Kecerdasan Buatan saat ini hanyalah kotak hitam

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
12 Juni 2019 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Ricky Suwarno
6 juni 2019
Saya sangat terkesan dengan Konferensi Developers tahunan Google I/O di tahun lalu. Tentang Asisten Suara Google, atau lebih dikenal dengan Google Assistant. Ketika ia menelepon untuk memesan jasa tukang cukur, dan booking restoran.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan Buatan saat ini hanya bisa beroperasi berdasarkan data yang diinput, bila memasukkan hitam, keluarnya juga hitam
Demikian pula, asisten suara Microsoft Cortana, di kantor cabang China, bernama Xiao Na. Xiao Na dapat memesan ruang konferensi dan menyapa Bill Gates dan para hadirin dalam ruangan.
Namun, menurut Hong Xiaowen, wakil Presiden Senior Microsoft Global dan Direktur Microsoft Research Asia, kecerdasan buatan dewasa ini masih tidak dapat menyimpulkan atau memahami seperti halnya manusia. Mereka hanya bisa beroperasi berdasarkan hasil input dan output.
Status Quo kecerdasan buatan terhadap asisten suara termasuk chartbot mencakup tahap: mengenali, memahami, dan menyediakan jasa. Kesulitan paling utama dari AI saat ini adalah “pemahaman”. Karena ruang lingkup yang membutuhkan pemahaman AI memiliki kombinasi yang tak terbatas. Tanpa model yang tepat, sehingga tidak dapat diselesaikan dengan pola yang dimodelkan.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan yang didukung oleh teknologi seperti pengenalan suara, penerjemahan teks, atau Visual komputer masih belum benar-benar memahami makna informasi. Mereka hanya mencocokkan model yang telah ditetapkan. Atau data yang di input.
AI hari ini hanyalah sebuah Kotak Hitam. “Memahami” dalam hal ini, ibarat Kotak Putih. Artinya, Kompeten yang dimiliki manusia tidak hanya mengerti informasi yang diterima, tapi termasuk juga yang tidak dimengerti. Untuk bagian yang tidak di mengerti, manusia akan mencoba menerka. Dan Hal ini sangat sulit bagi AI dewasa ini. Mereka perlu teknologi yang lebih canggih.
Namun, Kotak hitam juga memiliki keunggulan tersendiri. Kotak Hitam tidak akan menyimpang. Hitam adalah hitam. Dan ini sangat adil. Misalnya, Ada sistem penalaran yang membutuhkan kotak putih. Tetapi penalaran semacam itu memiliki pandangan yang mapan. Ketika berhadapan dengan masalah yang kontroversial, manusia pada dasarnya ada prasangka. Dan prasangka ini berasal dari pandangan dan pengalaman sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Apa yang dapat disimpulkan dari posisi tersebut, tentu saja ada prasangka. Lain halnya dengan kotak hitam. Data apa yang di input, akan menghasilkan output sesuai data input. Sekali lagi, bila menginput hitam, keluar hasil hitam.
Just like grandma says, keadaan yang paling cocok sekarang adalah kecerdasan buatan alias “AI” + kecerdasan manusia atau “Human Intelligence” (AI+HI). AI bertugas untuk analisis proses. Dan manusia bertanggung jawab atas analisis mendalam, pemahaman, dan penciptaan.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan teknologi terkini, bisa menelusuri: https://artificialintelligenceindonesia.com/