Belajar dari Kartini, Cantik karena Berpikir

Repi Rizali
Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN SMH Banten
Konten dari Pengguna
20 April 2021 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Repi Rizali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Raden Adjeng Kartini. Sumber Foto: Freepik.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Raden Adjeng Kartini. Sumber Foto: Freepik.
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal Kartini—atau yang bernama lengkap Raden Adjeng Kartini, salah satu pahlawan nasional yang sampai sekarang menjadi simbol kebangkitan bagi perempuan pribumi di Indonesia. Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879.
ADVERTISEMENT
Kartini muda saat itu sudah bisa berpikir kritis dan peka dengan lingkungan sekitarnya, Kartini muda sudah memikirkan tentang perempuan pribumi yang saat itu memiliki pemikiran yang tertinggal di bandingkan dengan perempuan Eropa.
Kartini adalah sosok perempuan yang berani menentang tradisi dan budaya, demi memperjuangkan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki pada saat itu.
Apa yang dilakukan kartini tentu tidaklah mudah, di mana posisi perempuan bisa dikatakan berada di bawah laki-laki, banyak hal yang tidak bisa di dapatkan oleh perempuan pribumi, salah satunya adalah pendidikan.
Kesetaraan akan hak yang dirasakan oleh perempuan saat ini adalah buah dari pohon perjuangan yang telah di tanam Kartini semasa dia hidup, tugas perempuan saat ini adalah menjaga pohon perjuangan tersebut agar senantiasa memberikan semangat untuk terus berpikir bagi perempuan. Kartini mungkin sudah tiada, tetapi semangat kartini tidak akan pernah padam, dengan catatan perempuan hari ini tidak hanya memikirkan soal kosmetik, pakaian dan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Apa yang membuat kartini cantik, apa yang membuat perempuan hari ini cantik. Jawabannya sederhana dan sama. Perempuan, cantik karena berpikir.
Hari ini, yang harus dipertahankan dari perempuan adalah kemampuan dia dalam berpikir, jangan sampai kualitas pakaian yang digunakan lebih bagus daripada kualitas pemikiran yang diterapkan.
Kartini mengajarkan bahwa perempuan bukan makhluk lemah yang harus tunduk, tetapi perempuan adalah makhluk istimewa yang harus dimuliakan. Bukan kebayanya, bukan sanggulnya, bukan kondenya, bukan tata rias wajahnya, tetapi yang harus ditiru dari Kartini adalah kemauan, kemampuan, dan kualitas berpikirnya.
Kartini menempatkan posisi perempuan sejajar dalam persamaan hak, Kartini menempatkan posisi perempuan dan laki-laki sebagai dua makhluk yang harus saling melengkapi, tentu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, ibarat tangan kanan dan tangan kiri, kaki kanan dan kaki kiri.
ADVERTISEMENT
Hiasi paras cantik perempuan bukan hanya dengan kosmetik tetapi dengan kualitas berpikir. Ketika Kartini mampu menginspirasi jutaan perempuan pada hari ini. Maka, pastikan bahwa kamu, perempuan hari ini akan menjadi inspirasi bagi jutaan kamu perempuan pada masa yang akan datang.
Jika kamu terinspirasi oleh Kartini, maka jadikan dirimu menginspirasi layaknya Kartini.