Lunturnya kebudayaan bangsa

Bahasa merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang digunakan dalam melakukan komunikasi dengan sesama baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu negara. Setiap daerah, suku, etnis dan ras memiliki adat, budaya bahkan bahasa yang berbeda-beda.

Dengan menggunakan suatu bahasa daerah, masyarakat akan mampu melakukan komunikasi dengan baik dan mudah. Sehingga akan mampu menumbuhkan sikap sama rata sama rasa. Misalnya bahasa jawa yang sudah mendarah daging digunakan seluruh lapisan masyarakat dipulau Jawa.

Namun pada kenyataannya, bahasa daerah utamanya bahasa jawa sudah mulai luntur dari pelafalan masyarakat. Banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia, banyak memberikan kontribusi negatif penerus generasi bangsa. Diantaranya munculnya trend, style, hingga gaya bahasa gaul yang dikenal Kids Jaman Now.

Trend merupakan segala sesuatu yang sering didengar, dilihat atau bahkan dikenakan oleh mayoritas masyarakat dalam waktu tertentu. Dengan adanya trend yang beredar di seluruh lapiran masyarakat akan memberikan dampak pula bagi kalangan tersebut mulai anak-anak hingga orang dewasa untuk lebih menggunakan dan menggenakan apa yang di dengar dan di lihat tanpa mempertimbangkan baik buruknya.

Misalnya rambut yang dibentuk seperti idola yang diinginkan hingga gadget yang banyak diminati serta digunakan oleh masyarakat. Dengan munculnya trend yang selalu diikuti masyarakat akan berdampak pada kurangnya rasa nasionalisme.

Kurangnya rasa nasionalisme disini ditunjukkan dari semakin memudarnya nilai-nilai budaya serta adanya rasa saling membanggakan dan membandingkan produk-produk yang digunakan.

Style atau gaya adalah segala sesuatu yang cenderung dipilih, diterima dan digemari mayoritas masyarakat yang akan member kenyamanan pada waktu tertentu.

Setiap orang tentu ingin terlihat baik dan menarik dengan apa yang dikenakan, namun terkadang apa yang mereka kenakan akan sangat berdampak pada tingkat dan status sosial yang ada dimasyarakat.

Memang pada dasarnya adanya fashion dibutuhkan dalam menunjang penampilan, namun style yang berlebih akan menurunkan tenggang rasa antar sesama. Sehingga akan muncul jiwa individu dalam masyarakat tanpa mau memperdulikan sekitarnya.

Sedangkan kids jaman now yang sekarang ini sudah merajalela diseluruh lapisan masyarakat membuat para remaja menjadi bobrok hingga menurunkan moralitas, kurangnya rasa percaya diri hingga tidak mempunyai jati diri.

Mulai bahasa yang dipakai para penyandang kids jaman now yang seakan alay dan lebay serta kurang menunjukkan rasa toleransi terhadap sesame dan rendahnya rasa nasionalisme (cinta tanah air).

Selain itu genre music koplo yang digembor-gemborkan dan viral dalam segala arah baik televisi, radio, hingga dunia maya meskipun bahasa digunakan adalah bahasa jawa, namun pada kenyataannya tidak menunjukkan nilai moralitas yang semakin baik malah semakin memburuk. Karena bahasa jawa yang dipakai merupakan bahasa jawa kasar (ngoko) yang mencerminkan jiwa pemuda-pemudi yang tidak memiliki aturan dan tatakrama.

Dengan adanya masalah yang dialami oleh bangsa Indonesia saat ini karena nasionalisme yang dirasa semakin hilang, maka sebagai generasi bangsa yang tak ingin Negara Indonesia semakin terperosok dalam jurang kehancuran maka perlu adanya kesadaran untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme dalam diri bangsa.

Rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan dengan cara bangga menggunakan bahasa daerah sendiri, menjadi diri sendiri tanpa harus ingin menjadi seperti orang lain, menghargai orang lain, mencintai dan menggunakan produk lokal dan lain sebagainya.

Menurut penulis ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan budaya sekarang ini yang telah mulai pudar dan digantikan yang lebih baru dan lebih gaul. Berikut yang mungkin bisa dilakukan untuk memantau aktivitas anak agar tidak mengikuti generasi kids jaman now diantaranya :

1. Perhatian orang tua

Peran orang tua sangat penting dalam memantau perkembangan anak. Orang tua perlu untuk lebih dekat dalam hubungan dengan anak.

Dalam hal ini anak boleh dibebaskan melakukan apa yang ia inginkan dan ia sukai tapi orang tua tetap wajib memantau perkembangan anak, perhatian kepada anak dan bersosialisasi lebih sering di dalam keluarga supaya anak lebih terbuka dengan keluarga. Dari sini anak mulai diajarkan cara untuk menghormati yang lebih tua dan mengajarkan bahasa yang baik sesuai bahasa daerah tempat yang ia tinggali.

2. Hubungan keluarga yang harmonis

Hubungan keluarga sangat penting dalam menentukan kebiasaan dan kepribadian anak. Anak yang tumbuh dengan keluarga harmonis lebih memunculkan sikap dan sosial yang lebih baik. Dalam hal ini anak lebih bisa di didik untuk melestarikan budaya yang diturunkan oleh orang tua.

Berbeda dengan keluarga yang broken home anak malah menjadi lebih tertutup kepada orang lain, lebih dari itu anak akan lebih menekankan pada kebebasan dan ketidak adanya aturan yang berlaku.

3. Pendidikan yang baik

Anak yang hidup dengan pendidikan yang baik maka anak dapat dididik untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan sesuai bahasa yang diajarkan. Selain itu anak juga dapat membedakan apa yang baik dan tidak untuknya.

Anak dengan keluarga terdidik bisa memilih teman sebaya yang dianggap baik dan sesuai kriteria anak. Sebaliknya pendidikan anak yang kurang atau anak putus sekolah mengakibatkan anak tidak bisa menghargai orang lain dan lebih menggunakan bahasa yang kasar kepada yang orang yang lebih tua. Disini anak seharusnya tidak hanya diajarkan nilai umum tetapi juga nilai moral yang berguna bagi anak di masa depan kelak.

4. Anak diajak menggunakan produk lokal

Lingkungan anak yang baik bisa menyebabkan anak tumbuh menjadi anak yang baik pula, serta kebudayaan yang baik lebih bisa di ajarkan pada lingkungan saat ini.

Saat lingkungan dan keluarga sudah dianggap baik oleh anak maka anak bisa diajarkan sedikit demi sedikit untuk menggunakan dan mencintai produk lokal yang berada di indonesia agar kelak nantinya ia bisa menjaga dan melestarikan produk-produk lokal di negaranya sendiri.