Reprensentatif SDM Indonesia dalam Perbincangan Pemilu 2024

Rival Laosa
Political Science Universitas Muhammadiyah Jakarta
Konten dari Pengguna
23 Januari 2024 8:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rival Laosa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber photo: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber photo: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia, sebagai negara kesatuan republik yang menyatu dan tersatukan dalam sistem pemerintahan negara yang konkret dari piramida kepemimpinan teratas hingga dibawah dasar piramida kekuasaan dan kepemimpinan. Demokrasi menjadi corak negara kesatuan Indonesia, silih berganti pemimpin adalah gambaran yang terjadi dalam zaman yang berjalan saat ini sejak kemerdekaan bangsa Indonesia. Pemilu sebagaimana representatif dari negara demokrasi yang dimana konsep pemilu atau pemilihan umum berkaitan erat dengan perwakilan rakyat dan pemimpin dari rakyat negara dan rakyat bangsa yang ada. Pemilu sebagai sistem demokrasi penganut kebebasan, sebagaimana dianggap lambang, sekaligus tolok ukur, dari demokrasi itu.
ADVERTISEMENT
Indonesia, dalam menghadapi pergantian kepemimpinan dari kepala negara yang ada, dimana pada 14 februari 2024 pemilu akan dilaksanakan. Diketahui saat ini bahwa Indonesia memiliki 3 pasang calon presiden dan wakil presiden yang dimana pada nomor urut satu (1) ada Anies-Imin, nomor dua (2) Prabowo-Gibran, dan pada nomer urut tiga (3) Ganjar-Mahfud. Masing-masing dari ketiga capres dan cawapres tersebut telah melaksanakan berbagai proses pemilu yang ada, dari kampanye hingga debat.
Debat pertama capres dan cawapres telah berlalu, kemudian masuk pada debat kedua capres dan untuk debat kedua dari cawapres pada 21 januari 2024 malam kemarin. Telah memperlihatkan berbagai kualitas daripada ketiga pasang calon, berbagai narasi yang dipresentasikan dengan berbagai penilaian, kemudian efek yang ditimbulkan pada persepsi Masyarakat umum, memperlihatkan Indonesia masih dalam proses pemahaman dari pada kriteria kepemimpinan bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
Berbagai penyampaian dari pada capres dan cawapres, yang kemudian terbawa hingga pada pembahasan Masyarakat umum kemudian memperlihatkan berbagai perspektif yang ada. Data yang dipresentasikan kemudian dikelola kembali oleh Masyarakat umum, memang sebagian masih terdapat kredibilitas namun tidak dapat dihindari pula, bahwa masih terdapat berbagai persepsi yang belum bisa dianggap matang dalam membungkus proses demokrasi saat ini.
Sebagai contoh, melihat dari pada debat pertama, banyak penilaian yang dilakukan oleh Masyarakat tentang penyelenggaraan debat capres, dari pada sistem debat dan tempat debat seperti podium yang tidak ada dan lain-lain sebagainya. Pembahasan mengenai etika dan kemampuan dari personal capres yang ada. Semua terbungkus dengan bungkusan yang beragam di Masyarakat. Kemudian pengetahuan dari pada cawapres di debat pertama yang sangat menimbulkan persepsi dari pada masing-masing cawapres, seorang anak haram konstitusi yang dikatakan seperti itu namun ternyata dapat membalikan keadaan pada persepsi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kemudian debat kedua dari capres yang sangat terlihat jauh dari subtansinya, yang dimana debat tersebut lebih mengarah kepada perlakuan personal pejabat kementerian bukan pada perlakuan seorang capres. Serta debat kedua cawapres yang memperlihatkan berbagai gimmick yang ada. Senggol menyenggol tentang catatan debat dan catatan MK, kemudian pertanyaan receh dan jawaban yang tidak bertepatan.
Jika kita melihat dari isu yang sangat beragam ditengah Masyarakat, seperti terkait efek debat kedua capres, dihubungkan dengan berbagai bidang seperti BBM yang akan diganti oleh rumput laut, masih ditanggapi dan dibungkus oleh ketidaktahuan akan bidang tersebut, kemudian pada permasalah yang terdengar di berita, yaitu kerusuhan di negara tetangga yang namanya hampir sama dengan nama salah satu daerah di Indonesia timur yang pada akhirnya masih terdapat berbagai isu yang dibungkus dengan ketidak tahuan pada geografis Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada pembawaan salah satu capres yang dikatakan dengan berbagai identitas, seperti menjadi salah satu representatif suatu organisasi keagamaan. Kemudian pada salah satu capres pula yang lebih memperbanyak gimmick dari cara penyampaian kampanye. Dan tidak terlepas pula capres dari salah satu partai penguasa saat ini yang masih menggambarkan kekuasaan yang dominan, permainan pada rapat yang menjebak. Keterpihakan yang diperlihatkan para pejabat negara bahkan yang tertinggi pun terlibat.
Dengan menghimpunkan daripada berbagai isu yang ada, bisa dikatakan memang dalam politik, terutama demokrasi, halnya kebaikan Bersama perlu melalui berbagai penyaringan yang ketat dalam Masyarakat umum, dengan isu yang kebenarannya perlu dipertanyakan ataupun memang propaganda yang sedang dimainkan. Pemahaman dari pada hal ini masih banyak perlu dibahas kembali, terkait esensi substansi yang sebenarnya diperlukan dan seharusnya dijalankan dalam proses demokrasi di negara kesatuan ini.
ADVERTISEMENT
Berbagai perbincangan mengenai pemilu 2024 terutama pada pemilihan presiden dan wakil presiden masih banyak membawa suatu perbedaan antara ketiga pendukung pasang calon tersebut. Etika politik, etika Masyarakat dan etika personal perlu dipahami dalam berbagai proses politik yang ada, sebagaimana demokrasi untuk tujuan kebaikan Bersama maka konflik perlu diselesaikan dengan jalur yang benar dan sesuai dengan konsensus yang ada. Proses pemilu ini bukan sebagai cara menilai calon pemimpin namun sebaliknya pula menjadi gambaran untuk para calon pemimpin memperlihatkan segala bentuk kebaikan Bersama dengan mengedukasi Masyarakat umum, ya walaupun politik tidak ada kawan dan tidak ada lawan. Tidak ada yang salah dan benar dan hanya ada menang atau kalah.
Sebagai Masyarakat umum, perlu adanya sosialisasi antar sesama Masyarakat untuk saling mengedukasi, memperlihatkan, melibatkan dan mengusahakan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Perlu adanya timbal balik antara pemimpin dan yang dipimpin ataupun yang dipimpin dengan pemimpinnya, perlu memahami akan arah kebaikan bersama, bukan kebaikan perseorangan. Agar Indonesia dapat terlihat representatif SDM nya yang sesuai dengan identitas Indonesia, berlandaskan Pancasila, dari ketuhanan sampai dengan keadilan yang dimana dari kelima sila tersebut terdapat kata manusia yang adil dan beradab, ya negara dengan adab kesopanan walapun pada situasi politik yang tidak menentu.
ADVERTISEMENT
Penyelenggara, peserta, ataupun penentu dari demokrasi bangsa Indonesia ini adalah yang menggambarkan siapa Indonesia sebenarnya pada mata Dunia.
Oleh : Rival Laosa
Ilmu Politik
PC IMM Cirendeu