Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Stasiun Lambuang : Relokasi Sebagai Strategi Marketing dalam Memajukan UMKM
2 Oktober 2024 10:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ridho Alfarisi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Potensi wisata kota Bukittiinggi tidak ada habisnya. Selain menyediakan wisata alam yang memukau dan wisata Sejarah yang menawan, kota Bukittinggi juga merupakan salah satu pusat kuliner di Sumatera Barat. Salah satu tempat yang memanjakan para wisatawan dengan kuliner di kota Bukittinggi adalah Stasiun Lambuang. Stasiun Lambuang sendiri terletak di jantung kota Bukittinggi, sehingga membuat pengunjung mudah mengakses tempat ini.
ADVERTISEMENT
Stasiun Lambuang merupakan pusat kuliner baru di kota Bukittinggi. Dinamakan Stasiun Lambuang karena tempat ini didirikan di bekas stasiun kereta api di kota Bukittinggi dan kata Lambuang berasal dari bahasa minang yang berarti lambung/perut. Stasiun Lambuang diresmikan pada bukan Maret 2024 dan diresmikan langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Stasiun Lambuang menjadi relokasi bagi para pedagang yang sebelumnya berjualan di area foodstreet tugu Polwan hingga kedepan stasiun kereta api. Area ini memang sudah lama menjadi pusat kuliner kota Bukittinggi di malam hari
Sebelum adanya Stasiun Lambuang ini, para pelaku UMKM berjualan di tepi jalanan dimulai dari area Tugu Polwan hingga ke depan Stasiun kereta api. Area ini sangat ramai oleh penjual dan juga ramai dikunjungi oleh masyarakat, terutama di malam hari. Sehingga, seringkali terjadi kemacetan di area ini.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, muncullah ide dari Pemerintah kota Bukittinggi untuk merelokasikan para pelaku UMKM dan mengumpulkan mereka ke satu tempat untuk berjualan. Selain itu, Stasiun Lambuang ini juga bertujuan untuk memajukan pariwisata kota Bukittinggi dan meningkatkan ekonomi masyarakat kota Bukittinggi, khususnya para pelaku UMKM. Dengan adanya Stasiun Lambuang ini diharapkan para pelaku UMKM dibidang kuliner dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil penjualan mereka. Namun, apakah pemindahan para pengusaha UMKM ini efektif dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM?
Semenjak didirikannya Stasiun Lambuang, para pedagang berada di sepanjang tugu Polwan dipindahkan ke dalam lokasi Stasiun Lambuang dan mengisi gerai gerai yang ada disana. Tentu pemindahan lokasi ini akan berdampak langsung terhadap para pedagang dan juga para pemburu kuliner di kota Bukittinggi.
ADVERTISEMENT
Di dalam Stasiun Lambuang, terdapat sekitar seratus gerai untuk usaha UMKM dan semuanya tertata dengan rapi. Selain itu, disini juga terdapat fasilitas seperti tempat duduk untuk para pengunjung dan juga panggung untuk penampilan music. Hal ini tentu membuat para pengunjung merasa lebih nyaman selama berburu kuliner di Stasiun Lambuang dibandingkan masih berada di tepi jalan sekitar tugu Polwan dahulu. Tentu saja, hal ini dapat menarik minat wisatawan untuk mampir ke Stasiun Lambuang ini sebagai tempat beristirahat setelah mengelilingi kota Bukittinggi seharian.
Selain dari segi kenyamanan, pemindahan lokasi ini membuat pembuatan dan penyajian makanan lebih higienis dibandingkan dahulunya di pinggiran jalan dimana makanan dapat terkontaminasi polusi dari asap kendaraan. Hal ini tentu membuat pengunjung merasa lebih merasa aman akan kehigienisan makanan. “Makanan disini lebih higienis, karena aman dari asap kendaraan” ujar Hadi, salah satu pengunjung Stasiun Lambuang.
ADVERTISEMENT
Relokasi pedagang ke Stasiun Lambuang telah terbukti sukses dalam menarik perhatian wisatawan dari luar daerah. “Kami dulunya berjualan di tugu Polwan. Setelah pindah kesini, kami kehilangan beberapa pelanggan tetap kami yang dulunya suka membeli dagangan kami tanpa harus turun dari motor, kalo sekarang disinikan harus parkir terlebih dahulu. Tapi pelanggan kami yang hilang tersebut tergantikan oleh para wisatawan yang rata rata dari luar kota dan juga para pelajar atau mahasiswa yang juga sering nongkrong disini. Jadi walau kami kehilangan beberapa pelanggan, kami mendapatkan penggantinya yang lebih banyak dibandingkan sewaktu di pinggir jalan dulu” ucap Riki pemilik Waroeng 88, salah satu UMKM di Stasiun Lambuang.
“Kami membuka 2 gerai toko kami, satu disini (Stasiun Lambuang) dan satu lagi di depan Gereja di jalan Moh Syafei, penjualan kami disini lebih baik. Untuk pendapatan sendiri 70% berasal dari sini, dan 30% dari cabang kami didepan Gereja” ujar Hardi pemilik Kebab Goceng, salah satu UMKM di Stasiun Lambuang.
ADVERTISEMENT
Relokasi pedagang ke Stasiun Lambuang dapat dilihat sebagai strategi marketing yang efektif dalam memajukan UMKM. Dengan menggabungkan elemen lokasi strategis, penataan yang rapi, serta fasilitas yang lebih nyaman, Stasiun Lambuang tidak hanya meningkatkan daya tarik bagi wisatawan, tetapi juga menciptakan pengalaman konsumen yang lebih baik. Relokasi ini memaksimalkan potensi pemasaran melalui branding lokasi baru yang menarik serta memanfaatkan arus wisatawan sebagai target pasar. Dengan demikian, strategi ini mampu meningkatkan visibilitas dan pendapatan UMKM, sekaligus memperkuat posisi Bukittinggi sebagai destinasi kuliner unggulan di Sumatera Barat.