news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sudah 40 Ribu Warga Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Agung

28 November 2017 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Agung (Foto: Twitter @Sutopo_BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung (Foto: Twitter @Sutopo_BNPB)
ADVERTISEMENT
Gubenur Bali I Made Mangku Pastika mengatakan saat ini Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik setinggi 4.000 meter. Hingga Selasa (28/11), dilaporkan sudah 40 ribu orang penduduk yang mengungsi.
ADVERTISEMENT
"Para penuduk di 22 desa yang terdampak sudah mengungsi dan berdatangan ke titik pengungsian, jumlahnya 40 ribu orang di sejumlah titik. Paling banyak di Karangasem," ujar Made melalui siaran teleconference bersama Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/11).
Meski begitu Made memastikan pengungsi dalam kondisi baik. Mereka mengungsi dengan tertib karena pengumuman sudah diberikan sejak pagi.
"Kondisi pengungsi baik, bersama Dinkes, TNI dan Polri untuk mengurus para pengungsi. Kesehatannya relatif tenang karena status awas sudah disampaikan pada pagi hari sehingga masyarakat sudah tertib menuju pengungisian," jelasnya.
Conference LBP dari Command Center Kemenhub (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Conference LBP dari Command Center Kemenhub (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
Bantuan logistik berupa makanan dan obat-obatan sudah disalurkan ke titik pengungsian. Dapur darurat di titik pengungsian juga sudah disiapkan oleh Kodam IX/Udayana.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Made juga menyampaikan apa saja kebutuhan yang saat ini harus disiapkan untuk mengungsi. Antara lain tambahan akomodasi, MCK darurat dan water treatment.
"Mudah-mudahan seluruhnya potensi di 22 desa itu ada 70 ribu. Jika pengungsi mencapai 70 ribu butuh 20 ton beras, uang lauk pauk 10 ribu per kepala per hari, berarti Rp 700 juta. Kami memerlukan peralatan tambahan akomodasi terpal markas, kompor dan peralatan masak lain. Di samping itu kami juga memerlukan MCK darurat dan alat water treatment karena sungai keruh, air hujan tidak bisa diminum karena mengandung debu," kata Made.
"Kami memerlukan BBM sekira 1 ton per hari. Di samping diperlukan TNI-Polri untuk mengatur jalur logistik dan sebagainya," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pemprov Bali juga bekerja sama dengan bandara dan maskapai, terkait penumpang pesawat yang pulang dan pergi ke Bali. Saat ini sudah ada 60 bus per hari yang disiagakan selama seminggu ini untuk membawa penumpang menuju Surabaya atau Jakarta.
"Kalau mungkin kami memerlukan kapal angkutan dari Benoa ke Surabaya, cukup satu kapal karena sebagian besar calon penumpang ingin naik bus dari Ngurah Rai ke Surabaya atau ke Jakarta. Hari ini sudah diberangkatkan oleh Angkasa Pura dan otoritas dan para pengelola wisata sebanyak 3 bus ke Surabaya, dan mungkin akan mengatur penumpang dari Surabaya ke Bali," jelas Made.
Reporter: Soezono Ebenezer Saragih