'Perang Kuantum' AS dan China

Ricky Suwarno
CEO dan Pendiri Karoomba Asia. Anggota Asosiasi untuk Kecerdasan Buatan China (CAAI)
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2019 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ricky Suwarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita mungkin mengira suatu objek atau benda selalu bisa terbagi tanpa batas. Misalnya dengan pisau, kita bisa memotong dan membagi benda menjadi dua bagian. Tetapi kenyataannya, partikel atau energi dari satu objek pada akhirnya selalu hadir dalam satu salinan. Tidak dapat dibagi-bagi. Planck dan Einstein menamakannya "kuantum.”
Untuk menjadi pemimpin global, kuantum adalah kunci dalam Ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara otomatis persaingan antara dua negara adidaya, AS-China, dalam teknologi kuantum tidak bisa dihindari.
Misalnya lagi, cahaya yang kita temui setiap hari sebenarnya terdiri dari satu bagian energi. Einstein menyebutnya kuantum cahaya.
ADVERTISEMENT
Kuantum kecil ini pada dasarnya berbeda dari objek makroskopis. Ilmu yang mempelajari hukum-hukum gerak kuantum dikenal sebagai mekanika kuantum.

Hukum tentang Kuantum

Para ilmuwan menyimpulkan aturan-aturan kuantum sebagai berikut:
Manusia tidak dapat mereplikasi kuantum yang tidak diketahui kondisinya.
Misalkan kita memasukkan seekor katak ke dalam kotak yang 50 persen kemungkinan akan terbunuh oleh bahan radioaktif di dalamnya. Sebaliknya, masih ada 50 persen kemungkinan bahan radioaktif tidak akan membunuh katak.
Sebelum kita membuka kotak tersebut, kita tidak tahu apakah katak itu masih hidup atau sudah mati. Keadaan katak saat ini dinamakan kondisi superposisi kuantum. Pada saat kita membuka kotak, kita dapat melihat dua situasi. Katak itu masih hidup atau sudah mati.
ADVERTISEMENT
Kuantum, tepatnya berada dalam berbagai keadaan superposisi. Posisi paling atas atau posisi paling bawah.
Setelah dua partikel dalam keadaan terjerat dipisahkan, tidak peduli partikel terpisah seberapa jauh, jika salah satu kuantum berubah, kuantum lainnya segera ikut berubah. Persis seperti elektrokardiogram.
Dalam mekanika kuantum, tidak ada istilah keadaan kuantum posisi yang jelas dan momentum eksplisit kuantum. Bukan karena manusia belum ada instrumen eksperimental yang akurat.

Arah pengembangan yang berbeda

Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya akan bertemu dalam bidang komputasi kuantum.Walaupun masing-masing berkembang ke arah fokus yang berbeda.
ADVERTISEMENT
AS dan China telah berinvestasi besar-besaran dalam sumber daya manusia dan teknologi komputasi kuantum

Persaingan dalam komputasi kuantum

Ronde pertama
China juga sangat aktif mengembangkan teknologi komputasi kuantum. Dalam dunia komputasi kuantum, persaingan utama terletak pada superkonduktor dan semikonduktor. Di antara mereka berdua, China memilih solusi semikonduktor.
Pada tanggal 9 Desember 2015, NASA dan Google berhasil menciptakan komputer pertama yang benar-benar menggunakan komputasi mekanisme kuantum. Dan mengklaim bahwa kode komputer D-WAVE 2X dapat mencapai seratus juta kali dari kecepatan komputer tradisional.
Pada hari berikutnya, jaringan berita satelit Rusia juga merilis berita bahwa tim peneliti Profesor Du dari Universitas Sains dan Teknologi China berhasil membuat komputer kuantum pertama di dunia. Dengan waktu satu detik dapat memecahkan kata sandi yang memerlukan waktu sekitar sepuluh tahun bagi komputer tradisional.
ADVERTISEMENT
Saat ini, komputer kuantum Google hanya berspesialisasi dalam tautan tertentu. Algoritma Google Annealing dapat melampaui komputer tradisional dalam tautan spesifik dan aplikasi tertentu, tetapi masih belum universal.
Penelitian dan kemajuan AS dan China dalam komputasi kuantum merupakan tonggak penting dalam peradaban manusia. China dan Amerika Serikat telah membawa dunia menuju teknologi informasi ke era baru. Tit for tat AS dan China tak terelakkan.
Ronde Kedua
Belum lama ini, berita gembira dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang berhasil mengintegrasikan sistem pemrosesan informasi kuantum ke dalam satu chip. MIT telah mencapai langkah penting dalam chip prototipe baru. Chip tersebut dapat menangkap ion di medan listrik. Dengan menggunakan optik bawaan, chip tersebut dapat mengarahkan laser ke setiap ion yang berbeda.
Walaupun pengembangan kuantum antara AS dan CHina dalam arah yang berbeda, namun akhirnya mereka harus ketemu di "Komputasi Kuantum".
Sementara pada waktu yang berdekatan, CCTV juga mengumumkan hasil pencapaian mereka tentang terobosan kuantum di bawah kepemimpinan Profesor Guo dari Akademi Ilmu Pengetahuan China. Akademi tersebut berhasil mengembangkan chip kuantum semikonduktor.
ADVERTISEMENT
Perkembangan terbaru antara AS dan China dalam hal kepemimpinan Global bisa di telusuri di artificial intelligence indonesia.