Polri Akan Bentuk Satgas Siber untuk Perangi Hoax di Medsos

14 Juli 2017 11:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Jenderal Polisi  Tito Karnavian (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) Siber. Satgas ini bertujuan untuk memerangi hoax, hingga radikalisme yang menyebar di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Mereka akan melakukan internet patrol, sekaligus melakukan teknik-teknik untuk melakukan defense (pertahanan) maupun counter pada media, atau website yang kita anggap mereka menyebar kebencian dan paham radikalisme," ujar Tito usai menjadi narasumber dalam diskusi Kemenkominfo di Semarang, 13 Juli lalu.
Tito mengatakan, Satgas Siber ini akan terdiri dari 3 satuan, yang nantinya akan dipimpin oleh perwira polisi berpangkat Brigjen.
Tugas utama yang akan dilakukan satgas ini adalah mengklarifikasi dan menetralisir bentuk ujaran kebencian (hate speech) dan fitnah, khususnya yang berpotensi menciptakan doktrik radikalisme anti Pancasila. Satgas ini juga merupakan benteng dari serangan yang disebar Cyber Troops (pengerahan pasukan dunia maya) pada kelompok tertentu, yang bertujuan mengganggu kedaulatan pemerintahan dan persatuan negara.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Hoax. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hoax. (Foto: Thinkstock)
"Kami juga akan memperkuat Cyber Crime di Bareskrim yang mana dipimpin oleh seorang Perwira Tinggi Polisi berpangkat Bintang Satu (Brigjen) untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam patroli di internet sekaligus dapat melakukan investigasi forensik," kata Tito.
Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi Budi Gunawan, menyebut bahwa peredaran hoax yang saat ini marak di media sosial merupakan bagian dari operasi intel di dunia yang bertujuan untuk memecah belah bangsa.
"Ancaman di bidang cyber war dan media war. Marak berita hoax merupakan bagian dari operasi intel dunia yang ingin memecah belah bangsa. Adu domba antar kelompok agama, suku, ulama, lama-lama pemerintah dengan ulama," ujar Budi ketika memberikan sambutan dalam acara Halaqah Nasional Alim Ulama di Hotel Borobudur, 13 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Selain perang siber dan perang media, Budi juga menyebut penyebaran virus seperti ransomware sebagai bagian dari operasi intel dunia.
"Demikian juga dengan penyebaran virus yang kemarin marak di media. Ransomware yang mengganggu jaringan internet di beberapa kementerian," tuturnya.