Sapa Santri, BI Kediri Edukasi Cinta Rupiah di Ponpes Lirboyo

R H Setyo
Pembaca Buku
Konten dari Pengguna
10 November 2021 11:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari R H Setyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri menyelenggarakan kegiatan Edukasi "Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dan Sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)” kepada ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, bertempat di Aula Al - Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (9/11).
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri menyelenggarakan kegiatan Edukasi "Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dan Sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)” kepada ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, bertempat di Aula Al - Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (9/11).
ADVERTISEMENT
Perubahan zaman dalam bidang finansial terus menjadi perhatian Bank Indonesia. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri menyelenggarakan kegiatan Edukasi "Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dan Sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)” kepada ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, bertempat di Aula Al - Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (9/11).
ADVERTISEMENT
Kegiatan Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah dan Sosialisasi QRIS ini dimaksudkan untuk semakin menumbuhkan kecintaan, kebanggaan dan pemahaman Rupiah yang lebih baik melalui pengenalan ciri-ciri dan cara merawat Rupiah, meningkatkan kebanggaan Rupiah melalui pengenalan sejarah uang dan memberikan pemahaman Rupiah yang memiliki fungsi penting dalam perekonomian Indonesia. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan BI Prov Jatim Budi Hanoto dan segenap Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH. Anwar Mansyur, KH. Kafabihi Mahrus, dan KH. An’im Falahuddin Mahrus.
Kepala Perwakilan BI Prov Jatim, Budi Hanoto dalam sambutannya menyampaikan bahwa Edukasi CBP dan sosialisasi QRIS ini ditujukan kepada pemerintah daerah, tokok agama, tokoh masyarakat, ormas keagamaan, lembaga pendidikan, perbankan, generasi milenial, dan seluruh warga Negara Indonesia. Selain itu salah satu tugas Bank Indonesia adalah juga mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran (tunai dan non tunai).
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia memiliki tiga strategi utama dalam rangka menjamin ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan terpercaya, yaitu menjaga kecukupan uang dan memperluas pengedaran uang rupiah, meningkatkan kualitas uang yang beredar di masyarakat (clean money policy), serta mencegah dan menanggulangi peredaran uang rupiah palsu termasuk melalui kegiatan komunikasi publik dan sosialisasi kepada masyarakat.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri menyelenggarakan kegiatan Edukasi "Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dan Sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)” kepada ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, bertempat di Aula Al - Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (9/11).
"Penyediaan uang rupiah yang berkualitas sangat penting dalam menjaga integritas rupiah sebagai salah satu simbol kedaulatan negara. Selain itu, uang layak edar juga memberikan kenyamanan bertransaksi bagi masyarakat. Bank Indonesia berupaya memadukan layanan pembayaran tunai dan non tunai dalam rangka mewujudkan less-cash society yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan peritel agar semakin sering menggunakan instrumen pembayaran non tunai sebagai alternatif uang tunai terutama pada era pandemi saat ini," kata Budi Hanoto.
ADVERTISEMENT
Budi Hanoto juga mengatakan, sejak mengkampanyekan penggunaan transaksi non tunai melalui “Gerakan Nasional Non Tunai” di tahun 2014, inovasi terus dilakukan BI untuk menciptakan transaksi non tunai yang memberikan keamanan, kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi salah satunya melalui kanal “Quick Response Code Indonesian Standard” atau yang lebih dikenal sebagai QRIS.
Adanya pandemi COVID-19 mengakselerasi terciptanya kebiasaan-kebiasaan baru di masyarakat termasuk dalam melakukan transaksi, masyarakat diharapkan bertransaksi secara non tunai sebagai salah satu upaya dalam meminimalisir penyebaran COVID-19 dan membantu agar perekonomian terus berjalan ditengah berbagai pembatasan yang diberlakukan.
Terakhir, Budi Hanoto mengajak pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo dan para santri untuk menanamkan rasa Cinta Bangga Paham Rupiah dari dalam diri sendiri, Membantu Bank Indonesia untuk bersama-sama menjalankan tongkat estafet mengedukasi keluarga/masyarakat tentang Cinta, Bangga, Paham Rupiah sebagai bagian dari kemaslahatan ummat, Mengingatkan masyarakat melalui dakwah & ceramah, untuk bijak berbelanja dan berhemat, sehingga pada akhirnya tercipta cita-cita bangsa dan negara untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, dan terjalinnya kerjasama kelembagaan kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah meliputi Modul Dakwah CBP dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Karena dengan sinergi Bank Indonesia dan tokoh-tokoh agama melalui edukasi sebagai syariatnya serta dengan diiringi do’a Kyai dan para santri, diharapkan Rasa Cinta, Bangga dan Paham Rupiah segera tertanam di dalam sanubari seluruh komponen bangsa," tutup Budi.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri menyelenggarakan kegiatan Edukasi "Cinta, Bangga dan Paham Rupiah dan Sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)” kepada ratusan santri Pondok Pesantren Lirboyo, bertempat di Aula Al - Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (9/11).
Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, KH. Kafabihi Mahrus dalam sambutannya menyampaikan dukungan terhadap upaya BI dalam program Edukasi Cinta Bangga dan Paham Rupiah. Kyai Kafa menyampaikan bahwa kecintaan santri Lirboyo terhadap Indonesia khususnya mata uang Rupiah tidak perlu diragukan lagi, dimana setiap bertransaksi selalu menggunakan rupiah.
"Kecintaan santri Lirboyo kepada mata uang rupiah jangan diragukan lagi, karena setiap bertransaksi santri selalu menggunakan mata uang rupiah. Santri dalam berkontribusi di negeri ini sangatlah besar karena dipondok pesantren para santri telah dibekali perilaku dasar yakni Kejujuran (Shiddiq), Amanah, Menyampaikan (Tabligh), santri juga didorong untuk memiliki kecerdasaran (Fatonah) yang artinya santri harus bisa berpendapat dan berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan kebaikan," terang Kyai Kafa.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui Edukasi CBP Rupiah kepada pondok pesantren sebelumnya juga sudah dilakukan di Ponpes Nurul Jadid, Ponpes Nurul Amanah, Ponpes Manbaul Ulum dan hari ini di Ponpes Lirboyo. Diharapkan kegiatan sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan akan semakin meningkatkan kecintaan, kebanggaan dan pemahaman terhadap Rupiah. (*)