Peran Libra sebagai Mata Uang Digital yang Kuat

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
10 September 2019 15:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apakah Libra akan menjadi mata uang digital yang kuat di dunia?
zoom-in-whitePerbesar
Apakah Libra akan menjadi mata uang digital yang kuat di dunia?
ADVERTISEMENT
Akankah Libra menjadi mata uang digital yang kuat? Suatu pertanyaan yang akhir-akhir ini banyak bermunculan. Apakah aset enkripsi seperti Libra adalah suatu mata uang? Secara tradisional, suatu mata uang memiliki tiga fungsi dasar, yaitu media perdagangan, nilai penyimpanan, dan unit akuntansi.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya aset crypto seperti Bitcoin tidak memiliki fungsi dan atribut uang sama sekali, kecuali untuk transaksi ekonomi bawah tanah atau money laundry. Hampir jarang ada yang benar-benar menggunakannya untuk membayar dan membeli barang, karena fluktuasi nilainya terlalu besar.

Akankah Libra menjadi mata uang digital yang kuat?

“Libra, yang mengklaim nilainya stabil, akankah Libra menjadi mata uang digital yang kuat di dunia?”
Sebagai media perdagangan, keuntungan terbesar Libra adalah basis 2,7 miliar penggunanya. Bahkan, jika tingkat konversi cuma 10 persen, ada 270 juta pengguna yang setara dengan jumlah total penduduk Indonesia. Dari segi efek jaringan, winner takes all, Libra akan mengarah pada monopoli alami. Jadi, Libra memiliki keunggulan alami sebagai media perdagangan.
ADVERTISEMENT
Namun, sebagai media perdagangan, ada juga kelemahan besar, salah satunya adalah fluktuasi nilai tukar, karena aset cadangannya adalah sekeranjang mata uang internasional. Bukannya mata uang tunggal seperti USD yang legal. Dalam hal ini, ketika Libra menukar uang dengan mata uang legal suatu negara seperti Poundsterling atau Chinese Yuan, maka akan ada fluktuasi nilai tukarnya.
Tentu saja, arah volatilitas mungkin tidak jelas. Kadang mungkin menguntungkan, atau sebaliknya.Tetapi bagaimanapun juga, volatilitas itu sendiri berarti risiko. Ini adalah kelemahan Libra sebagai media perdagangan. Selain fluktuasi nilai tukar, ada juga konsep ekonomi yang disebut 'biaya harga'. Misalnya, di satu negara dengan mata uang tunggal.
Jika Anda menggunakan Libra sebagai media perdagangan, itu berarti ada dua sistem mata uang paralel dengan harga yang sama. Komoditas yang sama akan memiliki dua macam harga dan dua label harga. Bayangkan, semua barang di supermarket memiliki dua set label harga. Satu adalah label harga mata uang legal dan satunya adalah label harga Libra.
ADVERTISEMENT
Karena perubahan nilai tukar, berarti supermarket harus mengubah label harga Libra setiap hari. Ini biaya yang terlalu mahal untuk pengusaha, terutama biaya tenaga kerja dan biaya lainnya. Biaya fluktuasi nilai tukar serta biaya pencatatan akan lebih menonjol di negara-negara dengan mata uang yang kuat. Sebab, apabila mata uang negara kuat berarti mata uang negara tersebut sangat stabil dan populer.
Penduduknya tidak perlu menyimpan atau menggunakan Libra untuk bertransaksi. Oleh karena itu, ruang untuk menggunakan Libra sebagai media pertukaran di negara seperti AS, China, atau UE akan relatif sempit.
“Sebaliknya, pembayaran lintas batas adalah titik penjualan terbesar Libra.” Artinya, memberikan kenyamanan bagi negara-negara berkembang sebagai alat pembayaran. Sebagai contoh, TKI kita yang bekerja di Hong Kong atau Taiwan ingin mengirim uang kembali kepada istrinya di Indonesia. Mereka pada dasarnya akan menggunakan moneygram atau Western Union yang biaya penanganannya sangat tinggi, dan jangka waktu lebih panjang 2-3 hari.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, Libra akan sangat menarik bagi para TKI dalam pengiriman lintas batas dan Facebook sendiri adalah platform sosial media global terbesar. Sehingga pada saat peluncuran produk akan memiliki titik awal yang sangat tinggi. Memudahkan pembayaran lintas batas ataupun pengiriman lintas batas bisa tercapai dalam waktu beberapa menit. Di mana setiap detik bisa memproses 1.000 transaksi.
Libra menggunakan sekeranjang mata uang internasional sebagai aset cadangan, bukannya dolar AS secara langsung. Artinya, siapa pun dapat bertukar dalam mata uang mereka sendiri untuk pembayaran dan pengiriman lintas batas.
Satu hal perlu diingat, biaya pembayaran lintas batas tradisional sangatlah tinggi, di antaranya adalah biaya regulasi dari badan pengawasan. Tidak peduli teknologi baru apa pun yang digunakan, bagian ini tidak dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa dalam sidang Libra, baik Federal Reserve, Departemen Keuangan AS, maupun beberapa regulator, serta Kongres menekankan ketakutan Libra akan digunakan untuk pencucian uang dan pendanaan teroris. Sehingga, biaya pengawasan tidak akan hilang, tidak peduli Facebook mengadopsi teknologi secanggih apa pun.

Libra sebagai Substitusi mata uang

Libra hampir tidak memiliki peluang di negara dengan mata uang kuat dan populer. Sebaliknya, mungkin menarik bagi negara berkembang, terutama negara mata uang yang lemah dan tidak stabil. Sebab, di negara dengan mata uang yang lemah, mereka percaya mata uang digital Libra cenderung jauh lebih kuat daripada mata uang negara mereka.
Sama seperti jika kita secara tidak hati-hati menerima pengembalian uang palsu sesudah makan di tepi jalan. Secara alami, kita akan berusaha mengonsumsi atau menggunakan uang palsu ini terlebih dahulu. Misalnya saja mata uang nasional yang tidak stabil seperti di Zimbabwe. Di mana sekarung mata uang lokal hanya dapat membeli satu kilogram beras ketan. Mereka akan mengonsumsikan mata uang Zimbabwe, lalu menyimpan Libra.
ADVERTISEMENT
Dalam fungsi media perdagangan, uang buruk akan mengusir uang baik. Tetapi, dalam fungsi nilai penyimpanan, uang baik untuk mengusir uang buruk. Di negara dengan mata uang lemah dan tidak stabil, semua orang akan bersedia menyimpan Libra.
Secara umum, negara-negara dengan mata uang lemah adalah negara-negara berkembang dengan pasar keuangan yang kurang maju. Mereka tidak memiliki aset likuiditas dan keamanan yang tinggi. Negara-negara dengan depresiasi tinggi, inflasi tinggi, ataupun valuta asing tidak stabil, menjadikan Libra sebagai pilihan aset yang paling aman bagi penduduk lokal, sehingga terbentuklah substitusi mata uang.
Artinya, warga Zimbabwe tidak bersedia memegang mata uang mereka sendiri, tetapi lebih memilih Libra. Misalnya saja, ada sebagian negara lebih bersedia memegang dolar dibanding mata uang sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ada paradoks di dalamnya. Mark Zuckerberg pernah berkata bahwa Libra adalah keuangan inklusif yang khusus melayani negara-negara dengan mata uang yang lemah. Namun, jika mereka menggunakan banyak mata uang lokal untuk menukar Libra, maka hanya akan menyebabkan mata uang lokal semakin depresiasi.
Depresiasi mata uang nasional akan menyebabkan mereka yang berpenghasilan rendah menjadi semakin miskin, sebab aset mereka semuanya dalam mata uang lokal. Misalnya, Anda tidak dapat memindahkan rumah Anda untuk dijual di luar negeri. Aset seperti itu akan semakin menyusut seiring depresiasi mata uang lokal. Sehingga, hanya akan memperburuk kemiskinan bagi mereka yang hanya memiliki aset mata uang lokal, dan tidak akan mencapai tujuan sebagai keuangan inklusif seperti kata Mark Zuckerberg.
ADVERTISEMENT
Libra akan menghadapi banyak masalah apabila tidak disambut oleh pemerintah-pemerintah banyak negara di dunia. Selain contoh yang lebih ekstrem, Zimbabwe telah mengumumkan penyambutan mata uang apa pun di dalam negaranya. Zimbabwe seperti telah melepaskan kedaulatan moneternya sendiri.
Di samping situasi ekstrem ini, negara-negara lain dengan mata uang yang lemah seperti Thailand, Vietnam, atau negara kita, Indonesia, jika mereka benar-benar mengizinkan Libra masuk, itu sama dengan membiarkan kebijakan moneter dan nilai tukar kedaulatan kita diserahkan kepada Facebook. Sebab, kita tidak dapat mengontrol mata uang digital ini. Kita hanya dapat mengontrol mata uang rupiah kita sendiri. Sehingga, saya secara pribadi sangat mengharapkan BI bisa melarang atau paling tidak mengawasi secara ketat dan serius.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, ada beberapa negara yang takut dituduh menghambat inovasi. Pada saat yang sama, mereka akan mengizinkan Libra masuk ke negaranya, sambil mengamati dan mengawasi. Tetapi, tidak ada yang akan mengatakan bahwa mereka menyambut baik Libra.
Bagi pemerintah yang lebih lemah ataupun tidak, menyambut Libra paling tidak hanya bisa membatasi semua agen pembayaran dan bank komersial mereka untuk tidak menyediakan layanan penukaran dan pembayaran Libra. Karena, pasti masih ada warganya menggunakan metode lain untuk membeli Libra di luar negeri.
Bahkan di China yang memblokir Facebook, juga sulit membatasi warganya untuk memiliki Libra nantinya. Misalnya, Bitcoin yang dilarang beroperasi di China. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan semua lembaga pembayaran dan bank komersial tidak boleh melayani penukaran dan pembayaran Bitcoin, tapi masih ada kebocoran di ekonomi bawah tanah.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, jika secara hukum Donald Trump melarang pengedaran Libra, maka Libra pasti tidak bisa dioperasikan lebih lanjut. Selama tidak ada larangan hukum, tidak peduli apakah itu hanya suatu persetujuan, ataupun memasuki jalur peraturan yang normal, maka bank sentral negara tersebut cuma akan pura-pura tidak melihatnya. Sehingga, menjadikan Libra sebagai mata uang digital yang kuat di mana pada akhirnya Libra akan berbuat semaunya.
Jika Libra bisa diterima oleh kebanyakan orang, dan menjadi alat pembayaran yang populer, maka sangat berkemungkinan Libra berkembang menjadi mata uang digital yang kuat dan berkedaulatan super kelas dunia di kemudian hari.
Libra memiliki kemampuan mobilisasi sosial yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
Hambatan terbesar Libra adalah untuk berfungsi sebagai unit akuntansi. Alasan paling utama adalah unit akuntansi pada umumnya dikendalikan oleh pemerintah. Sangat sulit bagi Libra untuk diakui oleh negara berdaulat.
Tapi jangan lupa, Libra adalah perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada Facebook. Facebook memiliki kemampuan mobilisasi sosial yang sangat kuat. Bahkan, sikap negatif dari para regulator AS tidak dapat sepenuhnya membatasi perkembangannya. Akibatnya, Libra berpotensi menjadi mata uang digital yang kuat berkelas dunia melalui pembayaran lintas batasnya. Secara singkatnya, pembayaran lintas batas adalah titik penjualan terbesar Libra.