Gempa 5,4 SR di Pulau Bali Dini Hari Tadi Termasuk Fenomena Langka

17 Maret 2017 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Gempa (Foto: Thinkstockphotos)
Gempa berkekuatan 5,4 Skala Richter terjadi di sebelah selatan pulau Bali pada Jumat (17/3) dini hari sekitar pukul 01.39 WIB. Menurut titik gempa nya, laporan menunjukkan bahwa gempa ini merupakan gempa dangkal di zona outer rise.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Jumat (17/3), Meski gempa tersebut tak berdampak di Pulau Bali karena jarak titik gempa yang jauh dari permukiman, tapi fenomena sumber gempa di zona outer rise ini menjadi catatan penting untuk dicermati.
"Gempa dengan episenter di zona outer rise merupakan fenomena cukup langka, karena pusat gempa terjadi di sebelah selatan jalur subduksi lempeng atau di luar zona subduksi, dan memang jarang terjadi," ujar Daryono.
Gempa outer rise terjadi akibat adanya akumulasi medan tegangan kerak bumi dekat lajur subduksi yang mulai membengkok dan menunjam. Di zona ini bekerja gaya regangan (ekstensional) yang memicu terjadinya penyesaran turun. Karakteristik gempa outer rise dengan pergerakan patahan turun ini jika berkekuatan besar dapat berpotensi tsunami.
ADVERTISEMENT
"Patut disyukuri meskipun hasil analisis mekanisme sumber gempa tadi pagi memiliki mekanisme sesar turun (normal fault), tetapi karena kekuatanya relatif kecil maka tidak berpotensi tsunami," jelasnya.
Pada 19 Agustus 1977, gempa outer rise berkekuatan 8,3 SR pernah terjadi di selatan Sumbawa yang kemudian memicu terjadinya tsunami merusak. Peristiwa gempa kuat ini populer dikalangan ahli gempa sebagai 'The Great Sumba'.
Akibat tsunami ini, di Pantai Lunyuk yang ada di selatan Sumbawa, 198 orang meninggal dan hilang, serta lebih dari 1.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Beberapa kasus di tempat lain di dunia, sumber gempa ini juga mampu membangkitkan tsunami besar. Sebagai contoh adalah peristiwa tsunami dahsyat di Jepang, yaitu Sanriku tsunami pada tahun 1933. Tsunami yang dipicu oleh gempa berkekuatan 8,6 SR di zona outer rise ini akhirnya memicu tsunami yang menewaskan sebanyak 3.000 orang.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah peristiwa tsunami Samoa di Pasifik yang terjadi pada 29 September 2009. Gempabumi berkekuatan 8,1 SR di zona outer rise dekat subduksi Tonga juga memicu tsunami dahsyat yang menewaskan 189 orang.
"Catatan sejarah tsunami tersebut kiranya cukup untuk dijadikan dasar bahwa zona outer rise di wilayah Indonesia merupakan zona gempa yang patut diwaspadai dan tidak boleh diabaikan," kata Daryono.