YLBHI Khawatirkan Aksi Persekusi Pasca Insiden di LBH Jakarta
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa yang terjadi di depan kantor LBH Jakarta pada Minggu (17/9) disebabkan isu yang berkembang di media sosial, bahwa seminar bertajuk 'Pelurusan Sejarah 65' tersebut merupakan aksi kebangkitan PKI. Paca insiden, anggota LBH Jakarta mengharapkan perlindungan pada lembaga negara, karena mereka khawatir nantinya jadi korban persekusi.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami dengan ini juga meminta kepada lembaga negara Komnas Perempuan, Komnas HAM, LPSK, kepolisian dan lembaga negara lain yang melindungi mereka, kami khawatir stigmatisasi, cap, buruan dan lain-lain bilang kepada mereka persekusi persis seperti yang kemarin-kemarin terjadi," kata ketua bidang Advokasi YLBHI, Muhammad Isnur di kantor Komnas Perempuan, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/9).
Isnur mengatakan, orang-orang yang malam tadi berada di dalam kantor LBH sengaja dirahasiakan identitasnya. Karena Isnur khawatir, bila nama dan fotonya disebar ke dunia maya, nantinya mereka malah jadi korban persekusi.
"Kami juga dari semalam merahasiakan nama-namanya, kami tidak ingin keluar karena beberapa dari mereka diincar, terserang ini nama-nama, foto-foto mereka, sudah diviralkan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kami khawatir mereka korban persekusi di mana-mana termasuk kami juga udah disebar foto-foto. Misalnya Asfinawati ketua YLBHI sudah banyak akun-akun yang memasang foto dia dan menjadi target persekusi. Begitupun yang semalam terpotret di depan gedung LBH nongkrong di tangga itu dipotret dan diambil dan diumumkan di sosial media jadi target riuh 'ini PKI ini PKI', kami khawatir perlindungan akan mereka," lanjut Isnur.
Kejadian malam kemarin, kata Isnur, menimbulkan trauma pada beberapa orang yang berada di dalam gedung LBH. Saat ini YLBHI telah menggandeng Yayasan Pulih untuk menyembuhkan trauma pasca aksi unjuk rasa tersebut.
"Mereka sekarang mengalami trauma, kami sudah minta bantuan ke Yayasan Pulih untuk membantu beberapa yang mengalami trauma gitu karena mendengar kaca pecah, mendengar teriakan. Itu sungguh kalau bagi yang pertama atau kedua gitu mungkin ada gentar gitu ya ketakutan. Saya khawatir berdampak pada mental mereka," ucap Isnur.
ADVERTISEMENT