news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Merusak Leuser, Merusak Rumah Harimau Sumatera

13 November 2018 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taman Nasional Gunung Leuser. (Foto: Zuhri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Gunung Leuser. (Foto: Zuhri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kerusakan hutan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Aceh semakin tidak terbendung. Alih fungsi lahan akibat perambahan dan aktivitas pembalakan liar telah merusak paru-paru dunia dan rumah bagi harimau Sumatera di Aceh.
ADVERTISEMENT
“Dengan merusak Leuser sama artinya kita telah merusak rumah harimau Sumatera yang ada di Aceh,” kata Ibnu Hasyim, Manager Database Forum Konservasi Leuser (FKL) Aceh, Selasa (13/11).
Ibnu menjelaskan, Leuser tak hanya kaya akan satwa kunci di dalamnya seperti gajah, orang utan, harimau, dan badak. Tetapi juga menjadi salah satu sumber air bagi kehidupan serta untuk mitigasi bencana. Deforestasi di dalam kawasan hutan Aceh khususnya KEL, harus ditekan demi masa depan generasi serta kelestarian satwa.
Menilik Jejak Masa Depan Harimau Sumatera di Hutan Aceh. (Foto: Dok. FKL Aceh)
zoom-in-whitePerbesar
Menilik Jejak Masa Depan Harimau Sumatera di Hutan Aceh. (Foto: Dok. FKL Aceh)
KEL yang memiliki luas 2,6 juta hektare terbentang di 13 kabupaten/kota, yaitu Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Selatan, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur.
ADVERTISEMENT
FKL telah memiliki tim di sekeliling wilayah Leuser. Namun secara umum kondisi hutan yang menjadi paru-paru dunia itu sangat mengkhawatirkan. Kian hari kejahatan kian bertambah hingga menimbulkan konflik.
Ibnu mengajak semua pihak terkait dan aktivis lingkungan untuk sama-sama menjaga satwa kunci yang masih tersisa di hutan Aceh ini. Karena jika tidak dijaga, seiring berjalannya waktu hewan ini akan semakin punah.
Harimau Sumatera tertangkap (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Harimau Sumatera tertangkap (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)
KEL menjadi salah satu rumah terakhir bagi kelestarian harimau Sumatera dan satwa dilindungi lainnya yang ada di Aceh. Jika hutan ini dirusak tidak ada akan ada lagi tempat mereka untuk bertahan hidup.
“Jika penyelamatannya tidak dimulai dari sekarang, maka akan sangat besar peluang untuk punah. Rumah yang paling bagus untuk harimau itu adalah berada di KEL. Dari seluruh kawasan di Sumatera, hutan yang paling bagus saat ini adanya di sana. Apabila ini rusak, maka saya tidak tahu lagi di mana rumah harimau itu yang paling bagus,” pungkas Ibnu.
ADVERTISEMENT
Harimau Sumatera di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di seluruh wilayah Provinsi Aceh nyaris mengalami kepunahan. Diperkirakan populasi satwa dilindungi itu hanya berkisar 200 ekor.
“Perkiraan kita kalau populasinya tinggal sekitar 200 ekor, itu temasuk yang di dalam TNGL,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo, dikonfirmasi kumparan, Selasa (13/11).
Sapto menyebutkan, data yang diperoleh saat ini masih bersifat perkiraan sebab di tahun 2018 pihaknya sedang melakukan survei untuk mengetahui peningkatan populasi dan penurunan harimau Sumatera di Aceh.
“Tahun ini sedang dilakukan survei okupansi harimau di seluruh Sumatera termasuk Aceh. Nanti dari survei itu akan diketahui apakah ada peningkatan populasi atau penurunan,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Sapto mengatakan, ancaman terbesar yang dihadapi populasi harimau Sumatera di Aceh saat ini adalah perburuan, fragmentasi, dan kerusakan habitat sehingga satwa ini akan semakin sulit untuk berkembang.
“Faktor inilah yang mengusik keberadaan harimau Sumatera sekarang. Secara nasional dan Sumatera, populasi harimau di Aceh tergolong paling besar. Akan tetapi apabila penghancuran hutan terus terjadi, perburuan semakin marak tanpa ada upaya penghentian, populasi harimau di Aceh akan terancam,” imbuhnya.