Media Edukasi Anak Berbasis Augmented Reality di Era Digitalisasi

Riri Safitri
Dosen Informatika Universitas Al Azhar Indonesia
Konten dari Pengguna
6 Agustus 2022 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riri Safitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
media edukasi anak berbasis Augmented Reality dan Virtual Reality (dok. penulis)
zoom-in-whitePerbesar
media edukasi anak berbasis Augmented Reality dan Virtual Reality (dok. penulis)
ADVERTISEMENT
Digitalisasi mungkin bukan hal yang baru lagi di telinga kita saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi digital, informasi dan komunikasi. Adanya wabah pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu pemicu percepatan perkembangan teknologi. Banyak hal yang sebelumnya dilakukan dengan interaksi langsung harus digantikan dengan tools dan platform tertentu yang dapat dilakukan secara virtual dari jarak jauh. Salah satu platform yang saat ini mulai banyak digunakan adalah aplikasi berbasis Augmented Reality dan Virtual Reality. Augmented Reality merupakan salah satu teknologi yang memungkinkan penggabungan objek atau lingkungan virtual ke dalam dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Pengembangan teknologi ini dapat dibagi menjadi dua metode tracking, yaitu marker based dan markerless tracking. Metode marker based tracking menggunakan marker berupa QRCode atau gambar sebagai trigger untuk menampilkan objek virtual, sedangkan markerless tracking tanpa penggunaan marker namun dengan menempelkan objek virtual secara langsung melalui face tracking, motion tracking, three-dimensional (3D) object tracking dan lainnya.
Aplikasi berbasis Augmented Reality banyak digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya promosi, hiburan dan edukasi. Pemanfaatan objek virtual dan multimedia dalam aplikasi berbasis Augmented Reality menjadi alasan utama penggunaannya di bidang edukasi, khususnya untuk anak-anak. Hal ini dikarenakan anak-anak merupakan pembelajar yang ulung, mereka dengan cepat dapat menirukan suara yang mereka dengar ataupun gerakan yang mereka lihat.
ADVERTISEMENT
Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan pada anak-anak adalah model mnemonik yaitu strategi untuk mengoptimalkan kinerja ingatan. Metode ini dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, salah satunya yaitu pengenalan kembali informasi yang telah diterima sebelumnya. Pendekatan ini dapat dibantu dengan berbagai cara diantaranya dengan menghadirkan gambaran objek yang akan diingat dan disimpan ke dalam memori. Pada aplikasi berbasis Augmented Reality, pendekatan ini dapat dilakukan dengan menampilkan objek virtual berupa 3D, video dan animasi.
Saat ini dapat kita lihat media edukasi anak yang menampilkan informasi dalam bentuk audio visual, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Anak-anak dapat belajar mengenai angka, berhitung, mengenal huruf dan benda-benda di sekitarnya seperti hewan, buah, alat transportasi dan lainnya melalui gambar bergerak berupa video ataupun animasi tiga dimensi. Mereka dapat melihat objek 3D dan dapat berinteraksi dengan objek 3D tersebut, sehingga memberikan pengalaman belajar yang berbeda pada anak, seperti pada aplikasi edukasi konservasi penyu berbasis Augmented Reality berikut.
ADVERTISEMENT
Edukasi konservasi penyu melalui aplikasi berbasis Augmented Reality di SDN 1 Ujungsemi Cirebon (dok. penulis)
Aplikasi ini merupakan salah satu media edukasi yang memperkenalkan salah satu hewan langka yang ada di Indonesia yaitu penyu, mulai dari jenis dan anatomi penyu. Aplikasi ini juga memberikan edukasi pentingnya menjaga kelestarian penyu melalui konservasi. Pada aplikasi ini, anak dapat mengenal dan melihat 3D beberapa jenis penyu langka melalui layar smartphone dengan mengarahkan kamera pada kartu-kartu yang telah disediakan. Anak juga dapat berinteraksi dengan 3D tersebut, dengan cara memperbesar atau memperkecil ukuran 3D serta memutar 3D untuk melihat bagian depan, belakang dan bagian bawah penyu.
Aplikasi berbasis Augmented Reality mempunyai banyak kelebihan, namun penggunaan aplikasi ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan atau sisi negatif. Salah satunya adalah semakin tingginya intensitas penggunaan gadget pada anak. Hal ini merupakan salah satu permasalahan yang menjadi isu penting saat ini, yaitu adanya anak-anak yang kecanduan gadget dikarenakan tingginya intensitas penggunaan gadget dengan berbagai macam aplikasi di dalamnya. Permasalahan ini dapat dihindari dengan pengawasan yang ketat dari orang tua, dan tentunya pemilihan aplikasi yang tepat untuk anak. Media edukasi berbasis digital atau aplikasi mobile dapat dirancang dengan menambahkan aktivitas-aktivitas fisik di dalamnya, sehingga anak tidak hanya bergantung kepada gadget.
Belajar mengenal hewan sambil bermain dengan media edukasi berbasis Augmented Reality (Dok. Penulis)
Penambahan aktivitas fisik dalam media edukasi digital dapat kita lihat pada salah satu aplikasi pengenalan hewan berbasis Augmented Reality. Aplikasi ini menambahkan aktivitas mewarnai, dimana anak-anak harus mewarnai terlebih dahulu hewan-hewan yang disediakan di dalam buku secara bebas sesuai dengan imajinasi mereka untuk selanjutnya dapat melihat 3D hewan tersebut setelah diwarnai. Aktivitas ini tidak hanya melatih kreativitas dan imajinasi anak, namun juga dapat melatih motorik anak. Penggabungan aktivitas fisik seperti mewarnai, bermain puzzle, mencocokkan gambar dan lainnya dapat membantu menjaga keseimbangan imajinasi, kreativitas dan motorik anak. Aktivitas fisik juga dapat dilakukan secara bersama, sehingga anak tetap dapat berinteraksi dengan orang tua, saudara, teman atau orang-orang di sekitarnya. Hal ini tentunya juga dapat melatih kemampuan komunikasi dan kolaborasi.
ADVERTISEMENT