5 Kebiasaan Baru yang Bisa Kamu Terapkan di Tahun Baru untuk Selamatkan Bumi

Ribka Carissa Abigail
Mahasiswa Komunikasi Universtas Bina Nusantara Angkatan 2019.
Konten dari Pengguna
17 Desember 2020 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ribka Carissa Abigail tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki akhir tahun biasanya orang akan sibuk membuat resolusi baru, menyusun berbagai rencana liburan, dan masih banyak lagi. Tahun yang baru menjadi momen yang paling tepat untuk mencoba dan beradaptasi dengan kebiasaan baru. Ksampah Kenaikan penggunaan plastik sekali pakai menjadi isu yang sangat mengkhawatirkan beberapa waktu belakangan ini, bahkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang akan tutup di penghujung tahun 2021 karena sudah tidak sanggup menampung sampah warga DKI. Nah, berikut adalah 5 kebiasaan ramah lingkungan yang dapat kamu terapkan di tahun baru.
ADVERTISEMENT
Sumber: Megapolitan Kompas
Sumber: Wander Magazine
Kalau kamu suka membeli makanan dan minum ketika kamu bepergian ke luar rumah alangkah baiknya di tahun yang baru ini kamu juga mengadaptasi kebiasaan baru yakni membawa peralatan makananmu dari rumah. Tahukah kamu bahwa sampah kemasan makanan dan minuman serta sampah peralatan makan merupakan penyumbang sampah terbesar di pantai? Yuk mulai kurangi penggunaan sampah plastik dengan membawa kotak makan, botol minum, dan sendok garpumu sendiri.
Bulk Store atau Toko Grosir yang Ramah Lingkungan
Terkadang sangat sulit rasanya bagi kita untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai bila melihat barang-barang kebutuhan di supermarket yang masih dikemas menggunakan plastik. Nah, kalau kamu ingin menghindari pemakaian kemasan plastik pada kebutuhan sehari-hari, kamu bisa mulai berbelanja di bulk store atau pasar tradisional. Berbelanja di bulkstore (toko yang berkonsep grosir) dan pasar tradisional memungkinkan kita untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari tanpa harus menggunakan kemasan plastik sekali pakai karena kita dapat menyimpan barang-barang tersebut ke dalam kontainer yang telah kita bawa sendiri dari rumah.
ADVERTISEMENT
Sumber: The New York Times
Pembalut adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dari hidup perempuan. Saat datang bulan pasti perempuan menggunakan pembalut untuk menampung darah menstruasi. Namun sayangnya, pembalut yang beredar di pasaran terbuat dari plastik yang sangat sulit terurai dan terbuat dari bahan kimia yang kurang baik untuk kesehatan. Lantas alternatif apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahkan menghentikan penggunaan pembalut sekali pakai? Kamu bisa mencoba melirik menstrual cup dan pembalut kain sebagai solusi. Menstrual cup merupakan mangkuk silikon kecil yang dimasukkan ke dalam vagina dan dapat menampung darah menstruasi yang keluar selama 6-12 jam. Apabila konsep menstrual cup terlalu mengerikan untuk kamu, kamu bisa mencoba menggunakan pembalut kain yang dapat digunakan berkali-kali. Cara menggunakannya sama seperti menggunakan pembalut konvensional hanya saja kamu perlu mencuci dan menjemur pembalutmu agar bisa dipakai kembali.
ADVERTISEMENT
Sumber: CNBC
Cara yang paling efektif dalam mengurangi jumlah sampah plastik adalah dengan mengurangi penggunaannya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih sulit untuk kita bila harus betul-betul berhenti menggunakan plastik sekali pakai. Lalu, bagaimana cara agar sampah plastik tidak terduga tersebut tidak berakhir di TPST? Kamu bisa mulai mendaur ulang sampah plastikmu. Tenang, kamu tidak harus benar-benar mendaur ulang sampah plastikmu sendiri tapi kamu bisa mengumpulkan, mencuci, dan mengirimkannya pada lembaga dan komunitas yang dapat mendaur ulang sampah plastik.
Sumber: Halifax Today
Tahukah kamu bahwa sampah organik yang ada di rumahmu seperti sampah sisa sayuran dan buah-buahan dapat disulap menjadi hal yang bermanfaat? Ya, kamu bisa mengubah sampah organikmu menjadi pupuk tanaman dengan cara mengompos ketimbang membuang sampah organikmu ke TPST yang akhirnya memproduksi gas metana yang berbahaya untuk bumi. Mengompos dapat kamu lakukan dengan menimbun sampah seperti sisa buah dan sayur, ampas teh dan kopi, dan daun-daun kering ke dalam komposter lalu menambahkan mikroba ke dalam komposter. Mikroba inilah yang akan bekerja keras membantu proses penguraian sehingga dalam 4-6 minggu sampah organik berubah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Yuk cintai bumi dengan mulai melakukan perubahan-perubahan kecil seperti 5 hal di atas. Ingat, bumi kita hanya satu lho sayang sekali bukan bila tidak dirawat dan dijaga sepenuh hati?