news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polemik Luhut-Sandi soal Pembahasan Reklamasi

19 Oktober 2017 7:03 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Reklamasi Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Reklamasi Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menko Maritim Luhut B Pandjaitan kesal. Sudah 2 kali Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, membatalkan pertemuan mereka, untuk membahas kelanjutan proyek reklamasi Teluk Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Luhut pada 17 Oktober lalu. Saat itu Luhut mengatakan bahwa Sandilah yang meminta mereka untuk bertatap muka untuk membicarakan masalah reklamasi tersebut, namun Sandi malah mangkir.
"Pak Sandi datang ke saya, beliau janji dibriefing dua kali, dua kali dibatalkan," ujar Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Luhut Pandjaitan dan Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan dan Instagram @sandiuno)
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Pandjaitan dan Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan dan Instagram @sandiuno)
Pernyataan Luhut pun direspons oleh Sandi. Saat mengunjungi SDN 07 Cawang, Jakarta Timur, Rabu (18/10) pagi, Sandi menganggap reaksi Luhut terlalu berlebihan, seperti drama queen.
"Yah kayak drama queen yah," kata Sandi saat itu. Untuk diketahui, istilah drama queen biasa dipakai untuk sesorang yang melebih-lebihkan emosinya dengan cara yang dramatis.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam urusan reklamasi ini, dirinya memiliki niatan yang baik. Karena itulah dia menginisiasi pertemuan dengan Luhut.
ADVERTISEMENT
"Husnudzan saja, sebuah proses yang penuh keterbukaan dan berkeadilan harus kita hadirkan di Jakarta," kata dia.
Istilah drama queen ini, akhirnya sampai juga ke telinga Luhut melalui awak media. Namun Luhut tak ingin menanggapi dengan 'dramatis' pula.
"Ya kalian (wartawan) itu yang nanya-nanya, ya jadi drama queen. ‎Kenapa mesti tersinggung? Semua kalau diniati baik enggak perlu ada yang tersinggung," ucap Luhut di Istana Bogor, Rabu (18/10).‎
Luhut pun mengatakan, Anies-Sandi perlu menjelaskan atas dasar apa mereka menolak reklamasi. Karena bagaimanapun juga, pulau buatan itu sudah terbentuk, bahkan Anies-Sandi pernah mewacanakan untuk mengalihfungsikan reklamasi bukan untuk kepentingan warga.
"Apanya ‎yang ditolak? Kalau ditolak ya silakan. Kan itu haknya pemerintah daerah. Kalau dia menolak, ya kita jangan andai-andai. Nanti biar ketemu saja, diomongin," ujar Luhut.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno
Luhut sepertinya ingin sekali melakukan diskusi terbuka, tak hanya dengan Sandi, namun juga dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang reklamasi Teluk Jakarta ini. Sebab, saat ini Anies-Sandi merupakan orang nomor 1 dan 2 di Jakarta, yang harus bisa mengakomodir kepentingan seluruh warga Ibu Kota, bukan hanya untuk mereka yang menolak reklamasi saja.
ADVERTISEMENT
"Jalan kita terbuka, siapa saja mau datang enggak ada masalah. Satu negara kok. Hanya yang saya titip itu ya kalau tadi anda tanya mengenai hubungan Pak Gubernur itu gubernur ya semua orang DKI, bukan gubernur satu kelompok," ucap Luhut di Kantor Staf Kepresidenan, (18/10).
"Ya saya titip tadi supaya Pak Anies dan Pak Sandi, wagub gubernur, buat semualah," imbuhnya tanpa merinci kelompok yang dimaksud.
Luhut menegaskan, pencabutan moratorium reklamasi sudah melalui prosedur yang jelas, yaitu pengembang memenuhi persyaratan yang sebelumnya jadi ganjalan mereka membangun di pulau buatan itu. Bahkan pencabutan moratorium tanggal 5 Oktober itu atas permintaan Gubernur DKI saat itu, Djarot Saiful Hidayat.
Reklamasi Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Reklamasi Jakarta (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Dari kami sudah selesai, tidak ada alasan untuk tidak diteruskan karena kajian-kajian teknisnya semua sudah dilakukan. Dan saya sebagai Menko Maritim sudah mencabut aturan yang dikeluarkan oleh pendahulu saya tanggal 5 Oktober kemarin. Itu permintaan dari gubernur DKI juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Aksi berbalas komentar antara Luhut dan Sandi pun kembali berlanjut. Belakangan diketahui bahwa inisiatif Sandi mengatur pertemuan dalam membahas reklamasi ini muncul karena diusulkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Saya klarifikasi, bahwa saya yang justru meminta waktunya Pak Luhut. Pak Prabowo menganjurkan saya waktu itu sebelum dilantik untuk menemui Pak Luhut, sowan kepada orang yang kita anggap sangat senior," kata Sandi, di Balai Kota, (18/10).
Dalam klarifikasi tersebut, Sandi membantah telah menolak undangan diskusi bersama Luhut sebanyak dua kali.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak pernah undangan kepada saya dua kali terus enggak hadir. Jadi saya klarifikasi ada pertemuan lanjutan betul dan itu ditangani oleh tim," ujar Sandi.
Sandi meluruskan, usai pertemuan pertama jelang pencabutan moratorium pada tanggal 2 Oktober, dirinya tak lagi bertemu dengan Luhut. Pasalnya, Sandi mengatakan timnya lah yang mengurusi pertemuan dengan Luhut.
"Jadi saya klarifikasi ada pertemuan lanjutan betul dan itu ditangani oleh tim. Saya sudah di-update juga posisi-posisi terakhir. Tapi saya meminta seperti kayak ada enggak kajian tentang lapangan kerja yang diciptakan di sana," jelas Sandi.
Sandi sendiri membuka dirinya jika nantinya Luhut ingin mengundang langsung untuk berdiskusi mengenai proyek reklamasi Jakarta.
"Enggak ada masalah kalau saya diundang. Saya sangat-sangat menghormati beliau. Beliau senior saya. Kalau saya diundang, deket banget kantornya. Saya bisa mungkin lari ke sana," kata Sandi santai.
Aksi Aliansi Korban Reklamasi di Balai Kota (Foto: Diah Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Aliansi Korban Reklamasi di Balai Kota (Foto: Diah Harni/kumparan)
Dalam janji kampanyenya, Anies-Sandi sempat berkomitmen untuk menghentikan reklamasi Teluk Jakarta. Mereka beralasan, proyek reklamasi ini tidak berdasarkan keadilan untuk warga Jakarta. Pembangunan pulau di Teluk Jakarta itu, menurut mereka dapat menyebabkan rusaknya ekosistem yang berujung pada menurunnya pendapatan nelayan.
ADVERTISEMENT
Setelah dilantik, Sandi masih teguh pada pendiriannya tersebut. Sandi menyebut, menghentikan proyek reklamasi adalah keinginan warga DKI. Meski bertentangan dengan kebijakan pemerintah saat ini, Sandi yakin rencana tersebut dapat terwujud.
"Ini teman-teman sabar, tunggu pemda baru dilantik. Kita tahu tuntutan masyarakat, kita tahu tugas kita adalah hentikan reklamasi," tegas Sandi.
Sementara Anies, memilih untuk menunggu rapat paripurna istimewa dengan DPRD DKI Jakarta, ketika ditanya tentang janjinya menghentikan proyek reklamasi itu. Padahal, Selasa (17/10), Aliansi Korban Reklamasi (AKAR) Jakarta sudah melakukan aksi di depan Balai Kota, meminta Anies dan Sandi memenuhi janjinya semasa kampanye.
"Kita hormati perwakilan rakyat dan kita ingin menyampaikan semua rencana kita di hadapan para wakil rakyat. Sesudah sidang itu dilakukan, baru kita mulai langkah. Nah, sekarang kita masih menunggu," ujar Anies di Balai Kota, (18/10).
ADVERTISEMENT