news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Para Jenderal TNI yang Pernah Dilarang Masuk AS

23 Oktober 2017 9:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan HUT ke-72 TNI (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan HUT ke-72 TNI (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ditolak masuk ke wilayah Amerika Serikat pada Sabtu (21/10) malam. Padahal, Gatot akan menghadiri undangan pemerintah AS yaitu Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs), di Washington DC.
ADVERTISEMENT
Sebelum Gatot, sebelumnya ada beberapa orang jenderal TNI yang pernah dilarang masuk ke AS. Informasi tersebut pernah disampaikan oleh Hashim Djojohadikusumo, adik Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, pada 2014 lalu.
Dalam jumpa pers pada 12 Februari 2014, Hashim mengatakan, ada 7 atau 8 orang jenderal yang pernah ditolak masuk AS, karena berbagai sebab, salah satunya karena persoalan HAM.
"Prabowo hanya 1 dari 7 jenderal yang ditolak Amerika. Ada 7 jenderal yang di blacklist, tidak hanya Prabowo, catat itu!" kata Hashim dalam jumpa pers tersebut.
Dari ketujuh orang jenderal yang disebut Hashim pernah dicekal AS, 5 nama sempat disebutkan olehnya waktu itu. Mereka adalah Letjen TNI (Purn) Sjafrie Syamsuddin, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Jenderal TNI (Purn.) Pramono Edhie Wibowo dan Mayjen TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim.
ADVERTISEMENT
"Pak Sjafri masih ditolak, Pak Wiranto, Pramono Edhie, Zacky Anwar Makarim. Jadi ada 7 atau 8 jenderal yang diblacklist," ucapnya.
Panglima TNI waktu itu, Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto membenarkan ucapan Hashim saat itu. Dia menyebut memang ada beberapa orang jenderal TNI yang dilarang masuk AS karena berbagai persoalan.
"Memang ada fakta kalau 7, 9, 10 jenderal kita diembargo Amerika Serikat, karena kasus pelanggaran hukum, mengapa harus dibantah. Itu fakta," kata Endriartono waktu itu.
Menurutnya, Indonesia pernah 2 kali diembargo oleh AS. Embargo tersebut terjadi pada zaman terjadinya dugaan pelanggaran HAM di tahun 1998 dan peristiwa Timor Timur.
"Kita pernah diembargo dua kali. Itu terjadi zamannya Timor Timur dan pembakaran Jakarta tahun 1998, tapi itu haknya Amerika untuk mengembargo jenderal-jenderal kita. Tapi ya nggak usah dihiraukan, yang penting kita bisa menjadi negara mandiri," ungkap Endriartono.
ADVERTISEMENT
Berikut nama jenderal TNI yang pernah ditolak masuk AS, sebagaimana informasi yang diperoleh kumparan (kumparan.com) dari berbagai sumber, Senin (23/10):
1. Prabowo Subianto
Prabowo Subianto. (Foto: Instagram @prabowo)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto. (Foto: Instagram @prabowo)
Prabowo pernah ditolak masuk ke Amerika Serikat saat hendak menghadiri kelulusan putranya di Boston. Pihak AS sendiri tak pernah memberikan pernyataan resmi kenapa Prabowo dilarang masuk AS. Namun informasi yang beredar menyebut Prabowo dilarang masuk AS karena masalah pelanggaran HAM.
2. Sjafrie Sjamsoedin
Letjen TNI Sjafrie Sjamsoedin pernah ditolak oleh AS saat hendak menemani Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk menghadiri pertemuan G-20 di Pittsburgh, Pennsylvania. Saat itu, Sjafrie menjabat sebagai Sekjen Kemenhan.
Alasan AS menolak Sjafrie, karena dirinya pernah terlibat kasus pelanggaran HAM di tahun 1998.
ADVERTISEMENT
3. Wiranto
Wiranto  (Foto: Adim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wiranto (Foto: Adim Mugni/kumparan)
Menkopolhukam, Jenderal TNI (Purn) Wiranto juga tidak diperkenankan masuk ke AS, dengan alasan pernah terlibat pelanggaran HAM berat di Indonesia.
Media AS pada tahun 2004 menyebut, Wiranto masuk ke dalam daftar WNI yang masuk daftar tersangka penjahat perang, sehingga dilarang masuk AS. Oleh PBB, Wiranto disebut terlibat kejahatan perang oleh PBB, karena di tahun 1999 Wiranto didakwa terlibat tindak kekerasan yang menyebabkan 1.500 warga Timor Timur tewas saat referendum berlangsung.
4. Mayjen TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim
Mayjen TNI (Purn) Zacky Anwar Makarim juga dilarang masuk negara Paman Sam tersebut, pada tahun 2000. Meski tak dijelaskan lebih rinci alasan Zacky Anwar dicegah masuk AS, namun informasi yang beredar saat itu mengatakan bahwa Zacky pernah terlibat kasus pelanggaran HAM.
ADVERTISEMENT
5. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Hashim menyebut Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo sebagai salah satu dari beberapa orang jenderal TNI yang pernah dilarang masuk AS.
Namun hal tersebut dibantah oleh Pramono Edhie. "Saya juga heran dengan pernyataan itu. Kok bisa saya dikatakan yang termasuk dicekal AS, padahal belum lama ini saya baru pulang dari sana," ujarnya pada 2014 lalu.
Seperti dilansir Antara, 13 Februari 2014, Pramono menyatakan perlu meluruskan beberapa hal dan menggunakan hak jawab demi memberikan informasi yang benar sehingga tidak menyesatkan masyarakat.
"Selain pernah menjalani pendidikan special forces di Amerika Serikat pada tahun 1985, 1986 dan 1998, di tahun 2012 saya ke Amerika Serikat, tepatnya di Pangkalan Komando Militer Amerika Serikat-US Asia Pacific Command (USPACOM) di Hawai dalam kapasitas saya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat," katanya.
ADVERTISEMENT
6. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ditolak masuk ke wilayah Amerika Serikat pada Sabtu (21/10) malam. Padahal, Gatot akan menghadiri undangan pemerintah AS yaitu Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs), di Washington DC. Gatot disebut cukup kecewa dengan insiden itu.
Hingga saat ini belum diketahui pasti alasan AS menolak Gatot memasuki negaranya. Namun pihak AS melalui Dubes Joseph Donovan, sudah meminta maaf atas insiden tersebut, dan Jenderal Gatot sudah diperbolehkan memasuki AS.
Permohonan maaf tersebut dinyatakan dalam website resmi Kedutaan Besar AS di Indonesia, yang menjelaskan bahwa benar Gatot diundang oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Joseph Dunford untuk mengikuti Konferensi Pertahanan dalam Melawan Violent Extremism yang diselenggarakan di Washington DC pada 23-24 Oktober 2017.
ADVERTISEMENT
“(Kami) meminta maaf kepada Menlu Retno Marsudi atas ketidaknyamanan yang terjadi pada Jenderal Gatot,” ucap Kedutaan Besar AS dalam pernyataan tertulis, Minggu (22/10).