Apakah Hujan Membuatmu Lebih Mudah Bersedih?

19 Februari 2017 12:21 WIB
ADVERTISEMENT
Potret tetes hujan di jendela (Foto: nmqseps/Pixabay)
".. Hujan senandung dalam hutan, lalu kelabu mengabut nyanyian"
ADVERTISEMENT
Puisi Hutan Kelabu dalam Hujan hanyalah salah satu dari puisi Sapardi Djoko Damono terkait hujan. Sepilihan sajak yang begitu terkenal, Hujan Bulan Juni, memuat banyak puisi-puisi yang menuliskan tentang hujan.
Kata 'hujan', nampaknya seringkali kali dipakai oleh banyak orang dalam berbagai syair. Kesunyian, kehilangan, kesedihan yang begitu dalam, biasanya menjadi warna-rasa puisi yang mengandung kata hujan. Apakah hujan memang membuat orang merasa lebih mudah sedih dan galau?
Potret tetes hujan (Foto: Giuliamar/Pixabay)
Beberapa penelitian mencoba untuk membuktikan adakah pengaruh cuaca terhadap perubahan suasana hari. Hampir sebagian besar hasil penelitian menyatakan bahwa cuaca tidak memberikan dampak signifikan terhadap perubahan suasana hati. Namun hal tersebut memang berbeda-beda pada setiap orang.
Berdasarkan penelitian Klimstra dalam jurnal kesehatan nasional Amerika Serikat pada 2011 menyatakan ada empat tipe kelompok yang terbentuk terkait pengaruh cuaca.
ADVERTISEMENT
Pertama, summer lovers, adalah mereka yang memiliki suasana hati lebih baik di musim panas. Para pecinta musim panas, sebesar 17 persen, ini merasa lebih ceria, tidak mudah takut, dan marah ketika cuaca lebih hangat.
Namun banyak juga yang membenci musim panas, summer haters, yakni sebesar 27 persen. Cuaca panas ternyata bisa juga membuat orang merasa lebih mudah marah dan emosi.
Tipe selanjutnya adalah rain haters, pembenci hujan, yang beranggapan bahwa hujan membuat mereka lebih mudah merasa depresi dan sedih.
Tapi sebagian besar, 48 persen, nyatanya masuk dalam tipe yang tidak terpengaruh oleh cuaca sama sekali. Suasana hati mereka tidak tergantung oleh banyaknya sinar matahari atau hujan yang turun setiap hari.
Potret sinar matahari (Foto: SplitShire/Pixabay)
Ada beberapa penjelasan ilmiah bagaimana cuaca mampu mempengaruhi suasana hati sebagian orang.
ADVERTISEMENT
Pertama, kurangnya sinar matahari dapat menyebabkan Seasonal Affective Disorder (SAD) karena tubuh memproduksi lebih banyak hormon melatonin. Hormon ini membuat orang lebih mudah dan sering mengantuk lalu tertidur.
Seiring dengan hal itu, otak akan beristirahat dan memproduksi hormon serotonin lebih rendah. Hormon serotonin berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi kesedihan serta depresi. Oleh karena itu, secara tidak langsung kurangnya sinar matahari bisa membuat sebagian orang lebih mudah merasa sedih.
Kedua, suhu dingin juga dipercaya mengurangi tingkat respons balik, ketangkasan, dan aliran darah. Oleh karena itu, peregangan otot setiap pagi diperlukan, terlebih pada musim hujan seperti saat ini.
Jadi, apakah suasana hatimu mudah terpengaruh oleh cuaca?
ADVERTISEMENT