaja mereka dengan berlatih keras.
Menjadi trainee selama enam tahun, Jennie menjadi anggota BLACKPINK yang paling lama menjalani masa training. Ia sempat tertekan dan khawatir karena tak kunjung debut di saat satu per satu teman dekatnya selama jadi trainee keluar YG Entertainment sebelum jadi penyanyi.
Rose yang harus berhenti sekolah dan tinggal sendirian di Korsel, meninggalkan keluarganya di Australia. Demi menjadi penyanyi, ia merelakan kehidupan sekolahnya dan terbang ke Korea seorang diri.
ADVERTISEMENT
Dan Lisa harus pindah ke Korea Selatan sendirian di usia 14 tahun. Saat itu Lisa yang berdarah dan berasal dari Thailand sama sekali enggak bisa Bahasa Korea.
3. Sisi humanis BLACKPINK
Film ini bisa membuat penonton memiliki pandangan yang humanis akan BLACKPINK. Bukan sebagai super star K-Pop, penonton diajak untuk melihat sisi Jennie, Lisa, Rose, dan Jisoo sebagai empat gadis biasa.
'BLACKPINK: Light Up the Sky' menyajikan momen awal grup asuhan YG Entertainment ini sejak trainee, debut pada 2016, hingga sukses menjadi fenomena yang mengguncang dunia seperti sekarang ini.
Selain itu, film ini juga menampilkan rekaman aktivitas BLACKPINK di belakang panggung yang belum pernah diungkapkan sebelumnya. Sebagai seorang manusia, BLACKPINK juga mengaku pernah muak dan lelah dengan rutinitas mereka yang sangat padat. Tapi demi fans, mereka selalu berusaha untuk tampil maksimal dan ceria.
ADVERTISEMENT
4. Mengenal BLACKPINK lebih dekat
Caroline Suh sebagai sutradara 'BLACKPINK: Light Up the Sky' mengatakan semua yang ditampilkan dalam dokumenter itu jujur dan asli. Sehingga lewat film tersebut, penonton diajak untuk mengenal keempat anggota BLACKPINK lebih dekat.
Misalnya Jennie yang memiliki daya tahan tubuh lemah dan gampang sakit, Rose yang sangat terobsesi pada musik, Jisoo yang pernah dihina oleh kerabatnya karena jelek, serta Lisa yang selalu bisa bikin mood BLACKPINK ceria.
5. Disutradarai Caroline Suh
Proses produksi dokumenter ini dipimpin oleh Caroline Suh sebagai sutradara. Produser sekaligus sutradara keturunan Korea-Amerika ini sebelumnya sukses menggarap film berjudul 'Frontrunners' (2008), 'Whitey: United States of America v. James J. Bulger' (2014), 'Final Cut: The Making and Unmaking of Heavens Gate' (2004), 'The 4%: Film’s Gender Problem' (2016), dan sejumlah series Netflix lainnya.
ADVERTISEMENT
Dirinya pun sempat menerima nominasi penghargaan James Beard Foundation untuk acara special/dokumenter (televisi atau video webcast) berkat serial dokumenter 'Salt Fat Acid Heat'.
Sebelum menggarap proyek ini, Caroline mengaku tak begitu mengenal BLACKPINK. Dan saat proses pengerjaan, ia mulai mengenal masing-masing anggota dari grup pelantun 'Stay' tersebut.
6. Teknik sinematografi yang artistik
Keseluruhan kisah BLACKPINK tersebut dibungkus dengan teknik sinematografi yang artistik. Sehingga penonton juga akan dimanjakan dengan berbagai visual yang menarik.