Kalijodo, Lokalisasi yang Disulap Jadi Primadona Millenials

3 Februari 2017 6:40 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi 'terbang' pemain skateboard di Kalijodo. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Apa yang kamu pikirkan jika sepintas mendengar kata Kalijodo? Sebuah tempat lokalisasi yang terkenal di kalangan kaum urban Jakarta yang didominasi oleh wanita tuna susila, pub-pub malam menyediakan miras ilegal, preman dan kepuasan duniawi lainnya. Begitulah cerita yang beredar di masyakakat ibukota dulu.
ADVERTISEMENT
Beragam cerita mulai muncul dari tempat ini. Kawasan Kalijodo mulai terkenal di era 50an ketika saat itu masih banyak anak muda yang gemar ‘nongkrong’ mengisi waktu luang atau hanya sekedar menghabiskan waktu.
Becak mini di area RTH Kalijodo. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Dahulu kala suasana di bantaran kali begitu rimbun. Tidak heran banyak anak muda yang berkumpul di bantaran kali untuk melepas penat, bahkan membawa pasangannya masing-masing.
Nama Kalijodo terdiri dari kata "Kali" dan "Jodo". Dahulu kala konon ada tradisi perayaan Peh Cun yang rutin diadakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa di sekitar bantaran Kali Angke.
Keramaian warga bermain skateboard di Kalijodo. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Setelah akhir Februari 2016 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengggusur lokalisasi ini, kawasan rata dengan tanah itu kemudian disulap menjadi sebuah Ruang Publik Terbuka Hijau Ramah Anak (RPTRA). Kini berbagai kegiatan positif muncul di lahan seluas sekitar 4-5 hektar ini. Salah satunya skateboarding dan bersepeda.
ADVERTISEMENT
Kamis (2/2) Sore, agaknya mendung menutupi kota, Zeck, pengunjung asal Singapura itu kemudian datang. Zeck mengaku senang semenjak dirinya mendengar ada skate park di RPTRA ini.
Kenampakan Kalijodo Skatepark dari udara. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Zeck (27) bersama kedua temannya sengaja datang ke Indonesia untuk berlibur dan menyambangi RPTRA Kalijodo untuk bermain papan luncur. Mereka datang sore dan malam hari.
"Sudah kali kedua ni," ujarnya dengan logat melayu Singapura yang kental.
Kenampakan Kalijodo Skatepark dari udara. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Zeck meneruskan tindakan menggusur lokalisasi ini begitu tepat dan segera digantikan untuk kawasan yang lebih positif bagi masyarakat. "It's nice lah, Since dulu tu jadi letak prostitusi kan, I pikir dah so good overall," ujar pria berambut gondrong berbaju hitam itu.
Lain Zeck, Lain Pula Edi (25) walaupun matahari sudah bersembunyi di ufuk barat dirinya tetap menggowes sepeda kesayangannya yang berwarna hijau, sebuah sepeda berjenis fourcross yang dirakitnya sendiri di rumahnya daerah Muara Karang.
ADVERTISEMENT
"Bagus, bisa memotivasi yang muda untuk lebih baik karena dulu stigma tempat ini buruk karena menjadi lokalisasi," ujarnya kelelahan seusai latihan endurance di lintasan sepeda yang baru itu.
RPTRA Kalijodo (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Edi terlihat begitu senang, wajah bahagianya itu muncul pasalnya dirinya bisa lebih dekat memuaskan hobinya itu yang sudah dilakoninya bertahun-tahun. Edi gemar bersepeda. Di rumahnya dirinya mengaku memiliki tiga sepeda, jenis BMX, Downhill dan yang saat ini dipakainya, Jenis DJ Fourcross. Namun hobinya dulu sulit disalurkan karena tak adanya lintasan sepeda di dekat rumahnya.
Sedari siang, di beberapa sudut ruang terbuka ini suasana juga diramaikan oleh anak-anak dan orang dewasa. Mereka begitu menikmati suasana ruang terbuka ini dengan leluasa. Edi kemudian melakukan beberapa gaya bebas, jumping dan arena papan luncur ditaklukannya berkali-kali.
ADVERTISEMENT
Anak-anak bermain di Skatepark Kalijodo (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Sering freestyle, tergantung juga kalau pas lagi pengen, tapi ini saya lagi latihan fokus, mengejar waktu, seru juga sih."
Edi berharap, kawasan yang sudah bagus ini agaknya masih kurang dengan tempat duduk menyerupai tribun kecil, agar anak-anak atau pengunjung dapat duduk dan melihat pesepeda dan pemain papan luncur ini dengan aman.
"Disediain tribun penonton gitu biar anak-anak kecil enggak kena bahaya tertabrak. Saya sering nabrak anak-anak meleng lalu lalang di situ. Sampai lecet ini sikut saya kemarin jatuh," ujarnya penuh sesal.
Aksi 'jumping' seorang pesepeda BMX di Kalijodo. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Langit ibukota kemudian semakin gelap. Lampu-lampu penerangan mulai menyala terang. Semakin banyak pula orang yang kemudian berkunjung. Malam ini Iar (18) datang bersama teman-temannya. Dirinya dengan teman-temannya Tak lain tak bukan ingin memuaskan hobi fotografinya.
ADVERTISEMENT
"Baru pertama kali juga sih ke sini apalagi ini janjian sama temen temen motret," ujar mahasiswa jurusan penerbitan itu.
Salah seorang pesepeda BMK di Kalijodo. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
"Sudah rapi sih cuman harus disempurnain sedikit lagi aja biar lebih keren lagi." tuturnya optimistis.
Iar bersama teman-temannya kembali memiliki harapan yang besar kepada perkembangan ruang publik terbuka ini untuk ke depannya. "Semoga infrastruktur bisa lebih bagus dan orang-orang lebih disiplin agar tak buang sampah sembarangan dan taat aturan, tadi banyak anak-anak injak-injak rumput jadi rusak kan," tutupnya.