Elon Musk Menghubungkan Komputer dengan Otak Manusia

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
18 Juli 2019 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada konferensi Selasa yang baru saja berakhir, CEO Tesla (TSLA) dan SpaceX, Elon Musk, tidak bisa menahan kegembiraannya. Ia berbagi kesuksesan penelitiannya.
ADVERTISEMENT
Musk mengatakan perangkat Neuralink-nya terdiri dari chip yang sangat kecil, lebih kecil dari ujung jari manusia, yang terhubung ke 1.000 kabel berukuran sepersepuluh lebar rambut manusia.
Musk menjelaskan chip ini memiliki port USB-C, adaptor yang sama dengan Apple Macbook. Bisa dihubungkan melalui bluebooth ke komputer kecil yang dikenakan di telinga dan ke smartphone.
Neuralink akan diuji coba pada otak manusia di tahun 2020.
Neuralink didirikan pada tahun 2017, tujuannya adalah untuk mengembangkan sistem antarmuka otak-komputer bandwidth ultra-tinggi, untuk mencapai koeksistensi dengan kecerdasan buatan atau AI.
Arti secara singkat, membuat manusia bisa sama pintarnya dengan robot AI. Terutama dalam hal belajar, menyerap pengetahuan, atau mengingat sesuatu, menyimpan memori, dan lain-lain. Sekarang, Musk mulai mengambil langkah besar ke depan, menuju tujuan besar ini.
ADVERTISEMENT
Neuralink dapat berinteraksi dengan iPhone. Neuralink memiliki tiga bagian inti pada seluruh metodenya, salah satunya adalah 'benang'. Berdiameter 4-6 mikron, jauh lebih tipis dari rambut manusia (sekitar 75 mikron), dibandingkan dengan bahan yang digunakan di antarmuka otak-komputer lainnya.
Benang ini tidak merusak atau membawa efek samping terhadap otak manusia, bahkan dapat mengirimkan lebih banyak data, memiliki lebih dari 3.072 elektroda di setiap larik, dan didistribusikan lebih dari 96 utas.
Kedua adalah 'mesin jahit'. Bagian ini merupakan robot bedah saraf, yang dapat menanamkan enam kabel per menit. Seluruh proses kerjanya sangat mirip dengan mesin jahit.
ADVERTISEMENT
Bagian Ketiga, Neuralink juga termasuk chip khusus untuk membaca, membersihkan, dan memperkuat sinyal dari otak dengan lebih baik.
Eksperimen Neuralink pada tikus melalui Port USB-C di kepala pun dapat menghasilkan arus sensor sebesar 10 kali.
Neuralink berencana untuk melakukan uji coba manusia. Pada kuartal kedua tahun 2020, dalam percobaan dengan tikus kali ini, data hanya dapat ditransfer melalui koneksi kabel.
Perangkat Neuralink sangat bermanfaat bagi mereka yang berniat mencari peningkatan memori atau korban pasien stroke, pasien kanker, orang lumpuh, atau orang dengan cacat bawaan.
Tujuan akhir Neuralink adalah menggunakan sistem nirkabel, wireless. Dan sekarang telah terintegrasi ke dalam produk sensor N1. Ukuran chip yang jauh lebih kecil dari ujung jari.
ADVERTISEMENT
Neuralink berencana menanamkan empat alat sensor, tiga di antaranya di zona gerak, dan yang lainnya di zona sensorik. Satu-satunya perangkat eksternal akan dipasang di belakang telinga yang berisi baterai. Dengan koneksi nirkabel, kita dapat berinteraksi dengan aplikasi iPhone.
Para ilmuwan Neuralink menggunakan sinar laser untuk menembus tengkorak, daripada mengebor, yang kedengarannya agak mengerikan memang.
Brown University dari AS telah mengembangkan sistem lengan robot, yang disebut BrainGate. BrainGate mengandalkan array utah, serangkaian jarum keras yang dapat menampung hingga 128 saluran elektroda jarum untuk operasi.
Tetapi jumlah saluran elektroda ini kurang dari yang diharapkan, maksudnya data yang diperoleh dari otak akan lebih sedikit, dan juga lebih sulit daripada garis Neuralink.
ADVERTISEMENT
Ini adalah masalah besar untuk fungsi jangka panjang. Otak bergerak di tengkorak, tetapi jarum array tidak bergerak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan, sehingga Neuralink mencoba menggunakan polimer tipis yang lebih fleksibel.
Tetapi Neuralink secara teknis lebih sulit daripada array utah, karena sangat fleksibel. Untuk mengatasi masalah ini, tim peneliti mengembangkan robot bedah saraf, yang secara otomatis dapat menanamkan enam kabel (192 elektroda) per menit.
Tim Neuralink datang dengan solusi memisahkan kebutuhan antara insertion device dan implanted device. Artinya, semakin keras insertion device semakin baik. Sedangkan, jarum implanted device yang semakin kecil dan fleksibel akan semakin baik.
Mereka mengembangkan sistem yang menggabungkan probe halus dan fleksibel. Terbuat dari polimer film tipis, dengan jarum penyisipan halus dan keras. Semuanya diserahkan kepada robot untuk tugas implan.
ADVERTISEMENT
Sistem ini memungkinkan untuk implantasi probe yang cepat dan tepat. Masing-masing bertujuan pada target secara independen, untuk menghindari pembuluh darah yang terlihat dan menemukan target mereka sendiri. Dengan cara demikian, dapat secara efektif mencegah peradangan dan kerusakan di otak.
Just like grandma says, dalam demo Neuralink, tim menunjukkan sistem yang terhubung ke otak tikus dapat membaca informasi dari 1.500 elektroda dan 15 kali lebih efisien daripada sistem yang ada tertanam dalam tubuh manusia saat ini. Ini memberikan Neuralink nilai penelitian ilmiah atau aplikasi medis yang sangat tinggi.
18 juli 2019