Pemerintah Dorong UMKM Menembus Pasar Amerika Latin dan Karibia

Ria Agustina Larasati
Mahasiswa Program Magister Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
15 September 2021 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ria Agustina Larasati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Webminar Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia - Amerika Latin dan Karibia. (Foto: Kementerian Luar Negeri)
zoom-in-whitePerbesar
Webminar Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia - Amerika Latin dan Karibia. (Foto: Kementerian Luar Negeri)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amerika Latin dan Karibia (Amlatkar) merupakan kawasan yang memiliki potensi sangat besar bagi Indonesia untuk memperluas pangsa pasarnya terutama di bidang ekpor. Melihat adanya potensi, Indonesia mulai menginisiasi sebuah kesepakatan dagang dan investasi untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan tersebut melalui forum bisnis antara Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia atau Indonesia-Latin America and the Caribbean (INALAC). Forum yang dimulai sejak Oktober 2019 ini menciptakan menciptakan hubungan ekonomi yang kuat dengan mengurangi hambatan-hambatan seperti hambatan tarif dan non-tarif, jarak geografis, dan konektivitas dengan negara-negara di kawasan Amlatkar.
ADVERTISEMENT
Diplomasi ekonomi menjadi sebuah alat yang digunakan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi Indonesia. Brazil, Meksiko, Argentina, Peru, dan Chili adalah negara-negara yang saat ini menjadi tujuan ekspor utama dengan komoditasnya seperti otomotif, alas kaki, makanan olahan, lemak dan minyak nabati, serta produk-produk berbahan kertas dan karet. Produk-produk ekspor unggulan Indonesia dirasa memiliki nilai yang menjual di kawasan ini, sehingga Indonesia terus mendorong peningkatannya.
Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, apakah kemudian forum kerja sama INALAC dinilai efektif dan berhasil dalam meningkatkan perdagangan Indonesia? Duta Besar Ngurah Swajaya yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa di Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa forum tahunan ini terbukti sukses dilakukan dari tahun ke tahun. Terbukti pada tahun 2020 terjadi kenaikan transaksi dari USD 33 juta menjadi USD 70 juta. Kemudian total perdagangan antara Indonesia dan kawasan Amerika Latin-Karibia pada periode Januari-Juni 2021 meningkat sebesar 13,83% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar Amerika Latin dan Karibia merupakan peluang yang menjanjikan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kita.
ADVERTISEMENT
Mengubah Tantangan menjadi Peluang
Pada tanggal 9 September 2021, Kementerian Luar Negeri berkolaborasi dengan Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN) Provinsi Jawa Barat mengadakan seminar secara online dengan topik “Menembus Pasar Amerika Latin dan Karibia.” Acara ini menjadi salah satu katalis dari pemerintah untuk para pelaku UMKM agar mereka memanfaatkan peluang pasar Amlatkar yang telah dibuka selebar-lebarnya di forum INALAC. Pengusaha diberi ruang untuk saling memberi gagasan, pandangan, hingga alternatif solusi dalam mengatasi berbagai tantangan perdagangan bebas.
Terlebih melihat besarnya peluang produk ekspor unggulan khususnya alas kaki bagi UMKM di Jawa Barat, pengusaha di sektor ini harus terus meningkatkan kreativitas dan inovasi agar kualitas produk semakin berdaya saing internasional dan berpotensi untuk ekspor. Selain alas kaki, produk komponen kendaraan dari perusahaan-perusahaan otomotif di Indonesia juga semakin menunjukkan peningkatan, walaupun Thailand, Malaysia, China, dan Vietnam masih menjadi negara pesaing di komoditas ini. Kesempatan untuk dapat mencuri perhatian konsumen maupun mitra dagang dari kawasan Amlatkar dapat di capai dengan berpartisipasi dalam forum INALAC 2021 yang diadakan 14-15 Oktober 2021 serta Trade Expo Indonesia (TEI) 2021 pada 21 Oktober-4 November 2021.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya ajakan untuk berpartisipasi dalam dua acara tersebut, para pengusaha dapat bergabung dalam platform digital yaitu INA Access (www.ina-access.com). Hingga saat ini terdapat 700 produk yang dipamerkan dan berpotensi sebagai komoditas ekspor. Dengan menggunakan platform ini, pelaku usaha juga difasilitasi dengan one on one meeting sehingga dapat mengadakan pertemuan pribadi secara virtual meskipun perbedaan waktu menjadi salah satu tantangannya. Namun berdasarkan pengalaman di tahun 2020, nilai transaksi dari forum bisnis cukup signifikan bahkan lebih tinggi daripada one on one meeting.
Baik di dalam forum maupun secara pribadi, platform ini sangat memudahkan interaksi antara pengusaha dan memudahkan mereka untuk mengetahui produk-produk potensial yang bisa dipasarkan ke negara-negara tujuan ekspor. Hal ini tentu saja akan sangat membantu pengusaha dalam melihat kriteria produk seperti apa yang memenuhi kualifikasi dan berdaya saing internasional. Fasilitas-fasilitas ini hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin bagi para pelaku UMKM di Indonesia dan dijadikan peluang untuk menjawab tantangan-tantangan perdagangan bebas. Tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, industri kreatif juga berpotensi untuk menangkis produk-produk impor yang masuk ke Indonesia. Pengusaha harus meningkatkan kolaborasi antara desainer, perajin, dan pemroses agar produk-produk dalam negeri semakin berkualitas dan dapat mengurangi konsumsi produk-produk impor.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan penjajakan disektor logistik terutama mengenai bagaimana pengadaan kontainer dan juga permasalahan ruang kapal dalam proses distribusi dengan melakukan pembicaraan ke perusahaan-perusahaan kapal besar di dunia. Kelancaran arus barang dalam ekpor-impor menjadi salah satu penentu kesuksesan kinerja ekspor Indonesia. Upaya peningkatan tersebut tidak hanya berhenti pada fasilitasi forum dan permasalahan teknis, pemerintah bahkan bekerja sama dengan sekolah ekspor Indonesia untuk mencetak target 500.000 eksportir baru di 2030. Hal ini diharapkan mampu mendorong para pengusaha maupun calon eksportir memiliki kapabilitas untuk memenuhi tuntutan pasar global.
Selain INALAC, potensi pasar Amlatkar ini akan terus mengalami perkembangan dengan adanya kesepakatan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Kemudian Indonesia juga sedang mengupayakan proses perundingan Indonesia-Mercosur yakni dengan Argentina, Brazil, Uruguay, dan Paraguay, serta Indonesia-CARICOM dengan 13 negara di Karibia dan 12 negara di Amerika Tengah untuk agenda di tahun 2022. Seluruh perjanjian perdagangan ini tidak hanya akan meningkatkan volume perdagangan Indonesia dengan negara-negara di kawasan tersebut, tetapi juga dapat membantu pengembangan industri di dalam negeri.
ADVERTISEMENT